Dengan tergesa2, Pedro membuka pintu kamar hotel yg memang disediakan khusus buatnya untuk beristrahat, jika sedang berada dihotel ini. Terdengar alarm pintu dan terbukalah pintu kamar dan membentangkan suasana kamar yg dominan coklat crem, putih, dan sangat minimalis. Jovina sedikit diseretnya masuk kedalam kamar.Dengan bed berukuran kingsize ditengah, serta selimut sehalus bulu, dan beberapa perangkat pendukung yg sangat terlihat mahal, kamar tersebut benar2 menampilkan keelegananya. Jovina sempat takjub dibuatnya.
Agak sedikit kasar, jas yg sedari tadi menyelimuti tubuh setengah bugil milik Jovina, diraih Pedro dan dilemparkanya sembarangan kearah lantai. Jovina hanya bisa mematung sambil membungkus sepasang payudaranya dan menatap Pedro ragu setengah takut. Apa yg akan dilakukanya padaku? Apakah dia akan menyetubuhiku?
Mendekat kearah Jovina berdiri, Pedro meraih dagunya sembari mengucapkan kata2 sexy "Kau gadis manis yg sekaligus liar, sekarang kau harus menyelesaikan semua yg telah kau bangkitkan dari tidurnya."
Dan terulanglah kembali kejadian yg diroom karaoke tadi. Jovina mendapatkan ciuman ganas, panas membara dari Pedro yg memang sedari tadi sudah tak mampu menahan hasratnya yg menggebu2.
Jovina berusaha mendorong tubuh Pedro menjauh, namun itu malah membuat Pedro makin menekankan ciuman dalam miliknya. Dengan terburu2, dihempaskanya tubuh Jovina ke atas ranjang.
Nampak dengan rambut yg kusut masai, Jovina telentang tak berdaya dengan dada yg terbuka, dan tubuhnya hanya tertutup rok yg setengah tersingkap, dengan kaki yg setengah menyentuh lantai. Pedro menatap nyalang kearahnya, nampak penuh nafsu dan gairah. Nafas mereka berdua terdengar menderu.
Dilepasnya satu persatu kancing kemeja serta celananya sehingga hanya menyisakan boxernya. Nampak disana gundukan bukti gairah Pedro. Jovina tergugu. Dengan sedikit takut2, dia berusaha naik ke ranjang dan mundur untuk menjauh dari Pedro.
"Ap-apa..yg ak-akan..kau lakukan?"
"Kau masih bertanya apa yg akan kulakukan? Apakah itu memang benar2 kepolosanmu nona manis?" goda Pedro sambil terus menghampiri Jovina, dan naik keatas ranjang. Bagaikan singa yg akan menerkam mangsanya, Pedro menatap tajam penuh nafsu ke sepasang mata Jovina yg sepertinya nampak akan meneteskan airmata.
Jovina makin mundur dan naas dia tejebak oleh tumpukan bantal yg berada dibalik dinding. Tubuhnya gemetar antara takut dan aneh... terangsang?
Jovina pov
OMG......dia terus merangkak kearahku dan itu membuat pandanganku terkontaminasi dengan betapa 'kuat'nya dia. That's so BIG dude!! Takut dan terangsang menjadi satu tak karuan.
Takjub dengan seluruh kesempurnaan yg ada padanya. Kulit yg kecoklatan karena terbakar matahari, otot2 yg lentur namun kuat, perut yg rata, dan Ya Tuhan....aku makin gak sanggup menahan perasaan yg berkecamuk menjadi satu ini. Entah takut pada yg akan terjadi padaku atau takut akan kenikmatan yg akan kuterima nanti, mengingat tadi apa yg sudah dia lakukan padaku. Semua itu membuat bagian bawahku makin berkedut2 seperti mendamba.
Kini wajahnya sudah tinggal beberapa centi lagi didepanku dan nafasnya hangat menerpaku, sekilas namun mampu menyalurkan hawa panas membara diseluruh tubuhku terutama pada bagian intiku yg makin berkedut2. Kedua tangannya mengurungku diantara tumpukan bantal dibalik punggungku. OMG....harum tubuhnya membuatku makin ga bisa menolak ini semua, heiiiii, kemana rasa takutku pergi?
Matanya menatap dalam kearah mataku yg tadinya hampir meneteskan airmata karena takut "Kau takut padaku manis?" aku hanya menggeleng sekilas tanpa memutus pandangan matanya namun aku membuka mulutku untuk mengambil nafas sedalam2nya, karena aku merasakan sesak dengan tatapan tajam matanya.
Saat jemarinya menuju bagian leherku, tepat diatas kissmark buatannya, aku tersentak dengan perlakuanya itu. Ada sengatan listrik yg mengalir disana. Aku hanya mampu memejamkan mataku. Entah, nafasku jadi tersengal2 agak tertahan.
Lalu diturunkanya jarinya terus kebawah, bermain2 dengan sepasang putingku yg nampak makin mengeras, turun kebawah perutku yg rata dan tercekatlah nafasku saat jemarinya menemukan intiku yg sudah basah sedari tadi menahan gairah. "Aaccchhh....."Kubuka mataku. Nampak dia tersenyum menyeringai tajam, bagaikan iblis yg menikmati kemenanganya. Diperlihatkanya telunjuk yg basah didepanku, lalu dia memaksaku untuk merasakan aromaku sendiri. Damn!
"Kau tau? Aku senang kau basah karena sentuhanku nona manis dan aku menginginkan dirimu sekarang juga" ujarnya sekilas lalu dengan ahlinya dilumatnya lagi bibirku yg masih terbuka. Aku sudah tak mampu berfikir lagi.
Pedro pov
Setelah kusingkirkan kemeja dan celanaku, kuberjalan kearah ranjang dan merangkak kearahnya yg nampak ketakutan. Dia terus mundur menjauhiku, tapi naas sepertinya dia terpojok diantara bantal2. Sekilas kulihat ada airmata yg menggenang dimatanya. Gilaaa! Apa aku memang semenyeramkan itu dimatanya? Aku gak mau perkosa dia, aku mau dia benar2 menyerahkan dirinya untuk kubawa ke surga kenikmatan.
Sungguh, melihat tubuhnya yg putih mulus, sintal, dan sepasang payudara yg berisi penuh disana, membuatku makin bergairah yg tak karuan. Ingin segera merasakan nikmatnya surga bersama dirinya. Entah apa yg merasukiku. Manis bibirnya membuatku jadi sedikit kecanduan. My little dick juga bisa merasakan rangsangan yg tak biasa saat sentuhan2nya tadi diatas kulitku.
Aku sangsi dan penasaran dengannya. Diawal dia menolakku, namun selanjutnya dia seperti pasrah begitu saja dalam lumatanku. Tapi, rasanya dia beda dengan cewe2 lain yg pernah kutiduri. Aku senang ketika mendengarnya mendesah, seperti ada sengatan yg membangkitkan nafsu kelaki2anku.
Kudekatkan wajahku sampai tinggal beberapa centi lagi dihadapannya dan sengaja kuhembuskan nafasku hangat menerpanya, sekilas namun aku yakin mampu menyalurkan hawa panas membaraku diseluruh tubuhnya. Kulihat dia merona. Kedua tanganku mengurungnya diantara tumpukan bantal dibalik punggungnya. Aku jadi ingin sedikit menggodanya. Entah, itu jadi hobby baruku semenjak pertama kali kulihat kegugupannya yg dibentengi dengan sifat sok beraninya.
Kutatap matanya dalam2 berusaha menyalurkan intensitas gairahku padanya "Kau takut padaku manis?" dan dia hanya menggeleng sekilas tanpa memutus pandangan matanya dariku. Kulihat mulutnya sedikit membuka. Sexy.....
Kulihat kissmarkku, dan kuangkat telunjukku untuk menyentuhnya. Ssshhh...gelenyar dan sengatan listrik itu muncul lagi, dengan hanya menyentuh saja. Dia berjengit. Dan matanya tertutup kembali dengan diikuti nafasnya yg tersengal2. Perasaan ini benar2 membuatku gila.
Lalu kuturunkan jariku terus kebawah, bermain2 dengan sepasang putingnya yg nampak sudah mengeras dan seperti menantangku, turun kebawah perutnya yg rata tanpa lemak dan tercekatlah nafasku seketika saat jemariku menemukan intinya yg sudah "Aaccchhh....." dia mengerang. Batinku juga mengerang tertahan. Aku menyeringai senang.
Matanya terbuka. Kuperlihatkan telunjukku yg basah kepadanya, lalu kudorong jariku agar dia bisa merasakan aromanya sendiri. Shit! Lumatan jarinya makin membuatku frustasi dan aku sudah tak bisa menahan untuk berlama2 lagi. Aku harus bisa memasukinya sekarang juga.
"Kau tau? Aku senang kau basah karena sentuhanku nona manis dan aku menginginkan dirimu sekarang juga" ujarku sekilas lalu dengan nafsu mendamba, kulumat lagi bibirnya yg masih terbuka. Aku sudah hilang akal sehatku. Aku sudah bosan dengan menahan2 gairahku. Aku harus menuntaskan semua ini.
Fiuuuhhhh.........pegel juga ni jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Higher
RomanceJovina adalah gadis bukan perawan yg berumur 23th, yg memiliki double job dikehidupan kerasnya sebuah kota maju. Siang dia menjaga toko buku, malamnya menjadi seorang striper disebuah club ternama di kotanya. Dia adalah seorang kakak yg sangat menya...