Hagia 1 - Tanpa Sehelai Benang

30.4K 1.2K 8
                                    


Andien terbangun karena ponselnya berdering. Mamanya menelfon. Andien mengangkat dan menyapanya dengan suara serak. Mamanya hanya menanyakan keberadaannya. Pasalnya, beliau sedang pergi ke luar kota bersama Papanya untuk menghadiri pesta pernikahan salah satu kerabat.

Setelah sambungan telfon dimatikan, Andien meletakan benda pintar itu di meja nakas. Matanya melotot ketika merasakan kasur bergoyang seperti ada yang menggeser tubuhnya. Dia lihat ke sampingnya, sebuah gundukan yang tertutupi selimut. Tapi bentukannya bukan seperti gundukan bantal, guling atau boneka. Buru-buru dia singkap selimut tersebut. Benar saja dugaannya, gundukan itu bukan gundukan bantal, guling atau boneka. Di balik selimut itu ada Yoga yang sedang tertidur lelap.

Parahnya, Yoga tidur tanpa menggunakan baju. Langsung saja Andien mengintip ke dalam selimut yang menutupi tubuhnya juga. Tangannya langsung gemetar ketika mendapati tubuhnya juga tidak menggunakan apapun. Alias, tidak ada baju juga yang menutupi tubuhnya.

Andien mengitari pandangannya ke seluruh penjuru kamar untuk mencari letak baju mereka. Ternyata baju mereka ada di lantai. Dress hitamnya dan kaos milik Yoga. Semuanya ada dan berserakan di lantai kamarnya!! Oh My God!!

Dengan keras, Andien mengingat apa yang semalam dia lakukan bersama Yoga hingga akhirnya mereka bertelanjang bersama pagi ini. Begitu mengingatnya, Andien menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Gak mungkin! Gak mungkin!" Andien menjambak rambutnya sendiri. "Gak mungkin gue melakukan itu sama Yoga! Gak mungkin, Andien!"

Langsung saja Andien membangunkan Yoga untuk meminta jawaban sebenarnya. Cukup susah untuk membangunkan Yoga. Hingga akhirnya Andien menepuk lengannya dengan keras, barulah Yoga terbangun.

"Apa-apan sih bangunin orang kayak gitu! Sakit tau gak!!" dumelnya, belum menyadari kehadiran Andien. Begitu sadar, begitu matanya benar-bena terbuka, "Andien, kamu ngapain di sini?"

"Kamu yang ngapain di sini!" decaknya, sengit. "Ini kamar aku!"

Yoga mengitari pandangannya. Benar saja, ini bukan kamarnya. Kamarnya tidak seluas ini. Kasurnya juga tidak sebesar ini. Kasur di kamarnya hanya bisa ditiduri oleh satu orang. Lalu pertanyaannya sekarang, kenapa sekarang dia bisa ada di kamar Andien?

Yoga menatap Andien. Ketika dia menatapnya, Andien merekatkan selimutnya hingga leher yang mana membuat selimut itu jadi tertarik dari tubuhnya. Damn! Yoga baru menyadarinya! Pantas saja, ketika dia menatap Andien, cewek itu langsung merekatkan selimutnya. Juga, tubuhnya merasa sedikit kedinginan. Karena sekarang dia sedang tidak menggunakan apa-apa.

"Ndien, aku bakal tanggung jawab!"

"Tanggung jawab apa sih, Yo!" dengusnya. "Emang kita semalem ngapain??"

"Ndien.."

Mendengar Yoga memanggilnya lirih serta wajahnya yang memelas membuat Andien semakin takut. Dia remas ujung selimutnya untuk meminta jawaban yang tegas. "Yo, kita gak ngapa-ngapain kan? Jawab aku, Yo! Semalem kita gak melakukan itu kan? Iya kan?"

"Kamu lupa?"

**

Malam sebelumnya...

Di sebuah kelab malam, Andien dan Yoga asik berpesta bersama teman-temannya yang lain untuk merayakan hari kelahiran Bagus. Kali ini, Yoga tidak minum terlalu banyak karena setelah ini dia harus antar Andien pulang. Bahaya kalau dia dan Andien sama-sama mabuk. Maka, dia biarkan Andien yang minum walau sesekali dia mencicip sedikit.

Saat malam semakin larut, Andien sudah mulai oleng. Yoga mengajaknya untuk pulang. Namun, Andien menolak dan malah mengajaknya turun ke floor untuk berjoget.

HAGIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang