Vote sebelum membaca dan comment setelah membaca
Sorry for typo's, and Happy Reading[2] Hari Merdeka-nya Lintang
"Yang lebih menyakitkan dari meninggalkanmu adalah mengetahui fakta bahwa kamu tidak benar - benar berjuang untuk mempertahankan kita"
Hari ini adalah hari Senin. Tepat seminggu setelah insiden Nia yang bertemu dengan Steven dan Cecilia. Dan sejak saat itu pula Nia menghindari Steven, Nia benar - benar tidak berkomunikasi dengan lelaki itu. Panggilan dari Steven tak diangkatnya, pesan dari Steven tak dibalasnya. Bahkan ketika lelaki itu datang kerumahnya dia tidak menemui.
Di sekolah-pun sama saja. Setiap Istirahat Cecil selalu menyempatkan diri untuk mendatangi Nia, entah saat Nia sedang berada di kantin, dikelas, diperpus, atau dimanapun itu. Tapi Nia hanya menghidar. Bertemu dengan mereka berdua hanya mengingatkan Nia pada hari itu. Hari dimana Ia mendengar bahwa mereka berdua sudah memiliki hubungan yang lebih serius dibanding hubungannya dengan Steven
"Nia, tunggu jangan pergi dulu" Nia mendengus kesal. Ia sudah hafal dengan suara itu, suara yang sudah beberapa hari ini kerap Ia dengar dimana-pun dan selalu menyebutkan namanya.
"Apa lagi sih Cil. Nia ngga mau ketemu lo" Mike angkat bicara, Ia jengah melihat Cecil yang selalu muncul dihadapanya dan dihadapan teman-temannya. Apalagi melihat muka Nia yang memang benar - benar tak ingin bertemu dengan Cecil membuatnya bertambah kesal
"Gue nggak ngomong sama lo ya ampas kudanil" Mike mendengus dan melihat Cecil yang menatap Nia dengan tatapan penuh harap "Plis Ni, dengerin Steven dulu"
"Nggak mau cil, gue udah berapa kali sih bilang sama lo" Nia jengah. Dia sudah kesal dengan kelakuan Cecil. Sebenarnya apa yang gadis itu mau, bukankah bagus jika Nia menjauhi Steven? Jika dirinya dan Steven jauh seperti ini Cecil bisa lebih mendekatkan diri ke Steven bukan?
"Plis Ni, sekali aja. Biarin Steven ngejelasin semuanya dulu" Nia menggebrak meja yang ada dihadapnya yang membuat Mike, Krystal, Liam, dan beberapa siswa yang berada di kantin tersentak kaget.
"Mau lo apa sih sebenernya. Lo mau gue sama dia putus? Yaudah bentar lagi gue putusin tuh tunangan lo. Jangan banyak bacot lah, pake nyamperin gue tiap hari, dikata gue gabosen apa liat muka lo" Ucap Nia sambil menatap nyalang Cecil lalu pergi meninggalkan kantin dengan sisa sisa amarahnya
"Ngeyel sih kalo dibilangin. Kena-kan jadinya" Mike tertawa melihat wajah kaget Cecil. "Biasa aja muka lo. Udah kek nahan boker gitu" Liam dan Krystal semakin tertawa terbahak bahak mendengar ucapan Mike
"Udah-lah yuk cabut. Gaguna juga kita ngeladenin nenek sihir" Mike, Liam, dan Krystal berdiri dengan sisa tawanya dan berjalan menyusul Nia yang diyakini sekarang sudah ada di kelas
***
"Nia, dengerin aku dulu" Nia menghelas nafas lagi. Ia sudah cukup lelah menghadapi si keras kepala Cecil. Sekarang muncul lagi satu makhluk meyebalkan yang menghadangnya didepan gerbang sekolah
"Apa lagi? Kan gue udah bilang kita putus. Lagian nggak ada yang perlu dijelasin lagi Stev" Ucap Nia. Sebenarnya Ia malu jika harus menyelesaikan masalah pribadinya di sekolah. Apalagi masalahnya dengan siswa sekolah lain. Ia tidak mau menjadi bahan gosipan orang, ya meskipun dirinya sudah sering dibicarakan oleh murid-murid disekolahnya. Tapi, ayolah siapa yang ingin menjadi bahan pembicaraan dan terus ditatap dengan puluhan pasang mata
"Ni, dibicarain baik - baik dulu. Jangan langsung ambil keputusan" Kali ini Cecil angkat bicara. Walaupun masih ada ekspresi takut yang tersirat dimatanya

KAMU SEDANG MEMBACA
I love my ex [HIATUS]
Teen FictionNia. Gadis cantik kelas 12 yang banyak di sukai pria di sekolahnya baru saja mengakhiri hubungan-nya dengan sang kekasih. Lintang. Biang onar yang masih mengejar cinta Nia dan menemukan celah segera memasuki celah tersebut. Berusaha mendapatkan kemb...