"Lama tidak bertemu, Hangeng"
Hangeng bangkit dari sofanya, menatap tajam kearah Siwon. "Lama tidak bertemu, Siwon"ucapnya dengan nada dingin.
"Ah iya, silahkan duduk Siwon-ssi, akan saya buatkan minuman dulu"ucap Heechul.
Siwon mengangguk dan berjalan menuju sofa disebrang Hangeng. Hangeng terus menatap Siwon, dengan tatapan semakin tajam sambil kembali duduk.
"Kau. Apa yang kau lakukan disini?"
"Hei, apa itu kalimat yang kau ucapkan kepada sahabatmu setelah setahun sebelumnya kau membunuh tunangannya?"Siwon mengucapkan dengan penuh tekanan. Tentu dengan suara pelan, tak ingin jika Heechul mendengarnya, belum saatnya menurut dia.
"Aku tidak pernah membunuhnya Siwon, kau salah sangka!"ucap Hangeng. "Jawab pertanyaanku, untuk apa kau datang kesini?"
"Apa masalahnya? Atau kau lebih senang jika Heechul yang pergi kerumahku?"Siwon tersenyum sinis.
Hangeng ingin menjawab lagi, namun Heechul lebih dulu datang membawa 3 gelas minuman untuk mereka. "Apa yang kalian bicarakan? Kenapa wajah kalian begitu tegang?"tanyanya bingung.
"Tidak ada"jawab Hangeng singkat.
Heechul melirik kearah Hangeng yang masih saja menatap tajam Siwon.
"Tan Hankyung, aku ingin bicara"
"Tidak sekarang jika pria itu masih berada disini, Kim Heechul"
Siwon berdecih. "Kau mengusirku, Hangeng?"
"Ya"
"Tan Hankyung! Berhenti bersikap kekanakan!"ucap Heechul dengan nada tinggi.
"Well, sepertinya aku pergi saja, tak apa Heechul-ssi, sepertinya kekasihmu begitu mencintaimu hingga ia begitu cemburu. Atau mungkin, ia tak percaya padamu"ucap Siwon dengan nada sinis. "Sampai bertemu besok, Heechul-ssi"ia pun berlalu meninggalkan apartemen Heechul.
Hangeng menahan amarahnya mendengar penuturan Siwon barusan.
"Tan Hankyung! Kesabaranku sudah habis!"
"Apa? Apa aku salah? Sudah kubilang berapa kali, jangan terlalu dekat degannya"
"Dia bukan orang jahat! Aku tau, kau hanya cemburu. Aku benar benar kecewa padamu, Tan Hankyung. Aku pikir kau mempercayaiku, tapi ternyata aku salah selama ini."setelah mengucapkan kalimat itu, Heechul meninggalkan apartemennya, mengabaikan panggilan Hangeng.
***
Hangeng terus mencoba menghubungi Heechul, namun handphone Heechul dalam keadaan mati. Hangeng mengerang frustasi, bagaimana ini, bagaimana jika sesuatu terjadi padanya? Bagaimana jika Heechul pergi kerumah Siwon?!
***
Heechul pergi ke sebuah hotel. Ia berencana menginap disana malam ini.
'Pria bodoh! Dia tidak tau jika aku hanya mencintainya? Kenapa harus bersikap seperti tadi?!'batin Heechul sambil terisak.
Ia mengeluarkan handphonenya di saku, mati, ah sial. Baterai ponselnya pasti habis. Ia tak membawa apapun sekarang, hanya dompet dan handphone yang selalu ada disakunya.
***
"Tidak masuk kerja?"tanya Hangeng panik kepada Kangin di telepon.
"Iya hyung, aku tidak melihatnya memasuki halaman kantor pagi ini. Biasanya ia datang paling pagi, tapi sampai sekarang, tidak ada tanda tanda kedatangannya"
"Sial"Hangeng mengerang. Ia kini ingin melempar apapun yang ada didekatnya. "Apa ia pergi ketempat Siwon?"
"Sepertinya tidak hyung, aku akan mengeceknya nanti, dan segera mengabarimu"
"Ne, terimakasih Kangin-ah"
Sambungan terputus. Tapi kemudian layar handphone tersebut kembali menunjukan adanya panggilan masuk,
Siwon.
Hangeng mengangkatnya, "dimana Chulie? Cepat katakan padaku!"
"Hei, tenang dulu. Aku tidak tau! Aku baru saja ingin bertanya padamu"
"Jangan coba coba membohongiku, Choi Siwon"
"Terserah kau. Tapi aku benar benar tidak tau dia kemana. Dia bahkan tidak masuk kerja hari ini. Hm, sepertinya kau ditinggal olehnya ya? Biar kuperjelas, ini belum sesakit apa yang kurasakan ketika Bumie meninggalkanku, untuk selama lamanya"
Hening.
Tidak lama, sambungan itu terputus.
Hangeng menundukan kepalanya, mengacak rambutnya. Ia tidak tau lagi apa yang harus dilakukan sekarang. Hangeng menahan air matanya yang terus mencoba untuk keluar.
***
15 menit sebelum tengah malam, Heechul pulang ke apartemennya. Hangeng yang sedari tadi duduk disofa ruang tengah menunggu Heechul langsung menuju pintu, dan menghampiri Heechul.
"Kim Heechul dari mana saja kau? Cepat jawab aku! Dan, apa-apaan ini? Kau, mabuk?"tanya Hangeng saat mencium aroma alkohol dari tubuh Heechul yang juga terlihat sedikit linglung dan kelelahan.
Heechul tak menjawab pertanyaan Hangeng, ia hanya menatap kekasihnya itu, tatapan matanya yang sayu, dan tak lama ia ambruk kedepan. Beruntung Hangeng disana, ia langsung menggendong Heechul menuju kamar.
"Maafkan aku, sungguh. Aku, aku tidak bermaksud bersikap seperti ini. Aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu padamu"Hangeng mulai menangis sambil menatap Heechul yang sudah tertidur.
Heechul terbangun setengah sadar, ia menatap kearah Hangeng yang duduk disampingnya dipinggir tempat tidur.
Heechul mencoba mendudukan tubuhnya, dibantu oleh Hangeng.
Mereka saling menatap satu sama lain. Tak ada yang berbicara. Tapi mereka sama sama tau, mereka saling mencintai satu sama lain. Heechul memajukan tubuhnya, mengecup bibir Hangeng sekilas. "Aku memaafkanmu, Hankyungie. Aku mencintaimu, dan itu tak akan berubah sampai kapanpun"
Hangeng benar benar tak bisa menahan air matanya lagi begitupun dengan Heechul. Hangeng memeluk Heechul erat, mengusap punggunya pelan. "Aku juga mencintaimu, sangat mencintaimu"ucapnya sambil terisak.
Heechul menenggelamkan kepalanya pada bahu Hangeng. Ia sungguh merindukan kehangatan ini.
Hangeng mengusap rambut belakang Heechul. "Tidurlah. Besok aku akan menyelesaikan ini. Aku berjanji, setelah ini semua akan baik saja"
Heechul mengangguk, lalu merebahkan dirinya di kasur. Ia menepuk bantal disebelahnya, menandakan meminta Hangeng untuk tidur disampingnya.
Mereka pun terlelap dalam tidurnya masing masing.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine
Fanfiction"Aku akan mengambilnya darimu" Hanya satu kalimat itu sukses membuat Hangeng memutuskan kembali ke korea untuk menemui Heechul. Ia tak akan membiarkan siapapun mengambil apalagi menyakitinya.