1. Peraturan Baru

5.8K 249 11
                                    


Pagi hari yang sangat buruk. Kenapa? Karena wali kelas mengumumkan peraturan baru sekolah, yaitu setiap murid diwajibkan mengikuti kegiatan ekskul atau club. Jika tidak mengikutinya maka tidak bisa naik kelas. Oh sial, aku tidak suka mengikuti kegiatan ekskul maupun club! Males tau, sekolah udah capek sekarang harus tambah capek sama kegiatan seperti itu!

Oh iya, apa bedanya ekskul dengan club? Di sekolahku, ekskul itu lebih ke kegiatan yang banyak menggerakan tubuh. Ya semacam futsal, basket, taekwondo, tari dan sebagainya. Kalau club kebalikannya dari ekskul. Seperti, club game, club bahasa asing, club fisika, club film dan lain-lain.

"Yo...naa... Kok... bengong siiih..." bisik seseorang kepadaku yang membuat lamunanku buyar.

"Apaan sih Lid?!" kataku dengan nada yang tinggi.

"Santai aja kali, gak usah emosi gitu," katanya.

"Geli tau bisik-bisik gitu. Apalagi suara kamu kayak om-om, hiih," balasku.

Lalu Lidya mencubit pipiku hingga pipiku merah. Lalu aku membalasnya, dan kami pun saling mencubit. Suatu hiburan bagiku yang sedang suntuk.

Lidya Maulida Djuhandar. Dia adalah sahabatku sejak kelas X. Kami saling mengetahui apa hal yang kami suka dan tidak sukai. Satu-satunya sahabat yang baik banget, karena sering banget taktir aku makan, hehe.

Oh iya, namaku Viviyona Apriani, teman-temanku memanggilku Yona. Sekarang aku duduk di kelas XI. Aku bersekolah di salah satu SMA swasta di Bogor.

"STOP!," teriak Lidya.

"Berisik," kata seorang lelaki yang ada dibelakangku. Tunggu, sejak kapan dibelakangku ada orang? Aku pun menengok kebelakang dan melihat ada seorang laki-laki yang sedang tidur di lantai.

"Ngeliatin apaan Yon?" tanya Lidya.

"Itu, sejak kapan dia tidur dibelakang?" tanyaku sambil menunjuk ke arah laki-laki tadi.

Lidya pun menengok kebelakang.

"Oh dia, udah daritadi kali, kamu sih bengong terus. Ada apa sih?" tanya Lidya.

"Gara-gara peraturan baru," jawabku.

"Oh kirain ada apaan," kata Lidya lalu duduk di depanku.

"Lid, ekskul basket masih nerima anggota gak?" tanyaku.

"Gak tau deh, nanti kita tanya sama kak Dio aja ya," katanya.

*Skip hingga istirahat kedua*

Aku dan Lidya langsung menuju kelas kak Dio yang berada di lantai 3 gedung IPA. Sekolahku memiliki 3 gedung utama, gedung untuk IPA, IPS dan gedung administrasi yang berada di tengah-tengah kedua gedung tersebut. Sekolah saja seperti kantor ya, hehe

Ketika sudah dekat dengan kelas kak Dio, ternyata sudah banyak sekali murid yang mengerubungi kelas itu, bahkan sampai ada yang menjadi security dadakan agar tidak terjadi chaos didalam. Ternyata banyak juga ya anak yang tidak mengikuti ekskul.

"Waduh Lid, ini gimana mau ketemu kak Dio kalau rame begitu," kataku.

"Gampang Yon, kita nyelip-nyelip aja terus," kata Lidya.

Kami pun mencoba untuk menerobos orang-orang yang mengerubungi kelas kak Dio. Selip sana selip sini, oh sial. Memang ya ucapan lebih mudah dibandingkan tindakan. Beberapa kali kakiku terinjak kaki orang lain.

Setelah berhasil , melewati kerumunan orang didepan kelas, kami langsung pergi ke meja kak Dio.

"Kak Dio, ada yang mau gabung nih," kata Lidya.

Psycho Club [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang