Expressly or by Accident?

51.2K 1.1K 19
                                    

Bugh!!!
Bugh!!!

Masih dalam ketakutan yg tinggi, Jovina merasakan seseorang yg menarik tubuh pria yg sudah dengan berani melecehkannya. Dia tahu, bahwa itu perbuatan mantan kekasihnya, karena hanya pria itu yg memanggilnya dengan sebutan baby Jo. Namun, siapa yg telah menyelamatkannya saat ini, Jovina masih enggan untuk membuka kedua matanya. Dia tahu, bahwa didepan tepat dirinya berdiri sedang terjadi perkelahian antara 2 pria yg entah satunya siapa selain mantan kekasihnya.

Tak selang berapa lama, kedua bahunya dicengkeram oleh sepasang tangan kekar

"Jojo.....are you okay? Jo? Jojo?"

"Jangan.....kumohon jangan sakiti aku....please, jangan...." masih dengan menutup matanya, Jovina berusaha memukul2kan kedua tangannya yg bebas kearah orang yg mencengkeram kedua bahunya.

"Jo...open your eyes, it's me! Hei manis, jangan takut, I'm here now" dengan sekali rengkuh, pria yg ternyata adalah Pedro, langsung memeluk tubuh Jovina yg masih gemetaran. Diusap2nya punggung Jovina untuk memberikan rasa aman. Jovina yg tersadar akan perlakuan yg seperti melindungi itu, sontak tangisannya langsung meledak saat itu juga dipundak kanan Pedro. Dia juga meremas kencang bagian pinggang Pedro, seolah2 takut lepas dari perlindungan sang penyelamatnya.

"Kau aman bersamaku sayang" ujar Pedro sembari masih mengusap2 punggung dan sesekali mengecupi puncak kepala Jovina. Jovinapun hanya bisa larut dalam tangisannya.

"Tuan"

Pedro yg menyadari panggilan salah satu anak buahnya, membalikkan wajahnya kearah asal suara tanpa melepaskan pelukannya.

"Bagaimana? Apa kau sudah membereskannya?"

"Sepertinya memang dia sedang mabuk berat. Sekarang sedang diamankan oleh pihak security hotel. Dia ternyata menginap disini, tepatnya dikamar 185 tuan. Dan satu lagi, dia adalah penerus tunggal Lavarel Group"

"Hmmm, ternyata dia sudah kembali lagi ke kota ini. Baiklah, terus kau awasi gerak geriknya Patt, jangan sampai kulihat lagi dia berani mendekati Jovina. Beritahu Darwin, siapkan mobilku sekarang juga."

"Baik tuan."

Lalu sang pengawalpun dengan cepat berlalu dari hadapan tuannya. Pedro kembali konsentrasi pada Jovina. Terlihat Jovina seperti masih shock dengan perlakuan yg tadi diterimanya.

"Sudah, jangan menangis lagi manis. Ada aku disini, kau akan aman bersamaku. Sebaiknya, kita pergi dari sini sebelum keparat itu bisa menemukanmu kembali dan menampakkan wajahnya didekatku." setelah mengatakan hal itu, Pedro langsung menarik tubuh Jovina yg nampak sudah tak bertulang itu agar mengikuti dirinya. Jovina hanya bisa pasrah mengikuti kemanapun langkah Pedro membawanya.

Pedro ternyata membawa Jovina kearah sofa yg mana terdapat teman2nya berada. Devon, Axel dan Clark terheran2 dengan keadaan Pedro yg acak2an dan juga Jovina yg berada didalam pelukan Pedro yg sedang menangis tersedu2. Ternyata Pedro hanya akan mengambil jas dan juga handphonenya.

"Hei bro, why you so look bad like that?!" tanya Devon sambil mencoba mendekati Pedro yg nampak tergesa2 saat mengambil jas dan handphonenya. Wajar jika dia bertanya, karena memang dia tak tahu apa yg sedang terjadi pada sahabatnya itu.

"Kau habis berkelahi?" tanya Clark penasaran.

"Yeaaah....something like that. Please,someone of you just tell to Ann if Jovina with me now. Gue cabut dulu langsung ke mansion. Jika Ann menginginkannya, katakan dia bisa datang ketempatku."

"Lo hutang penjelasan bro!" tuding Devon sambil menelengkan dagunya kearah Jovina yg nampak sangat terlihat lemah.

"Datang saja ke mansion. Jangan lupa, katakan maaf dariku untuk Ann."

Take Me HigherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang