1

93 12 2
                                    

Zefanya Charloline Wilson POV


Hay, perkenalkan Namaku Zefanya Charloline Wilson. Nama panggilan ku adalah Anya.
Saat ini aku lagi dalam perjalanan pulang dari les menuju rumahku. Jarak dari tempat les dan rumahku tidaklah jauh, cukup berjalan kaki saja sudah sampai.

"Anya pulang!" ucapku ketika sudah menginjakkan kaki di dalam rumah. Aku melihat rumah nampak sepi

"Mama dan ayah kemana?" fikirku ketika tidak menemukan mereka di ruang tamu dan dapur. Tidak lama kemudia ketika aku meliwati kamar mama dan ayah.

"Ternyata mama dan ayah ada di kamar" batin ku

Tetapi tidak sengaja aku mendengar sesuatu dari pembicaraan mereka berdua, dari luar kamar mama dan ayah

"Gimana mah?, apakah mama setuju dengan perkataan ayah barusan?" ucap ayah di dalam kamar

"Mereka bicara tentang apa sih?",ucap batinku. Merasa kepo, aku pun ingin mendengar kan semua pembicaraan mama dan ayah di dalam kamar

"Aku si setuju aja, tapi bagai mana dengan Anya, apakah dia mau di jodohkan dengan Rey yang sekarang ini berumur 27 tahun dan sedangkan anya masih 18 tahun?"

"DEG"

sekejap hati ini terasa sakit. Sakit sekali.
Tiba-tiba setetes air mata terjatuh seketika dan mengenai pipiku.
aku sungguh kaget dan kecewa. Dalam lubuk hatiku terdalam saat ini benar-benar tengah menangis.
rasanya aku ingin lari, ingin lari dari kenyataan saat aku tidak sengaja mendengar kalau ternyata aku di jodoh kan kepada anaknya teman papa yang jauh lebih tua dari pada ku dan umurnya saat ini adalah 27 tahun dan sedangkan aku sekarnag ini baru berumur 18 tahun.
bagai mana aku bisa terima, sedangkan aku saja tidak tau sipat laki-laki yang akan di jodohkan dengan diriku nantinya.

Ya Tuhan, tolong bantulah aku sekali ini saja, ijinkan aku mengubah takdir ku ini. jika takdirku ini adalah menikah dengan laki-laki yang di jodohkan ayah kepada ku, aku mohon ya Tuhan, ijinkan aku mengubah takdir itu.

Tampa menunggu pembicaraan mama dan ayah selesai aku segera beranjak ke kamar ku, sebelum semua air mata ini keluar terus-menerus dari mata biru ku ini

Sesampai nya aku di dalam kamar aku langsung mencari handphone ku dan langsung menghubungi Nabila

"Hallo na?...lu ada di rumah ga?" tanya ku

"Ada, emang kenapa? Lu mau ke sini?" jawab nabila

"Nyokap bokap ada?" tanya ku lagi

"Ga ada, nyokap bokap masih di luar Negri"

"Gua ke rumah lu Ya!. Sampai ketemu di rumah lu. Bye!"  ucap ku tampa ba-bi-bu dan aku langsung mematikan telfon nya dan  langsung pergi menuju ke rumah Nabila sahabat baik ku

***

Setelah sampai di depan rumah Nabila aku langsung memencet bel

"Ting-tong"

"Masuk aja Anya!" ucap Nabila di dalam sana. Dan tampa ba-bi-bu lagi, aku langsung masuk. Setelah aku Duduk di sofa, Nabila langsung menarik tanganku dan membawaku ke kamarnya

"Tumben amat lu mau ke rumah gua?. Biasanya juga saat gua ajak lu ke rumah gua, pasti lu selalu banyak alasan. Malas lah, capek lah, sibuk lah. Dan blabalabla...." omel Nabila panjang lebar membuat ku pusing mendengarnya

"Please deh na!, mulut lu bisa di kasi rem dikit napa!. Gua males tau ga denger omelan lu. Malam ni gua mau curhan ni sama lu dan sekalian mau bilang ke elu, boleh ga malam ni gua tidur di sini?..boleh ya?" ucapku dan memohon pada nabila

"Boleh kok, lu kan sahabat gua. Masa lu ga boleh tidur di sini sih" jawab nabila dan langsung memeluk ku erat
"Eh btw, lu mau curhat apa?" sambung nabila lagi

"Sebenarnya gua lagi kesal sama nyokap dan bokap gua" jawabku

"Kesal kenapa?" tanya nabila kepo

"Gimana gua ga mau kesal coba!, Masa gua di jodohkan dengan anaknya teman bokap gua sih!. Gua kan ga mau!. Lulus Sma aja belum, masa udah main jodoh-jodoh kan aja sih" jelasku panjang lebar
"Dan yang paling membuat gu kesal dan gak terima adalah, masa yang akan di jodohkan dengan gua umurnya 27 tahun. Lah gua baru aja 18!. Jauh banget kan!" lanjutku dan nabila tertawa

"Ga ada yang lucu Kok tertawa si!. Dasar b*biucap batin ku

"Hahaha!....yang benar? Apa lu hanya bikin lelucon aja sama gua?" ucap Nabila dan lagi-lagi dia tertawa

"Woy babi, lu kira muka gua yang polos ini nampak seperti pembohong napa!?" sahut ku

"Ya? dia marah... Sorry dong Anya. Gua minta maaf deh sama lu. Terus gimana, apa lu udah ngeliat tuh muka orang yang akan di jodohkan dengan lu?" tanya nabila, dan aku hanya menggeleng-gelengkan kepala

"Gua ga tau na. Gua tau gua akan di jodoh kan aja baru tadi pas gua pulang dari les" jelas ku

"Oh....semoga aja dia ganteng ya" ucap nabila mencoba menghibur tapi tetap aja, bagi ku ini tidak mumpan. Hati ku tetap aja masih terasa sakit. Gimana ga mau sakit coba!, masa aku harus menerima hubungan yang akan di sahkan di depan semua orang dan Tuhan atas dasar keterpaksaan begini!. Hah!? Jangan harap aku mau.

"Ah sudah lah, gua ga mau curhat lagi. Gua capek. Lama-lama bukannya enakan tapi tambah sakit tau ga!" ucapku

"Ya udah mendingan kita cari makan malam yuk di luar biar hati lu yang rapuh itu jadi mendingan" ajak nabila dan aku langsung menganguk.

"Yuk, kebetulan gua juga tadi belum makan" jawabku

"Ma, pa, maaf kan anya karna malam ini ga bisa sama-sama dengan kalian. Karna saat ini anya harus menenangkan hati anya dulu. Anya harap mama dan papa ga nyariinn anya ke mana-mana. Karna anya di sini hanya malam ini aja kok" ucap batinku dan seletah itu aku dan nabila berangkat untuk mencari makan malam di luar.

Just MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang