[9] Lintang sakit?!

867 54 3
                                    

Hari ini Nia berangkat di antara Alex yang kebetulan sedang tidak ada kelas dan menawarkan diri untuk mengantar adik satu satu-nya.

Sepanjang perjalanan Nia hanya membisu sambil mengamati jalan yang belum terlalu padat, tak mampu bersuara. Sudah cukup lama Alex tak mengantar dirinya kesekolah. Berbagai alasan telah dilontarkan hingga kakak lelakinya itu menyuruh Lintang untuk menjemput-nya.

"Ngelamun mulu neng, udah sampai ini. Kangen ya lo sama gua?" Lamunan Nia buyar, Nia mendengus dan memukul punggung Alex sebelum turun dari motor kesayangan kakak lelakinya itu.

"Sakit woy" Alex berseru ketika merasakan sakit di punggung-nya. Beberapa kali meringis sambil mengusap bagian belakang.

Nia hanya menatap tak peduli, setelah melepas helm yang Ia kenakan. Ia memberikan penutup kepala tersebut kepada kakak-nya.

"Udah sana buruan masuk, nanti telat lagi. Belajar yang bener ya adik-ku" Kata Alex sambil mengacak ngacak rambut Nia

Nia mendengus kesal. "Gue bukan anak kecil lagi ih"

"Mau Lo udah tua juga, dimata gue Lo tetep adik kecil gua. Nia yang cengeng, yang selalu ngaduin gua ke bokap" Alex menghela nafas

"Gua minta maaf sama lo, gua terlalu mikirin diri gua sendiri. Cari pelarian buat ngelupain masalah mama papa dan malah lupa kalo gua masih punya Lo. Maaf udah ngebiarin Lo kehilangan sendirian"

Ucapan Alex sukses membuat Nia terdiam. Air matanya menetes, perlahan Ia terisak meski tak kencang namun beberapa orang yang berjalan melintasi mereka mendengar.

Alex merengkuh adiknya kedalam pelukannya, jujur Alex merindukan momen ini. Ia tersenyum kecil sambil mengusap punggung Nia yang bergetar

Alex menatap bahu Nia yang masih bergetar. Dengan posisi yang masih sama, Alex melepas pelukannya

"Udah jangan nangis, malu tuh diliatin sama orang" Ujar Alex sambil menghapus jejak air mata Nia.

"Lo tuh udah jelek, kalo nangis nanti tambah jelek" Lanjutnya sukses membuat tangis Nia berhenti, dan digantikan oleh pekikan pekikan kecil dari mulut Alex.

Alex tertawa kecil lalu mengacak ngacak rambut Nia lagi. "Udah sana masuk. Nanti kalo udah pulang telfon gua, gua jemput"

Nia tersenyum lalu mengangguk bak anak kecil yang sedang diberi wejangan oleh orangtuanya. Usai berpamitan, Nia berjalan memasuki sekolahnya meninggalkan Alex dengan garis lengkung menghiasi wajahnya.

***

Bel pulang telah berbunyi, Nia memberesi barang barangnya yang ada diatas meja. Sekarang pukul tiga lebih dua puluh tujuh menit.

Kelasnya telah kosong sejak dua puluh tujuh menit yang lalu, tersisa Nia seorang diri karena ada beberapa catatan yang belum dia selesaikan.

Tadinya Krystal sudah menawari untuk ditemani, hanya saja Nia menolak karena merasa tidak enak jika membuat sahabatnya itu menunggu lama. Jawaban Nia sempat dihadiahi ceramah kecil dari mulut Krystal. Tapi karena Nia beralasan bahwa Ia akan ditemani oleh Lintang, maka dari itu Krystal dan dua sahabatnya pergi meninggalkan kelas.

Berbicara mengenai Lintang, Nia belum melihat pemuda itu satu hari ini. Biasanya cowok itu selalu membuat kebisingan di kantin-pun tak terdengar. Bahkan Ia sedari tadi menanti kedatangan Lintang yang biasanya lima menit sebelum bel pulang berbunyi sudah berdiri di depan pintu kelas untuk menunggu dirinya.

Nia menghela nafas, memasukan kotak pensil miliknya dan menutup tas-nya. Melangkah meninggalkan kelas menuju halte depan sekolah untuk menunggu Alex datang menjemput.

I love my ex [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang