Radja terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa berat, kamarnya berantakan, namun tidak ada seseorang di dalam kamar hotel selain dirinya. Sudah dua hari Radja sama sekali tidak mengabari Lea. Bagaimana mau mengabari? Memikirkan Lea sedikit saja tidak!
Radja mengambil ponselnya yang terletak tidak jauh darinya. Mengecek beberapa notifikasi yang masuk di ponselnya.
Radja mempunyai janji hari ini dengan salah satu temannya yang tinggal di Singapura. Bukan temannya, lebih tepat lagi ialah mantannya.
✏
Waktu menunjukan pukul 10 pagi, Radja sudah berada disalah satu cafe tempat dimana ia dan mantannya akan bertemu.
Satu gelas cappuccino dingin sudah cukup menjadi temannya saat ia menunggu mantannya itu.Tak lama, sosok perempuan tinggi, berambut hitam panjang, memakai jeans di atas lutut dan memakai baju bertulisan this is me, mengahampiri Radja dan menepuk pundaknya pelan.
"Hey," ujar mantannya, Diana.
"Oh, hey!"
"Duduk di," lanjut Radja, dan diikuti oleh Diana yang kini duduk berhadapan dengannya."Tumben di, kenapa?" Ya memang yang mengajak Radja ketemuan adalah Diana. Entah untuk apa?
"Aku kangen kamu ja," ujar Diana sambil memegang tangan Radja, namun dengan refleks Radja langsung menarik tangannya agar tidak terpengaruh untuk kesekian kalinya dengan perempuan ini.
"Kita udah ga ada apa-apa di, kamu urus hidup kamu, aku urus hidup aku"
"Tapi ja, aku sayangnya sama kamu doang" Diana kini mulai meneteskan air matanya namun Radja tetap saja tidak terpengaruh olehnya.
Diana? Diana Claudia. Sosok perempuan yang pernah hadir di hidup Radja disaat ia masih duduk di bangku SMA. Sosok perempuan yang datang dan akhirnya pergi meninggalkan luka yang sangat parah, yang membuat Radja tidak mau mengenal apa itu cinta sampai ia bertemu Bella di kampusnya dulu.
"Udah ya di, aku ga bisa, aku udah punya istri, tinggalin aku," ujar Radja dan langsung meninggalkan Diana sendiri di cafe tersebut. Dan sekarang Radja baru teringat akan Lea.
Apa yang lo lakuin ja semalem?? Lo udah punya istri astaga ja. Batin Radja meneriaki dirinya sendiri akan kesalahan yang ia buat semalam.
Kini yang dipikiran Radja hanyalah Lea, Lea, dan Lea. Ia langsung menghubungi Lea, namun tidak ada jawaban dari ponselnya. Perasaan yang tadinya tidak memikirkan sedikitpun tentang Lea, kini perasaannya sendirilah yang sangat tidak tenang karena Radja tidak mendapat jawaban dari istrinya.
Tuhan jaga dia Tuhan.. aku mohon jaga dia.
Sudah berkali-kali Radja menghubungi Lea, namun hasilnya tetap sama, nihil, akhirnya Radja memutuskan untuk menelpon Hana. Di nada dering ketiga pun, Hana menjawab telpon Radja.
"Mah halo mah?"
"Iya, kenapa ja?"
"Mama tau Lea dimana sekarang? Radja hubungin ga bisa-bisa dari tadi ma"
"Kan Lea dari kemarin nginep di rumah mama, tadi dia izin mau keluar, nah sekarang belom pulang"
"Yaudah mah, kalo Lea ada, bilang sama Lea, Radja pulang sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
SCENARIO
RomanceSemuanya hanya perlu waktu. Waktu untuk terbiasa dan waktu untuk bisa memaafkan sepenuhnya. -author Cover by @experssionall