Rintik-rintik hujan selalu turun di kota ini sejak dua hari yang lalu. Hujan bahkan telah membasahi tanah, jalanan, pepohonan dan mungkin seisi kota ini dari pagi, mendahului terbit nya mentari. Langit yang mendung, suhu yang dingin membuat semua orang tidak kuat untuk keluar rumah dan kota ini pun terasa sunyi sepi dan sedikit menyeramkan. Apalagi di area perumahan yang hanya berjumlah sepuluh rumah itu yang terletak di atas bukit.
Bagi kebanyakan orang mungkin dengan cuaca seperti ini, lebih baik untuk berdiam diri di rumah, meminum teh hangat, memakai pakaian hangat dan menonton televisi.
Tetapi berbeda dengan keluarga kecil yang satu ini, seorang wanita yang sudah berusia empat puluhan ini, hendak pergi bersama kedua buah hatinya yang kira-kira berusia 8 dan 7 tahun. Tanpa kendaraan apapun mereka berjalan terus di bawah air hujan yang tak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti dan malah semakin deras.
Hanya payung dan jaket tebal yang melindungi mereka dari hantaman air hujan dan dingin nya pagi itu, seperti dingin nya kehidupan yang mereka alami saat ini, yang telah merubah kehidupan penuh kehangatan menjadi kehidupan yang hampa. Akhirnya setelah 30 menit berlalu, mereka bertiga pun sampai di tempat tujuan.Sebuah pemakaman. Wanita itu kemudian diam di salah satu kuburan dan menyimpan setangkai bunga mawar merah, bersama anak-anak nya, memandang ke arah nisan yang tertancap keras di tanah itu, kemudian perlahan-lahan air mata air mata jatuh dari kedua mata nya tak tahan melihat nama yang tertulis di nisan tersebut. Menyadari bahwa ibunya menangis, sontak anak sulung nya bertanya, "kenapa ibu menangis?" dan segera setelah mendengar ucapan putra nya itu, wanita itu mengelap air matanya dan menggelengkan kepala nya, tanda bahwa ia tidak apa-apa.
Sebelum pergi dari sana, wanita yang bernama Ayana itu mengusap nisan tersebut, lebih tepat nya pada nama yang tertulis di sana, nama yang sangat ia rindukan yaitu 'Boyd Dixon'. Kemudian Ayana mengajak anak nya pergi dan mereka pun pergi menjauh dari kuburan yang tentu nya itu adalah kuburan ayah dari kedua anak kecil itu.
Setelah berada di luar area pemakaman, Ayana pun tidak lupa untuk menutup pintu gerbang pemakaman yang terbuat dari besi itu yang sekarang sudah mulai sedikit berkarat, kemudian ia menuntun kedua anak nya lagi.Sebenarnya pemakaman itu bukan pemakaman umum biasa yang bisa dikunjungi oleh orang lain juga, tapi pemakaman ini hanya dikunjungi oleh keluarga Ayana saja, karena pemakaman itu merupakan pemakaman keluarga besar nya. Keluarga Dixon.
Di antara pepohonan yang rimbun di dekat area pemakaman yang cukup gelap, berdiri seorang pria tua yang terus memperhatikan Ayana dan kedua anaknya sejak ia sampai di kuburan suaminya itu, dengan sorotan mata yang tajam, ditambah matanya yang berwarna biru itu menyala di antara kegelapan tempat ia berdiri. Pria tua yang menyeramkan itu pun terkekeh dan bergumam "beruntungnya kalian" dan ia pun perlahan menghilang ke hutan yang gelap itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask
Mystery / ThrillerMaisha Dixon adalah seorang gadis yang memiliki kepribadian yang berbeda dari orang lain, ia bukan seorang yang memiliki kepribadian ganda yang dapat kehilangan kesadaran nya sewaktu-waktu. namun ia adalah seorang gadis yang tidak memiliki rasa empa...