prolog.

331 20 16
                                    

Heiiii heii
Ini awal ceritanya yaa
Hope u like it!
Happy reading!!!!

Jam menunjukan pukul 20:00. Lea masih bersantai di ruang Tv, menonton film kartun kesukaannya.

"Lea.. cepat ganti baju mu, pakai dress yang udah siapin di atas tempat tidur kamu ya!" Ucap Hana dari lantai dua rumah mereka.

Dengan malas, Lea pun menuju kamarnya dan bersiap-siap untuk acara makan malam keluarga mereka bersama keluarga rekan bisnis Raka.

Tak butuh waktu lama, Lea sudah mengenakan dress diatas lutut tanpa lengan berwarna pink soft tersebut. Rambutnya tergerai sampai bahu dan sentuhan lipgloss pink soft dibibirnya memberikan kesan indah padanya.

"Lea.. ayo cepat turun. Langsung ke mobil."

"Iyaa mah."

Lea turun dan langsung menuju mobil dimana papa dan mamanya berada.

Selama perjalanan Lea hanya asik dengan ponselnya. Berharap agar Nalendra mengiriminya pesan, namun tak ada satu pun pesan dari Nalen.

Hanya membutuhkan waktu duapuluh menit, Lea, Hana, dan Raka sudah sampai di salah satu tempat makan yang cukup mewah.

"Berapa orang pak?" Tanya seorang pelayan pada Raka.

"Tidak. Saya mencari meja bapak Ryan Prasetyo ada?"

"Oh ya. Mari saya antar"

Raka, Hana, dan Lea mengikuti pelayan tersebut sampai pada satu ruangan dan disana terdapat dua laki-laki dan satu perempuan.

"Malam Ryan" sapa Raka pada salah satu laki-laki yang sudah menua itu dan berjabat tangan. Hana pun juga melakukan seperti apa yang Raka lakukan pada Ryan, Karin dan anaknya yaitu Radja Dean Prasetyo.

Saat semuanya sudah pada kursinya masing-masing Ryan pun mulai angkat suara.

"Jadi ini putrimu yang bernama Lea Angelica Fahreza itu?"

"Tentu saja"

Lea yang mendengarnya hanya menunjukan senyumnya.

"Lea, ini Radja. Radja Dean Prasetyo. Anak om." Radja Dean Prasetyo. Laki-laki berperawakan sempurna. Wajahnya yang tampan, tingginya yang menunjang, dan badannya atletis. Namun menurut Lea, Nalen adalah yang paling sempurna.

Radja pun langsung memberikan tangannya pada Lea dan mereka pun berjabat tangan.

"Langsung pada intinya saja ya Raka." Ucap Ryan dengan dilanjuti anggukan pasti dari Raka dan Hana.

"Jadi Radja, Lea. Papa ingin menjodohkan kalian."

Mendengar apa yang diucapkan oleh Ryan, Lea pun menunjukan muka kagetnya dan dia tidak terima. Sementara dengan Radja terlihat biasa saja karena dia sudah tau lebih awal.

"Ha? Papa kok gak bilang-bilang sama aku dulu?"

"Udah jelas kan sekarang Lea. Papa dan om Ryan ingin menjodohkan kalian berdua. Kamu dan Radja."

"Tapi pah"

Pikiran Lea langsung tertuju pada perasaannya terhadap Nalendra. Bagaimana bisa dia melupakan Nalendra? Dia mencintai Nalendra selama 4 tahun.

Lea berdiri dan langsung meninggalkan meja makan tersebut.

"Maafkan Lea ya." Ujar Hana pada Ryan, Karin, dam juga Radja.

"Tak apa, kami mengerti." Jawab Karin dengan senyum manisnya.

"Radja. Coba kamu kejar Lea."

"Baik mah."

"Bagaimana bisa kamu langsung menerima perjodohan itu?" Tanya Lea pada Radja. Saat ini mereka berada di taman tempat makan tersebut. Lea duduk di kursi ayunan, Radja berdiri disebelahnya.

"Awalnya memang aku sedikit tidak terima dengan perjodohan itu. Namun setelah aku pikirkan mungkin skenario hidupku memang seperti ini, dan aku pun tidak bisa mengelaknya."

"Apa kamu gak punya seseorang yang kamu sayang?"

"Ada. Dia cantik, aku sangat mencintainya. Namun dia bukan milimkku. Aku tidak bisa memaksakan yang bukan untukku."

Semua yang dikatakan Radja memang benar, tapi apakah dia bisa sama seperti Radja yang menanggapi semuanya dengan positif?

"Yang ku tau, pernikahan kita akan di laksanakan bulan depan. Kita masih punya dua minggu untuk saling mengetahui satu sama lain."

"Akan ku pertimbangkan."

Radja dan Lea kembali ke meja makan dimana kedua orang tua mereka berada.

"Hm Lea, om, tante, dan orangtua mu sudah menyewa tempat untuk pernikahan mu dengan Radja. Besok jam sembilan pagi Radja akan menjemputmu untuk fitting gaun pernikahanmu." Ujar Ryan dengan jelas, dan hanya dia balas dengan anggukan terpaksa oleh Lea.

"Ku pikir kita sudah cukup untuk membicarakan ini, sekarang mari kita makan!!" Ujar Karin dengan semangat.

Malam itu pun berlangsung dengan cepat, walaupun Lea masih tidak terima dengan perjodohan dia dengan Radja, namun dia akan terus berusaha untuk menerima itu.

SCENARIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang