Will bersiap-siap untuk ke kantor. Sebenarnya Will tidak berniat untuk ke kantor hari ini karena mood-nya sedang tidak baik. Tapi karena panggilan dari Mr. Glover kemarin, mau tidak mau Will harus ke kantor hari ini.
Will berpaling saat mendengar pintu kamarnya di buka.
"Kakak ke kantor hari ini?" Tanya Alvia mengintip di balik pintu.
"Ya. Ada wawancara untuk calon karyawan baru," jawab Will.
"Kakak membuka lowongan pekerjaan di perusahaan?"
"Tidak."
"Lalu?"
"Perusahaan membutuhkan karyawan dan banyak pelamar yang datang. Aku harus melakukan wawancara terhadap mereka," jawab Will sambil mengemaskan ikatan dasinya.
"Bukankah sudah ada tim yang bertugas untuk menyeleksi calon karyawan baru?"
"Ya. Tapi, aku harus hadir dan ikut mewawancarai mereka."
Will menarik jasnya yang tergantung di dalam lemari dan langsung memakainya.
"Aku harus pergi."
Will meninggalkan Alvia yang masih berdiri di kamarnya.
Will melewatkan sarapannya. Dia tidak mampir ke meja makan, tapi langsung melangkah ke pintu depan.
"Will, kau tidak sarapan?" Kata-kata ibunya membuat Will menghentikan langkahnya.
"Tidak, Mom. Aku sudah terlambat. Aku akan makan di kantor nanti," jawab Will lalu melanjutkan langkahnya.
"Jangan lewatkan sarapanmu, Will," laung ibunya.
Will melambaikan tangannya di udara dan menghilang dibalik pintu depan.
Ibu dan ayahnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Kenapa dia buru-buru sekali?" Tanya Yuami heran.
"Katanya ada wawancara dengan calon karyawan baru. Dia sudah terlambat," jawab Alvia yang baru saja bergabung di meja makan.
"Kenapa dia menerima karyawan baru? Apa perusahaan kekurangan karyawan?"
"Ya."
"Kenapa dia tidak bawa saja anggota Pack untuk bekerja di perusahaan,"
"Will tidak akan mengurangi penjagaan di Pack sampai keadaan benar-benar aman," jawab Robert.
"Dia pasti melewatkan sarapannya," gumam Yuami.
Masing-masing diam dan menikmati sarapan mereka pagi itu.
***
Will tergesa-gesa masuk ke dalam ruangannya. Setelah duduk di kursinya, Will meraih telepon yang ada di atas mejanya dan menyuruh Mr. Glover untuk masuk ke ruangannya.
"Dimana mereka?" Tanya Will saat Mr. Glover sudah berdiri di depannya.
"Mereka di ruangan tunggu. Kita akan melakukan wawancara seperti biasanya?"
Bukan pernyataan yang diberikan oleh Mr. Glover melainkan sebuah pertanyaan.
Will mengangguk. "Ya. Kita akan melakukannya seperti biasanya."
"Baiklah. Silahkan masuk ke ruangan wawancara yang telah disiapkan," ucap Mr. Glover.
Will bangkit dan melangkah menuju ke ruangan wawancara, Mr. Glover mengikutinya dari belakang.
"Persilakan pelamar pertama untuk masuk," ucap Will sangat sudah duduk di kursi ruangan itu.
"Baik, Mr. Will," ucap Mr. Glover.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Luna
WerewolfSteffany Lifio tidak tahu kalau ia adalah mate seorang Alpha. Steffany berusaha menjauhi Alger Willson tapi takdir selalu mempertemukan mereka. Alger Willson selalu datang di saat ia membutuhkannya. Berkali-kali Steffany menolak tapi takdir itu sela...