Prolog

4.9K 353 13
                                    

"Yo Min ah! Kau pulang?"

"Ya, aku lelah hyung"

"Hey Min! Jangan lupa akhir pekan ini ne?"

"Ne hyung!"

"Min ah! Besok ajarkan aku pelajaran Song saenim eoh! Hati - hati dijalan"

"Ne noona!"

Suara panggilan memanggil namja "Min" itu memenuhi koridor sebuah universitas yang bisa dibilang elit dan menjadi unggulan. Namja bernama panggilan Min itu tersenyum mendapati orang - orang yang memanggil atau menyapa, bukan karena dia anak orang kaya atau berpengaruh.

Memang keluarganya kaya dan berpengaruh tapi namja itu terkenal dengan kesupelan, keramahan serta kejeniusannya. Dia baru saja berusia tujuh belas tahun tapi sudah ada disemester dua jurusan hukum dan bisnis.

Ya, namja itu mengambil dua kejuruan.

Changmin namanya, Jung Changmin lebih lengkapnya. Namja tampan, kaya, ramah dan supel itu memang gampang sekali bergaul dan membaur dengan orang lain. Beginilah suasana saat Changmin keluar dari ruang kelasnya, banyak sekali sunbae mau pun teman seangkatan yang menyapa serta meminta sesuatu padanya dan Changmin menyanggupinya asal dia bisa.

"Hey Min" Sapa sahabat Changmin saat namja itu hendak membuka pintu mobilnya

"Apa hyung?"

"Main yuk?"

"Aku tidak bisa hyung, aku harus pergi ke toko buku. Buku yang aku incar sudah keluar lagipula aku sedang malas, hyung main saja ke rumah"

"Ugh... Aku sedang ingin berjalan - jalan di taman. Ne?" Ucap namja itu kemudian mengedip - kedipkan matanya

"Ck, minta saja Donghae hyung menemanimu hyung"

"Dia sibuk Min ah" Namja itu mengerucutkan bibirnya

"Aish"

"Ayolah... Dua scoop es krim rasa green tea dan waffle untukmu?"

"Aniya... Kau tahu nafsu makanku bukan"

"Arraseo arraseo... Temani aku"

"Aigo... Naiklah"

Akhirnya Changmin menerima ajakan sang sahabat, Lee Hyukjae atau yang biasa Changmin panggil dengan Eunhyuk. Namja berlengan kurus bersatatus uke yang sudah memiliki kekasih itu segera masuk dan duduk manis disamping Changmin.

"Ayo Min ah!"

"Ne hyung"

Changmin mengemudikan mobilnya dengan pelan sembari menyanyikan lagu - lagu yang bersenandung dari radio yang tengah mereka dengarkan. Bahkan sang sahabat ikut berduet bersama Changmin sekarang.
.
.
.
.
.
.
.
Changmin duduk santai disalah satu kursi panjang yang ada di taman sembari meminum Caramel Maciatto kesukaannya. Dia tersenyum geli melihat Eunhyuk yang tengah bermain dengan anak - anak yang ada di taman. Ini adalah kebiasaan Eunhyuk yang amat senang dengan anak kecil, paling tidak seminggu sekali dia pergi ke taman untuk bermain dengan anak - anak dan juga ikut dalam perkumpulan Changmin.

Changmin merupakan sekretaris dari perkumpulan penggalangan dana, dia menggalang dana untuk orang - orang tidak mampu dan memberikan sumbangan pada panti asuhan, yah... Bisa dibilang dia sangat berjiwa sosial.

"Yah hyung! Ayo! Sudah sore, aku harus ke toko buku juga harus mengoreksi proposal Siwon hyung"

"Ck, arraseo!"

Dengan wajah cemberut Eunhyuk menghampiri Changmin dan mereka pun berjalan menuju mobil untuk melanjutkan perjalanan menuju toko buku.

"Aku heran kau itu benar - benar baik sekali. Si kuda itu memintamu ini kau kerjakan, minta itu kau turuti" Gerutu Eunhyuk

"Hyung ah, aku sekretarisnya. Buatku tidak masalah mengerjakan hal itu"

"Huh..."

"Ayolah hyung, aku mengerjakan propsal untuk menggalangan dana sebuah panti yang ada di Jeju. Bukankah kau ingin bertemu dengan anak - anak?"

"Jinjja?"

Changmin melirik Eunhyuk dan mengangguk, dia pun tersenyum melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Eunhyuk.

"Yaayyy... Aku senang sekali Min ah"

"Makanya nanti malam hyung jangan menggangguku dengan menelepon"

"YA! Lalu dengan siapa aku harus berkeluh kesah?"

"Tentu saja dengan namjachingu yang kau sangat sayangi itu!"

"Huh, dia itu sedang sibuk untuk turnamennya dan aku akan didiamkan olehnya seminggu ini"

"Arraseo, jangan memajukan bibirmu seperti itu hyung. Itu tidak mempan untukku"

"Ck, ne..."

Tak lama mereka sampai di sebuah toko buku, setelah Changmin menemukan buku - buku yang dicarinya mereka segera membayar dan Changmin mengantarkan Eunhyuk menuju rumahnya.

"Tidak turun?" Tanya Eunhyuk

"Tidak hyung, sampaikan saja salamku untuk ahjusshi dan ahjumma"

"Beres! Mereka pasti sangat merindukanmu"

"Ne, aku tahu maksudmu hyung. Katakan pada mereka aku akan menginap akhir pekan ini"

"Jinjja?"

"Tentu"

"Kau yang terbaik Min ah"

"Aku tahu itu. Ya sudah, aku pulang ne?"

"Ne! Hati - hati"

"Hum"

Changmin pun mengendarai mobilnya menjauh dari rumah Eunhyuk, Eunhyuk yang melihat mobil Changmin menjauh memandangnya sendu. Dia memang sengaja mengajak Changmin keluar agar namja itu tidak kesepian dan melupakan apa yang terjadi dirumahnya dan semua itu atas izin sang kekasih, Lee Donghae yang juga tahu apa yang dialami Changmin.

Changmin keluar dari mobilnya disambut oleh ahjumma yang sudah merawatnya sejak kecil, Changmin biasa memanggilnya dengan Song ahjumma. Yeoja paruh baya itu selalu menyambutnya dengan senyuman penuh kasih sayang.

"Ada eomma dan appa?" Tanya Changmin saat melihat dua buah koper di depan pintu bagian dalam mansion keluarga Jung

"Ya, tuan dan nyonya ada di ruang keluarga"

"Oh"

Changmin hendak pergi menyapa kedua orangtuanya namun Song ahjumma menahan lengannya, Changmin mengerutkan keningnya bingung.

"Bersabarlah, ada ahjumma bersamamu"

"Ahjumma kenapa eoh?" Changmin menghadapkan tubuhnya kearah Song ahjumma "Ahjumma memang selalu ada untukku"

"Ne dan itu untuk seterusnya"

"Aku tahu itu"

Changmin mengulas senyum lebarnya sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju ruang keluarganya. Changmin berhenti disepan kedua orangtuanya yang tengah duduk berhadapan.

"Sore eomma, appa" Sapa Changmin kemudian membungkukkan tubuhnya

"Kau pulang Minnie ah? Kenapa sore sekali?" Tanya sang eomma

"Aku pergi bersama Eunhyuk hyung dan pergi ke toko buku" Jawab Changmin kemudian memperlihatkan plastik yang ada ditangannya

"Oh, bagaimana kuliahmu?" Tanya sang appa

"Baik. Kenapa hari ini kalian berbasa - basi? Katakan saja yang ingin kalian katakan" Ucap Changmin dengan santai

"Minnie ah.."

"Appa dan eomma memutuskan untuk berpisah"

Changmin terdiam, melirik bergantian kearah kedua orangtuanya kemudian menghembuskan nafasnya.

"Oh, hanya itu?"

"Minnie ah..."

"Sudah selesai bukan? Aku ke kamar"

TAP
TAP
TAP

"Minnie ah..."

WarmthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang