Nia tertunduk lesu. Mata-nya bekaca - kaca setelah mendengar ucapan Rocky ditambah oleh ekspresi Rocky yang seperti orang menangis.
"Lintang gapapa kan ky? Semalem dia masih nganterin gue pulang loh. Dia masih sehat sehat aja kok." Kata Nia
"Lo berdoa aja yang terbaik buat Lintang, dari tadi dia belom keluar dari nih ruangan. Masih ditangani dokter." Rocky menatap Nia iba.
Baru saja perempuan itu dipertemukan kembali, eh si laki - laki malah berjuang agar tidak pergi.
Nia terisak pelan. Bahu-nya bergerak naik turun. Alex yang baru saja sampai dan melihat kondisi adik-nya hanya bisa menepuk baju adik-nya pelan.
Memberi semangat pada adik perempuan-nya itu agar tetap yakin bahwa Lintang akan selamat.
"Kalo sampe dia kenapa - napa gimana bang? Dia habis nganterin gue Balik" Jawab Nia tersedu sedu.
Nia menyembunyikan wajah-nya di Dada bidang milik Alex, dan Alex mengusap pelan rambut hitam legam milik Nia
"Lo berdoa aja, sekarang lo diem. Berhenti nangis, ambil wudhu terus sholat ashar sekalian doain Lintang biar dia ngga kenapa napa." Jawab Alex sambil melepas dekapan Nia dan mengusap air mata Nia.
Nia hanya mengangguk pelan, masih terisak pelan, Nia berjalan menuju Mushola yang berada di rumah sakit tersebut.
Setelah mengambil air wudhu, Nia sholat ashar dan mendoakan Lintang agar Lintang baik - baik saja.
Usai melipat dan mengembalikan mukena ketempat semula, Nia segera kembali keruangan dimana teman - teman Lintang berkumpul.
Terlihat Rocky saja disana. Mungkin hang lain sedang membeli makan di kantin.
Nia kembali mendudukan pantatnya di kursi tunggu yang tersedia. Mengusap wajahnya, dan membenarkan kuncir rambutnya.
Nia mengusap wajahnya kasar. Melerik arloji yang menempel di pergelangan tangannya lalu Ia menghela nafas.
Sudah hampir dua jam dia meninggalkan di depan ruangan itu. Belum ada tanda tanda bahwa dokter atau perawat akan keluar dari ruangan itu.
Nia menghela nafas gusar lalu berdiri "lama amat sih anjir"
"Sabar sabar. Duduk aja Ni nanti pegel" Kata Rocky sambil menepuk kursi tunggu disebelahnya.
"Pegel njir duduk terus" Dengus Nia.
Tak lama Alex dan Doni datang membawa beberapa Bungkus roti dan air mineral yang mereka beli di mini market depan rumah sakit.
"Napa dah Ni muka lo. Udah kaya cucian minggu lalu. Makan dulu nih" Ucap Doni sambil mengulurkan roti
"Thanks" Jawab Nia lalu memakan roti itu.
Keheningan kembali menerpa, tak ada satu-pun yang berbicara. Hingga suara pintu terbuka mengalihkan pandangan mereka.
Seorang laki - laki berjas putih di ikuti dua orang perempuan menggunakan seragam putih keluar dari dalam ruangan.
"Gimana dok, keadaan temen saya?" Tanya Rocky dengan segera
"Pasien di dalam teman anda? Mohon maaf kami telah berusaha semaksimal mungkin. Apakah ada keluarga atau wali pasien?"
"Ah gitu ya dok, Saya kakak pasien dok" Ucap Alex
"Kalau begitu bisa ikut saya sebentar? Ada beberapa hal yang harus di bicarakan" Ucap Dokter tersebut dan di angguki oleh Alex
Mata Nia mengerjap dua kali, tak percaya dengan apa yang di ucapkan dengan seseorang berjas putih itu. Perlahan cairan bening menuruni pipi-nya.
"Ky bilang sama gue dokter itu bohong kan? Lintang ga kenapa napa kan ky? Dia semalem masih baik baik aja kok. Dia masih ketawa ketawa sama gue" Ucap Nia sambil menatap ke arah rocky kosong.
Rocky dan Doni saling bertatap dan menatap Nia nanar. Tak bisa berkata Rocky hanya bisa membawa Nia kedalam pelukannya.
"Bilang sama gue ky jangan diem aja. Lintang masih hidup ky dia ga mungkin ninggalin gue kan? Dia cuma nge prank doang kan ky?" Ucap Nia. Dan lagi, Rocky dan Doni membisu
"JAWAB GUE KY JANGAN DIEM AJA" Nia memukul dada Rocky dan terisak pelan hingga beberapa orang melihat mereka.
Rocky melepas dekapannya dan membawa Nia agat duduk di kirsi tunggu. Mengusap pelan air mata Nia.
"Ni, gue tau lo sayang sama Lintang. Gue juga sayang Ni sama dia tapi Allah lebih sayang dia di banding kita. Gue tau lo merasa kehilangan, ga cuma lo. Gue sama Doni juga kehilangan Lintang. Lintang ga bakal seneng liat lo nangis kaya gini. Yang harus kita lakuin cuma ikhlasin dia Ni, ini yang terbaik buat Lintang".
Nia makin terisak mendengar perkataan Rocky. Melirik sekilas Rocky yang sedang menahan tangis dan Doni dengan mata merahnya.
Gadis itu menyenderkan kepalanya di bahu Rocky yang berada tepat di sampingnya. Bahunya bergetar, isaknya makin terdengar. Berarti tak ada candaan, tak ada settingan, ini semua nyata.
Perihal Lintang yang pergi meninggalkan dirinya selamanya? Nia masih tak percaya tentang itu.
Merasa Nia makin terisak hebat lagi lagi Rocky membawa gadis itu ke pelukannya. Mengalihkan pandangan ke arah lain membuat Rocky menatap sahabatnya yang sedang mengusap wajahnya kasar.
Rocky menghela nafas, kembali menenangkan Nia yang masih menangis di dekapannya.
Menatap dua pintu yang tertutul di sebelahnya, Rocky sendiri tak bisa apa - apa. Hanya bisa berdoa dalam hati, mengharapkan yang terbaik dari yang di atas.
"Woy pada ngapain di sini? WAH WAH ROCK LO NGAPAIN PELUK PELUK NIA? GA TAU ROCK LO SEJAHAT INI" Pekik-an seorang laki - laki berhasi membuat 3 orang mengalihkan pandangannya.
"Lintang? Lo Lintang? Beneran?" Ucap Doni tak percaya.
"Yaiya ini beneran gue lah. Lo pada kenapa sih ngeliatin guenya gitu banget" JawabIntang dengan alis menyerngit heran
"Lintang lo gapapa kan? Baik baik aja?" Tanya Nia pada Lintang.
"Yaiya, gua gapapa cuma nih tangan gue yang kiri tulangnya geser. Tapi gua kan jagoan jadi ya ga masalah"
Alex keluar dari ruang dokter yang terletak tak jauh dari ruang operasi tadi. Berjalan lesu menghampiri adek-nya.
"Ni ternyata yang diruangan ini bukan Lintang, dia Abdul Rahman korban kebakaran di -- Loh Lintang?" Alex mendelik heran.
"Lo ga kenapa napa? Buset tang lo buat banyak anak krang panik aja" Lanjut Alex.
Lintang tambah menatap ketiga-nya heran. "Ini sebenernya ada apa sih? Bingung gua. Ya gua ga kenapa napa"
Alex tersenyum lega lalu meminta Lintang untuk membicarakannya si ruang rawat Lintang saja.
Lintang tertawa terbahak bahak setelah mendengar penjelasan dari Alex dan Doni.
"Bisa bisanya ya lo ngira gua mati Rock, yang ada lo bentar lagi gua bunuh. Ngapain meluk meluk Nia segala, mau nikung gua lo?" Kata Lintang sambil menatap Rocky yang meringis kecil.
"Ya gue aja di kasi tau dokternya lo ada diruangan itu njir. Tanya noh sama Doni. Yang tentang Nia gue cuma nenangin dia yang nangis ga karuan ga lebih ye" Kata Rocky membela diri.
"Nia nangis? Ciaaa khawatir ya lo sama gua?" Tanya Lintang menatap Nia dengan tatapan menggoda.
Nia mendelik sebal lalu mendengus kasar. Gadis itu mengangguk dan tersenyum kecil menatap Lintang.
Nia menghela nafas lega karena laki - laki di hadapannya ini baik - baik saja.
***
Tbc?
Maap banyak typo, see u in the next chapter

KAMU SEDANG MEMBACA
I love my ex [HIATUS]
Dla nastolatkówNia. Gadis cantik kelas 12 yang banyak di sukai pria di sekolahnya baru saja mengakhiri hubungan-nya dengan sang kekasih. Lintang. Biang onar yang masih mengejar cinta Nia dan menemukan celah segera memasuki celah tersebut. Berusaha mendapatkan kemb...