Chapter 9: Fighter

60.7K 7.5K 418
                                        


"Jangan menatapku seperti itu!" ujar Lidio kesal.

Sekarang Lidio berada di rumah pria yang ditemuinya di Negeri Atro. Dia membawa Lidio ke rumahnya saat mengetahui Lidio berasal dari Leuco. Entah untuk melindungi Lidio, atau ingin menginterogasi Lidio terlebih dahulu sebelum dilaporkan ke kerajaan Atro.

Tadi Lidio hendak kabur, tapi pria itu dengan mudah mencegahnya. Sehingga Lidio tidak bisa berbuat apa-apa saat pria itu menyeretnya ke sini.

Pria itu memicingkan mata, "Untuk apa kau ke Negeri kami?"

"Bukan urusanmu!"

"Apa kau seorang mata-mata?"

"Kau gila? Yang benar saja."

"Ya... ya. Itu tidak mungkin. Mata-mata dari Leuco biasanya berwajah jelek-jelek."

"Jadi, maksudmu aku cantik?" Lidio tersenyum miring.

Pria itu memutar bola matanya, "Jelek!"

Lidio mendengus kesal lalu mengitari rumah pria itu. Mencoba untuk menemukan satu barang yang setidaknya akan membuatnya tertarik. Namun, Lidio tak menemukannya. Rumah pria itu sangat kecil, hanya terdapat satu ruangan saja. Lidio bahkan tak tahu di mana pintu kamar mandi. Barang-barang di rumah pria itu hanya berupa alat-alat masak, lemari pakaian, tempat tidur, dua meja kecil, dan beberapa kursi. Sehingga membuat Lidio berpikir bahwa pria itu pasti masih lajang.

"Aku Karston. Siapa namamu?"

"Kenapa kau ingin tahu?" tanya Lidio cuek.

Karston berdecak, "Aku tidak akan menyakitimu," katanya, mengetahui Lidio masih merasa waspada dengan dirinya.

Lidio berdehem, "Li--- Limm," kata Lidio. Hampir saja Lidio menyebut nama samarannya di Leuco. Sengaja Lidio menggunakan nama samaran baru di Atro. Untuk berjaga-jaga jika pihak Atro mengetahui identitasnya.

"Limm?"

Lidio mengangguk, "Ya."

"Nama yang aneh," ujar Karston berjeda. Kemudian melanjutkan, "jadi, apa tujuanmu ke Atro?"

Sontak saja pandangan Lidio berubah menjadi cemas, "Apa kau punya ramuan penawar sihir pembatas?"

"Penawar itu hanya ada di istana Atro. Mengapa menanyakannya?"

Lidio menghela napas frustasi, "Pasanganku terkena sihir pembatas. Bantu aku mendapatkannya, Karston. Kumohon."

"Mengapa bisa terjadi?"

"Aku datang ke sini untuk mencari pasanganku. Entah kenapa pasanganku bisa terkena sihir itu saat kami pulang, tapi tidak denganku. Aku tidak merasakan sakit apa pun."

"Benarkah?" tanya Karstrob terkejut. Dia manggut-manggut setelah teringat sesuatu, "sihirku juga tidak bisa bekerja padamu. Jujur saja, aku mencoba untuk menghipnotismu tadi," lanjutnya bingung.

"Untuk apa kau menghipnotisku?" Lidio terlihat kesal.

"Aku ini seorang pencuri. Tentu saja aku ingin mencuri barang-barangmu. Kau lihat saja pedangmu itu. Bisa kutafsir bahwa harganya cukup mahal."

"Ini bukan pedangku!" Lidio menghela napas malas, "jadi bagaimana cara aku bisa mendapatkan penawar itu? Haruskah aku jadi pencuri?" Lidio menyeringai kecil.

The LeucoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang