Five

49.5K 1.1K 6
                                    

Ann pov

Sudah 10 hari dan beratus2 kali aku coba membujuk dancer kesayanganku ini, namun semuanya sia2. Aku sudah benar2 gagal memegang janjiku sendiri padanya. Jovina...I'm so sorry dear.

Dari awal aku tahu bahwa dia bukanlah gadis sembarangan. Dari caranya melamar untuk mendapatkan pekerjaan tambahan, benar2 membuatku salut dengan kegigihannya. Aku tak sembarangan dalam menerima anak buah. Aku selalu seleksi ketat mereka semua. Maka dari itu agenci dancerku Angelamour's yg sudah berdiri sejak 5th lalu, banyak diminati oleh para gadis yg memang ingin bergabung denganku mengasah bakat dan juga butuh uang.

Jovina 2tahun lalu datang padaku dengan minat yg amat tinggi, karena dia benar2 butuh uang tambahan untuk melanjutkan hidupnya bersama sang adik yg kutahu bernama Cara, yg juga buta semenjak dia lahir kedunia. Aku dari awal memang tertarik dengan bodynya yg kurasa sangat menarik sekali. Untuk penilaian 1-10, mungkin aku beri dia 9 karena memang dia nyaris sempurna. Tapi, aku juga tak butuh hanya modal menarik, aku juga butuh kepintarannya merayu dan menggoda para pria hidung belang. Awalnya dia ragu untuk memulai. Saat aku bilang itu adalah langkah awal kepastian dia bisa aku terima atau tidak, akhirnya dia mau mencoba untuk memperlihatkannya padaku.

Dan pastilah dia tak mengecewakan aku, sampai2 aku menjadikannya anak emas hingga sekarang. Kenapa begitu? Karena memang terbukti, selain punya kualitas, bakat, hokinya lumayan tinggi untuk ukuran dancer toples yg tak bisa di BO sembarangan seperti dancer lainnya. Sebelum keberadaanya di agencyku, dancer toples jarang diminati. Kebanyakan customer maunya yg bisa di BO. Setelah kehadirannya 2tahun ini, lumayan terjadi peningkatan didalam peminat toples. Pastinya ingin menampilkan Jovina. Banyak yg mau melihat Jovina di setiap event, apalagi yg minta private party. Sampai suatu kejadian dia hampir diperkosa oleh salah satu customer yg memang sudah tergila2 padanya semenjak dia hadir di agencyku.

Mengingat itu, aku jadi mengingat kejadian 10hari lalu. Yg membuat sampai sekarang aku jadi kehilangan dia hingga saat ini. Aku menghela nafas panjang. Jovina hingga kini mengacuhkan segala permintaanku kepadanya untuk menari lagi. Sudah tak terhitung berapa kali banyaknya permintaanku kepadanya yg dia tolak mentah2. Aku jadi makin merasa bersalah sepenuhnya padanya. Ditambah, dia benar2 menolak uang pembayarannya private party yg terakhir sebanyak 4500$. Masih beruntung aku, kalau gaji dia yg sebelum2nya dia menari masih mau diterimanya. Jika akhirnya akan menjadi seperti ini, tak segan2 aku akan menolak permintaan Mr. Pedro kala itu.

They can imitate you
But they can't diplicate you
'Cos you got something special
Thats make me wanna taste you...

Kudengar nada panggil di hpku, nomor tak dikenal. Hmmmm, mungkin salah satu customer

"Ann speaking?!"

"Miss Ann, ini Darwin"

"Ya? Apa yg membuatmu sampai meluangkan waktu untuk menelponku Darwin?"

"Mr. Pedro ingin mengadakan meeting dengan anda di hotel Atarve's di ruangannya nanti malam jam 8 miss. Apakah anda ada waktu?"

"Sejak kapan bossmu itu meminta persetujuanku Darwin? Tentu saja pasti aku harus bisa."

"Baiklah miss, terimakasih atas waktu anda" Klik!

Hmmm, mau apa lagi dia mau bertemu denganku? Jangan harap jika ingin menanyakan soal ketidakberadaan Jovina. Aku sendiri tak mampu membujuknya untuk menemuiku sekali saja.

Kalau tak ingat dia adalah bossku, aku mungkin sudah memaki2 habis dirinya malam itu juga, bahkan mungkin aku bisa menjebloskannya ke penjara, seperti yg aku lakukan pada biadab yg kala itu mencoba untuk memperkosa Jovina. Sayangnya, aku kalah telak jika benar2 akan melakukan hal itu. Malam itu, dengan menanyakan hal yg menyangkut Jovina dengan nada tinggi saja, aku melakukannya karena benar2 terbawa emosi karena kalut mendengar Jovina seperti itu. Bahkan aku juga membentak sahabatnya sendiri, Mr. Devon. Entahlah, apapun yg menyangkut Jovina, benar2 membuatku ekstra perhatian. Karena aku sadar dia adalah asetku yg berharga. Mungkin jika saat itu Mr. Pedro tak membentakku karena aku menahannya kala itu, aku mungkin saat ini sudah jadi entah itu apalah.

Take Me HigherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang