Ponsel Zaman Purba

21 2 0
                                        

"JODI" aku setengah berteriak di telepon.

Yang dibalasnya dengan santai, "kenapa Bi?"

"Lo dimana?!" Aku menahan diriku agar tidak menangis.

"Ini baru sampe di sekolah. Lo udah?"

Aku menarik napas panjang, "gue masih di Bogor Jod."

Ada jeda panjang.

"Oh masih di daerah Bogor? Lama banget, perasaan nggak macet-macet banget ta-"

"GUE MASIH DI HOTELNYA JODI, GUE DITINGGAL!" kali ini aku beneran menjerit.

"Hah?! Kok bisa?! Emang lo tadi kemana?"

Aku menceritakan the-whole-aku-kebelet-pup-thing sampai ketika aku sampai di aula dan tidak ada orang.

"Lo juga kemana sih Jod, kok ninggalin gue gitu aja?" Suaraku sedikit bergetar sekarang. Bagaimana tidak, aku ditinggal sendirian di hotel antah berantah yang sekitar 20km jauhnya dari rumah.

"Tadi gue nyariin lo Bi, gue telfon-telfon tapi nggak diangkat. Terus kata salah satu anak, toilet disini itu adanya di kamar 304 tempat peserta naro barang-barangnya. Jadi gue pikir lo bakal ketemu rombongan sekolah di kamar itu, terus lo bisa balik sama mereka. Jadi gue balik duluan. Gue nggak tau kalo ternyata pas mereka ambil barangnya lo belom keluar dari toilet, mungkin mereka kira nggak ada orang dan langsung pergi. Maaf banget ya Bi.." Jelasnya panjang lebar.

Rasanya aku ingin berteriak marah ke Jodi. Untung aku suka kamu Jodi, untung.

"Terus sekarang gimana?" Aku terduduk lemas di kursi lobby hotel. Aku buru-buru menghapus air mata yang akhirnya mengalir setelah aku tahan-tahan.

"Apa gue kasih tau bu Erin? Bis rombongannya belom sampe sih.."

"Yaudah deh.."

Setelah menunggu beberapa menit, jodi menelponku lagi, "Bi, katanya mereka udah mau sampe, nggak mungkin muter balik.." great.

Tubuhku semakin lemas, "yah, terus gimana?"

Jodi berpikir sejenak, "yaudah gue kesana lagi deh."

Mataku membola, "Serius?"

"Iya, lo tunggu situ sebentar lagi ya."

"Eh, tapi beneran nih? Lo nggak papa?"

"Nggak papa, lagian kan gue yang salah ninggalin lo."

Amarahku pada Jodi langsung hilang.

"Yaudah deh, sori ya Jod ngerepotin."

"Iya Bi." Telepon di tutup.

Aku melihat jam tanganku, masih jam setengah 11, kemungkinan aku tidak akan pulang terlalu sore, jadi mama nggak akan khawatir.

Sebenarnya salah hotel ini juga sih, hotel macam apa yang tidak punya toilet umum di luar kamarnya?!

"Di tinggal neng?" Bapak office boy yang tadi aku tanyakan sudah berdiri di sampingku.

Aku mengangguk lemas, "tapi udah ada yang mau jemput, Pak."

Dia menatapku prihatin lalu menyodorkan sebuah kotak, "ini tadi makanan ringan buat peserta. Masih ada sisa, dimakan aja neng."

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Jan 06, 2017 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

The OutcastDove le storie prendono vita. Scoprilo ora