Side Story: Satanic

1.7K 145 113
                                    

Satanic pov

Aku, seorang gadis remaja yang hidup berkecukupan. Aku beruntung, kedua orang tuaku masih dapat menemaniku hingga sekarang. Keluarga kecil yang berisi 4 manusia... 4? Oh ya, aku mempunyai seorang kakak perempuan.

"Sinka! Nanti kakak jemput kalo sempet ya!"

"Iya!"

Well, tadi itu adalah kakakku. Dia sudah pergi dengan mobil merahnya. Kemana? Menuju kampus tentunya.

Sekolahku dan kampus kakak searah. Oleh sebab itu dia mau mengantar dan menjemputku. Tapi, aku pulang sendiri jika kakak masih ada perlu dikampusnya.

Seperti, hari ini. Dia bilang akan ada seminar nanti siang. Dan, seminar itu selesai pada jam yang sama dengan sekolahku pulang. Aku sudah bilang, aku bisa pulang sendiri. Tapi, tadi dia mengatakan akan menjemputku kan? Oke itu jika dia sempat. Kata 'sempat' yang terselip berarti itu belum pasti ya.

Namaku, Sinka Juliani. Aku bersekolah di SMA swasta BS kota Bogor. Aku duduk di bangku kelas X. Sewaktu MOS, terdapat sebuah tes akademik dan psikotes untuk menentukan jurusan mana yang kita masuki nantinya di kelas XI. Dan pada hari terakhir, hasil dari tes itu diberikan.

Aku masuk kedalam jurusan IPA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku masuk kedalam jurusan IPA. Dan, ada hal lain lagi. Rupanya tes tersebut diberi ranking. Fungsi rangking itu untuk memilih siswa/i yang berada pada rangking 1-25 untuk dimasukan kedalam kelas 'pilihan'. Dan, aku masuk kedalam kelas itu.

Kelas pilihan di sekolah ini hanya diperuntukkan jurusan IPA. Sedikit rasis sebenarnya, mengingat adanya jurusan IPS, karena mereka tidak dibuatkan kelas 'pilihan'. Kelas 'pilihan' ini tidak akan terkena reshuffle, pada saat kenaikan kelas. Jadi, teman sekelasku tidak akan berganti sampai lulus nanti. Ketika pengumuman mengenai kelas 'pilihan' itu sampai ditelinga kedua orang tua dan kakakku, mereka begitu bangga padaku. Well, aku menjadi bahagia karenanya.

"Pagi dut," sapa Hanna, teman sebangkuku. Aku meresponnya dengan senyuman.

"Eh, udah baca chapter baru dari 'Satan Among Us' belum?" tanya Hanna.

"Udah dong!" jawabku penuh semangat.

"Gak nyangka ternyata adiknya pemuja setia setan ya," ucap Hanna.

"Iya! Terus udah gitu kakaknya yang jadi korban lagi, parah banget asli itu kacoooo," balasku.

"Ih iya itu parah banget," ucap Hanna. Dan kami pun masih terus berlanjut membicarakan mengenai cerita bersambung favoritku.

Well, secara singkat, cerita yang kubaca adalah, seorang perempuan yang secara tidak sengaja menemukan sebuah buku. Buku itu berisi cara-cara memanggil setan. Dibuku tersebut juga diberitahu bagaimana cara meminta sesuatu kepada setan. Dan permintaan kita akan langsung dikabulkan! Seru sekali bukan? Yes! Sangat seru. Aku tidak tau bagaimana jika buku seperti itu benar-benar ada.

"Duh, suara kalian itu kedengeran tau gak sampe luar," ucap Viny, perempuan yang duduk didepanku.

"Namanya duduk deket sama jendela ya pasti kedengeran lah suara kita, ya gak?" tanya Hanna meminta dukunganku.

Psycho Club [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang