16. May I see your face?

1.3K 172 91
                                    

Author pov

Siang hari disebuah jalan raya kota Bogor. Beberapa polisi sedang mengamankan tempat kejadian perkara. Beberapa petugas juga terlihat sedang mengatur warga yang hendak melihat agar tidak melewati garis polisi.

Banyak pula wartawan yang datang ke lokasi tersebut. Ada yang sedang mengambil foto, mewawancarai polisi, dan mewawancarai orang yang pertama kali menemukan mayat itu.

Dua orang terlihat tewas dengan sebuah tali melilit di leher mereka. Kedua mayat itu masih menggantung di tiang listrik. Salah satu dari mereka sudah tidak memiliki bola mata lagi. Sementara yang satu lagi, mulutnya terbuka lebar akibat rahang yang patah.

"Gila, makin sadis aja ini pembunuhan," ucap salah seorang wartawan.

"Iya, udah berani nyerang polisi juga lagi," balas teman wartawan itu.

"Itu korbannya kan polisi yang kemarin ngelumpuhin si Duck Face sama Satanic,"

"Iya, baru kemarin diwawancara, eh sekarang modar orangnya."

"Bener kayaknya, bahwa mereka itu berkelompok. Motif pembunuhan kali ini udah jelas balas dendam," tutur seorang wartawan.

"Bener."

"Ngomong-ngomong, Kinal kemana ya? Tumben itu cewek gak kelihatan. Biasanya paling depan kalo ada berita tentang pembunuhan gini," ucap wartawan lain.

Ditempat orang yang dimaksud oleh kedua wartawan itu...

Kinal sedang berada di ruang rawat inap. Dirinya tertidur dengan sebuah selang di mulutnya. Selang tersebut disambungkan ke sebuah alat yang memberikannya oksigen untuk bernafas. Di leher Kinal terdapat perban yang menutup luka bekas tusukan.

Viny, sedang duduk di sofa dekat tempat tidur Kinal. Sedari tadi dia memandangi Kinal yang tertidur. Pandangannya hanya teralih jika ada bayangan seseorang yang terlihat dibawah pintu.

Cklek!

Viny menoleh ke arah pintu. Seorang dokter wanita datang sambil membawa kertas ditangannya. Dokter tersebut tersenyum kepada Viny. Viny membalas senyuman itu.

Dokter menuju monitor untuk mengecek detak jantung Kinal yang berada didekat Kinal. Dokter tersebut mencatat seluruh pemeriksaannya. Lalu, dia berjalan mendekat Viny.

"Dia baik-baik saja," ucap dokter.

"Tapi, kenapa dia tidak bangun-bangun dok?" tanya Viny.

"Tenang saja, dia akan bangun. Mungkin sekitar 1 jam atau 2 jam lagi," ucap dokter sambil melihat ke jam tangannya.

"Begitu..."

"Baik, saya permisi dulu."

"Terima kasih dok!"

Dokter itu meninggalkan ruangan.

Viny kembali duduk disofa dan melihat Kinal yang tertidur. Rintik hujan menerpa jendela ruangan, menarik perhatian dari Viny.

Sementara itu di villa Viny.

Shania sedang sibuk di dapur bersama dengan pisau, penggorengan dan lain-lain. Dirinya masih terpukul mendengar kabar bahwa rumahnya hancur. Ditambah dengan tidak kepastian mengenai Willy, apakah dia ikut meledak didalam rumah atau bersembunyi ditempat lain.

Sementara itu Arson sedang duduk disamping kolam renang. Kakinya Ia masukkan kedalam air. Topeng gas miliknya Ia letakkan disebelahnya. Matanya tertuju pada api yang sedang membakar dedaunan di sebrang kolam renang itu. Lalu, matanya beralih ke langit, yang diselimuti oleh awan hitam.

The Butcher, sedang berada di ruangan tempat Gracia disekap. Dirinya berusaha memperoleh informasi dari Gracia. Namun, dia mengalamin kesulitan, karena Gracia hanya diam, tidak mau menjawab pertanyaan dari the Butcher.

Psycho Club [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang