Ingatan Masa Kecil

868 42 6
                                    

hari pertama tiara masuk ke taman kanak kanak ia belum mendapatkan teman. tetapi ia bertemu dengan seorang anak laki laki yang seumuran dengannya. namun ia takut untuk berkenalan. tiba tiba ank laki laki itu menghampirinya. tiara sedikit takut, tapi ia berusaha bersikap biasa. ia menganggap mungkin ia bisa berteman baik dengan anak laki laki itu.

"hai, nama kamu siapa ?"

"nama aku tiara, kamu siapa ?"

"aku jonathan, panggil aja nathan"

"ehm natahan, kamu udah lama ya sekolah disini"

"iya, gak papa ayo masuk gak usah takut"

nathan menarik tiara untuk memasuki kelas barunya. tiara yang baru pertama kali di situ merasa sedikit takut. namun saat ia di kelas ada ibu guru yang sangat baik padanya. membuat tiara menyukai sekolah itu. disekolah tiara bisa mendapat teman teman baru dan juga bisa memiliki guru yang sangat baik padanya.

tiara sangat betah di sekolah barunya. ia merasa lebih hidup disana ketimbang ia berada di rumah neneknya yang seperti neraka. di sekolah ia selalu bermain dengan nathan. nathan sangat baik padanya bahkan dia selalu menjaga tiara saat tiara di nakali oleh anak anak lain.

nathan menjadi sahabat baik tiara sejak itu. kemana mana mereka selalu bersama. tetapi kebersamaan mereka lebih sering terjadi di sekolah. karena jika dirumah tiara selalu di kekang untuk tidak keluar rumah. tiara pasrah saja dengan aturan tante dan neneknya itu.

walau dalam hatinya ia berharap nenek dan tantenya berbaik hati untuk mengizinkan tiara bermain. ia sangat ingin bertemu dengan nathan bermain bersama. saat ini harapan satu satunya adalah kakeknya. hanya kakeknya yang selalu membelanya jika ia dimarahi.

****************

tak terasa tiara sudah bersekolah selama satu tahun. senang sedihnya selalu ia lewati bersama nathan. nathanlah yang selalu menemani tiara. saat tiara sedih karna mengingat orang tuanya. atau saat ia melewati ulang tahun tanpa orangtunya dan juga hari ibu tanpa kehadiran seorang ibu di sisinya.

seperti saat ini tiara teringat lagi dengan kedua orang tuanya. nathan berada di samping tiara dan menenangkan tiara. ia memeluk tiara dengan sayang, menghibur tiara. orang orang yang melihat mereka terharu dengan persahabatan mereka yang begitu kuat.

di sela sela tangisannya bertanya pada nathan. ia takut nathan meninggalkannya juga seperti orang tuanya. ia takut kehilangan nathan karena nathanlah penopangnya saat ini. nathanlah pelipur lara, di kala ia bersedih. dan nathanlah sahabat terbaiknya, jadi ia tak ingin kehilangan nathan seperti ia kehilangn orang tuanya.

"nat"

"iya, kenapa tiara?"

"nathan maukan janji sama tiara"

"janji apa tiara?"

"nathan janji kalo nathan gak bakal ninggalin tiara kayk orang tua tiara"

"iya nathan janji, nathan akan selalu ada di samping tiara. dan nathan akan jagain tiara"

ke dua anak tersebut menautkan jari kelingkingnya. orang orang yang ada di sekitar mereka. menangis haru melihat persahabatan mereka.

mungkin janji mereka hanya dianggap omong kosong belaka bagi orang dewasa. tapi siapa yang tau bahwa ke dua anak kecil tersebut telah mengukir nama sahabat mereka di hati mereka masing masing. dan janji yang mereka ucapkan adalah janji yang akan mereka jaga hingga mereka dewasa nanti.

sejak itu mereka semakin dekat. dimana ada tiara disitu ada nathan begitupun sebaliknya. hingga mereka memasuki sekolah yang lebih tinggi yaitu sekolah dasar.  selama 3 tahun berturut turut tiara dan nathan sekelas. dan juga nathan selalu menjadi teman sebangku tiara. serta selama ini nathanlah yang selalu menjaga tiara.

hingga suatu hari...

"tiara" panggil nathan.

"iya nathan kenapa?"

"ehm, nathan mau ngomong sesuatu sama tiara. tapi tiara harus janji kalo nathan ngomong tiara gak boleh nangis ya :)"

"iya tiara janji, tiara gak bakalan nangis" ucap tiara.

tiara yakin bahwa nathan bakal ngomong sesuatu yang bikin tiara sedih. tapi karna tiara udah janji sama nathan ia gak bakal nangis. walupun sebenarnya matanya sudah berkaca kaca. dan air matanya akan tumpah.

