Part Eleven

412 34 3
                                    


Suasana rumah dari Vernando mendadak hening. Kinal yang kini tenga duduk dengan manis di ruang tamu rumah Vernando Ia hanya bisa memainkan jari - jari tangannya. Vernando? Ia pergi ke dapur untuk membuatkan minuman untuk Kinal. Tak berapa lama Vernando datang membawa sebuah nampan berisi segelas teh hangat untuk Kinal.

" gue ngak suka teh.." ucap Kinal. Vernando menatap Kinal dengan tatapan yang sangat tidak nyaman membuat Kinal beberapa kali memutar kedua bola matanya ke arah lain untuk menghindari tatapan tersebut.

Vernando yang masih berdiri dengan nampan yang ia dekap di dadanya hannya menggelengkan kepalanya beberapa kali. Setelah itu ia berbalik dan berjalan entah kemana. Mungkin saja ke dapur? Tak butuh beberapa lama ia langsung kembali dengan segelas Coklat panas. Kinal hanya menganga.

" K-ok?"

" itu yang lu suka kan? Udah minum aja.." Vernando. Ia berbalik lagi dan melangkahkan kakinya meningalkan Kinal di ruang tamu. " ribet banget jadi orang.." ucapan terakhir Vernando yang dapat di dengar jelas oleh Kinal. Kinal hanya bisa mengerutu kesal.

" Ini semua gara-gara Dhika!" Gumam Kinal.
Flashback

" Si Vernando itu suka sama lo nal. Lo ngak percaya? Aish...keterlaluan lo. Selama ini dia sering cemburu waktu lihat lo jadian ama Mario. Dan lu tau sendiri Vernando melihat kejadian lu ama Mario di cafe.."

" Dia? Ngelihat gue ditampar Mario?" Kinal. Dhika mengangguk.

" jadi, waktu itu? Vernando ada di cafe itu?"

" ngak hanya itu, dia juga selalu panik waktu lu pingsan. Dia khawatir ama lu saat kejadian Mario nyakitin lu.." Dhika. Kinal terdiam setelah mendengar cerita dari Dhika.

" Vernando berusaha ngerubah sifat cueknya demi lu doang. Yang lain mah ama dia bakalan di cuekin, cuman lu dia ngerubah sikapnya.." lanjut Dhika.

" ahh, gue pusing.." Kinal mengacak rambutnya yang pendek. Memang benar selama ini Vernando sudah sedikit merubah sikapnya yang asli jika berada di dekatnya. Namun, nyatanya ia malah tidak bisa merasakan hal itu sama sekali. Bahkan ia melontarkan kata-kata yang membuatnya terluka saat itu.

" gue ngerasa bersalah waktu gue bilang ngak akan suka ama dia selamanya.." Kinal. Dhika kaget atas ucapan Kinal. Apa itu penyebabnya Vernando waktu itu terlihat begitu sangat diam.

" Jadi, lu? Ah...lu bego banget nal!" Dhika dengan nada menyalahkannya.

" mana gue tau...kalau dia emang beneran suka ama gue. Lagian gue kan emang ah, sudahlah!"

" yaudah sekarang lu harus nemuin dia di rumahnya. Vernando lagi sakit mungkin lu sekalian minta maaf gitu? " Dhika. Kinal masih berpikir keras. Sebenarnya ia juga ingin tau apakah benar Vernando suka dengan dirinya?*yaallah nal lu kagak peka amat seh😂. Butuh waktu lama untuk ia berpikir keras hingga ia menjawab semuanya dengan matang-matang.

" iya, deh...gue kerumah Vernando nanti. Sekalian gue minta maaf sama jenguk dia.." mendengar ucapan Kinal tadi membuat Dhika melebarkan senyumannya.

" nah..bikin dia seneng ye nal." Dhika menepuk pundak Kinal. Kinal hanya mengangguk.

Flashback Off

" Katanya Vernando sakit? Apaan, ngak  kelihatan orang sakit beneran deh perasaan."

Kinal masih saja bertanya-tanya di dalam hatinya. Vernando sakit apaan? tapi, tidak  melihat sakit beneran. Cuman kelihatan wajahnya kusut aja. Tapi ya tetep ganteng kok. Tak berapa lama Vernando kembali lagi kini ia duduk tepat di depan Kinal.

Vernando cuman diam sambil matanya mengarah lurus ke Kinal yang ada di depannya. Kinal merasa risih waktu Vernando menatapnya seperti itu. Yang membuat ia harus kesal mengapa dadanya berdegub?

I LOVE YOU MR.cuek[HIATUS DULU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang