Author Pov!
"Kenapa lo megang-megang kepala Anaya?" Tian bertanya dengan nada setengah serius setengah bercanda. Kemudian Tian tersenyum begitu melihat Aya bersiap-siap kabur darinya. "An, elo mau kemana?" Tian bertanya agak kencang, karena Aya sudah mencapai pintu.
"Bukan urusan lo" Jawabnya tanpa menghentikan larinya, Tian tertawa geli. Sudah sejak tadi pagi, Aya selalu kabur darinya. Dan itu sangat lucu.
"Kamu seneng banget sih godain dia, say" Tian menoleh begitu merasakan sebuah tangan menggenggam lengannya lembut. Em, Tian mengerutkan kening. Sepertinya ini pacar terbarunya, tapi siapa ya namanya? "Kalau kamu nggak lupa, aku Tania sayang."
Tian tersenyum, membuat Tania hampir meleleh di sebelahnya. "Ah iya, Tania." Tian mengangguk-angguk, namun Tania sama sekali tidak tersinggung. "Oh iya kebetulan kamu disini, aku mau ngomong penting." Tian melepas tangan Tania darinya, dan menghadapkan dirinya ke hadapan Tania.
"Mau ngomong apa sayang?" Tania bertanya sambil tersenyum manis, Tian menatap senyum itu datar.
"Kita putus ya, Tan" Seolah kata-kata itu begitu ringan, Tian mengucapkannya sambil tersenyum lebar. Tania menatap Tian dengan bimbang, antara ingin menangis tapi juga ingin meleleh melihat senyum itu. Kemudian tanpa babibu lagi, Tian langsung meninggalkan Tania yang matanya sudah berkaca-kaca.
Satriyo menatap kejadian yang barusan terjadi didepannya dengan wajah melongo. Itu tadi adegan putus paling indah yang pernah dia lihat. Namun menjadi sangat menjengkelkan ketika Tania mulai menangis dengan kencang, membuat Satriyo yang harus menenangkannya. Sialan Tian! Rutuk Satriyo dalam hati.
&&&&&&&&&&
"Jadi teman-teman, akhirnya acara bakti sosial tahun ini telah selesai. Gue bener-bener bersyukur banget sama kerjasama kalian, sampai akhirnya acara ini bisa berhasil. Dan dengan bangga gue bilang, kita udah berhasil bikin Masjid dan Perpustakaan di sini." Satriyo tersenyum lebar pada semua temannya yang mengelilinginya. "Dan acara terakhir, adalah pembacaan Al-Qur'an oleh teman kita. Anaya Putri"
Tian menatap Aya yang berjalan ke tengah kerumunan, kemudian dia duduk di sebelah Satriyo. Aya membuka sebuah buku ditangannya, kemudian Satriyo membawakan mick di depan mulut Aya. " Audzubillahiminasyaitonirojim, bismillahirohmanirohim...."
Tian merinding. Dia tidak mengerti sama sekali dengan apa yang Aya katakan, tapi dia tau itu sangat indah. Bahkan teman-temannya yang tadi sempat menggerombol di sisi lain, kini ikut duduk di lingkaran. Dan Aya melanjutkan melantunkan surat-surat di Al-Qur'an-nya. Tian merasakan hatinya bergetar, apa yang terjadi padanya?
Tepuk tangan mengakhiri suara Aya yang menghilang, dan dari sudut, Tian bisa melihat Aya menangis. Bukan menangis, tetapi mata-nya berkaca-kaca.
"Thanks Nay" Lamunan Tian buyar begitu mendengar suara Satriyo lagi. "Baik dengan begitu, acara Bakti Sosial kali ini resmi ditutup. Terimakasih atas bantuan dan kerjasama-nya, terimakasih." Tepuk tangan lagi.
Sekarang kami semua berjalan ke Bis yang akan membawa kami kembali ke sekolah, Tian tersenyum begitu melihat peta tempat duduk di bis. Pasti bakal ada keributan lagi.
Tian naik ke Bis, dan melihat Aya dan Sarah sudah marah-marah. Dengan cuek namun menahan tawa, Tian duduk di kursi kedua dari depan.
"TIAN!! Lo ngapain duduk disitu? Pindah gak lo?!" Sarah tiba-tiba sudah menarik-narik lengan Tian.
"Ini kursi gue, cantik." Tian menjawab kalem, apalagi melihat Aya malah diam saja.
"Elo duduk sama Prada aja gih sono!!" Sarah masih marah-marah, membuat kehebohan di bis. Tian menoleh ke belakang, dua kursi dibelakangnya. Prada sudah duduk dengan nyaman sambil mendengarkan mp4. Tian tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love 1 : You can't live without love?
Novela JuvenilCopyright © 2013 by luthfia_AF WARNING : CERITA BELUM DIREVISI SAMA SEKALI. SEGALA KESALAHAN PENULISAN, INFORMASI, ATAU LAIN SEBAGAINYA DIBIARKAN APA ADANYA DI SINI. TERIMAKASIH Sebastien Andrew. Cowok blasteran, kece, cakep, keren, tajir, dan ... c...