"Tiara maafin nathan, nathan belum bisa nepatin janji nathan sama tiara. Nathan belum bisa jadi sahabat yang baik buat tiara. Nathan harus pergi, ayah nathan di pindahin dinas di lain kota. Jadi nathan harus ikut sama mereka. Tapi ingat satu hal tiara. Mungkin sekarang nathan ninggalin tiara. Tapi suatu saat nanti nathan akan kembali lagi buat tiara. Dan bila saat itu tiba nathan gak akan ninggalin tiara lagi" jelas nathan panjang lebar.

Tiara tak bisa menahan air matanya lagi. Walau ia sudah menahannya sekuat tenaga tetap saja air matanya keluar dengan sendirinya. Tiara merasakan sesak di dadanya. Apa yang takutkan selama ini terjadi juga. Nathan sahabat satu satunya harus pergi meninggalkannya. Tapi apa dayanya ia tak mungkin menahan nathan.

Karena ia tak mau nathan merasakan apa yang ia rasakan. Ia tak mau nathan merasakan tak enaknya tanpa orang tua. Jadi yang dapat ia lakukan hanya menangis. Menangis karena takdirnya yang sangat memilukan. Mengapa takdir begitu tega dengan tiara. Apa belum cukup beban yang tiara tanggung selama ini. Dan kenapa takdir juga begitu tega mengambil sandaran satu satunya tiara.

"Maafin tiara ya nath, tiara juga gak bisa pegang janji tiara. Buktinya tiara sekarang malah nangis kayak gini. Tiara gak papa kok nathan pergi. Tiara rela asalkan nathan janji nathan gak akan pernah lupain tiara. Nathan gak akan pernah tiara lupain. Karena punya tempat tersendiri di hati tiara" kata tiara dengan air mata yang tak bisa berhenti.

"Shet... tiara gak boleh nangis kayak gitu dong. Nathan jadi gak tega buat ninggalin tiara kalo tiara kayak gini. Nathan janji kalo nathan gak bakal lupain tiara.  Karena tiara juga punya tempat tersendiri di hati nathan. Jadi tiara gak bakal bisa nathan lupain" ucap nathan tersenyum tulus.

Tiara yang mendengar pernyataan nathan langsung memeluk nathan erat. Ia tak yakin bisa bertemu lagi dengan nathan. Nathan itu sahabat terbaik tiara. Sahabat yang selalu ada saat susah maupun senang. Sahabat yang selalu menjadi sandaran dan penopang bagi tiara.

Tiara tak yakin kuat melawan takdir sendirian tanpa ada nathan di sampingnya. Tanpa ada teman lagi yang mendampinginya seperti sekarang. Mulai saat ini tiara harus belajar. Belajar melewati takdir tan ada nathan di sisinya. Ia harus berdiri sendiri sekarang. Karena sandarannya sudah di rebut paksa oleh takdir.

Ia tak mungkin memyalahkan takdir hidupnya. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya bisa menjalani taldir. Menjalaninya seperti air mengalir dari atas kebawah lalu ke atas lagi. Roda juga selalu berputar kadang di atas terkadang juga di bawah.

Terkadang ia merasa bahagia terkadang pula ia harus merasakan duka. Tapi sekarang saatnya ia merasakan duka. Duka karena ia harus kehilangan sahabatnya sekarang. Tapi ia percaya bahwa takdir juga akan mempertemukannya kembali dengan nathan.

"Tiara inget kata kata nathan ya. Nathan pergi untuk kembali. Jadi tiara gak usah takut kalau nathan pergi. Karna suatu saat nanti nathan akan kembali lagi kesamping tiara. Dan jadi sandaran dan penopang tiara lagi seperti saat ini" kata nathan dengan mata berkaca kaca.

"Tiara janji, tiara bakal selalu inget kata kata nathan. Tiara juga akan selalu nunggu nathan"

Mereka berdua berelukan untuk mengingat aroma satu sama lain. Dan mengingat kenangan kebersamaan mereka. Serta air mata mereka yqng terus mengalir tanpa henti. Pohon serta rumput di sekitar mereka menjadi saksi bisu. Perpisahan dua sahabat itu. Mungkin raga mereka terpisah tapi hati mereka tetap bersama. Hati mereka tetap saling terhubung karrna kekuatan persahabatan.

Ok ok kali ini aku mau tanya feelnya dapet gak. Kalau kalian tau amanat yang kali inu jangan lupa vote and comment ya.

Ayah, Ibu Apa itu Bahagia ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang