It's me

8 2 0
                                    

Tiga tahun berlalu. Suasana yang dingin seperti tahun-tahun yang lalu masih terasa, siang hari seperti sekarang pun masih terasa dingin, padahal ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau, tapi hujan tak kunjung berhenti dari pagi hingga pagi lagi.
Di depan sebuah rumah kuno yang bergaya seperti pada saat zaman kolonial belanda itu atau mungkin rumah tersebut peninggalan belanda.

Seorang gadis kecil yang terlihat sedang asyik mengorek batang pohon di depan nya itu sambil berjongkok dan bergumam selayaknya orang yang sedang berbincang-bincang, namun gadis kecil itu hanya sendirian disana, ia sedang memainkan seekor cicak. Beberapa detik kemudian ia membuat sebuah tombak yang dibuat nya dari kayu, sementara cicak nya ia ikat di batang pohon tersebut.

"Nah, sudah selesai. Sekarang ayo kita bermain!!" ia mengambil ranting yang sudah ia buat jadi mirip tombak tadi, lalu ia pun menusuki cicak itu sambil tertawa gembira

"Hahahahaha......... Aku senang sekali melihat kau dan teman mu yang lain mati" ucap nya merasa puas dengan apa yang dia lakukan sampai cicak itu menggeliat kesakitan dan mengeluarkan banyak darah. Tanpa ia sadari seseorang telah melihat perbuatan nya sejak tadi.

"Mei kau sedang apa?" tanya seorang anak laki-laki yang berdiri di belakang nya sedari tadi, anak itu terkejut melihat perbuatan adiknya itu sampai-sampai mulutnya terus menganga dibuat nya, sampai akhirnya ia bisa mengeluarkan pertanyaan untuk adiknya itu

"Kakak, kau sudah pulang" Mei pun berdiri

"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya anak laki-laki itu lagi, kemudian Mei menceritakan semuanya

"Ini, aku pakai ranting ini untuk melakukan nya. Aku senang sekali melihat nya menggeliat seperti it..." belum selesai bicara, kakak nya sudah menyela ocehan Mei dan membentaknya "kamu senang?! Kamu ini aneh, kamu tidak merasa kasihan padanya??" sambil menunjuk ke arah cicak yang sudah mati 5 detik yang lalu, Mei pun menggelengkan kepala "kenapa aku harus kasihan, memangnya di dunia ini ada makhluk hidup yang saling mengasihani?"

Mendengar jawaban dari adiknya itu, ia merasa aneh "Meisha! Cicak itu juga ingin hidup! Sama seperti kita, seperti kamu, coba bayangkan jika kamu yang menjadi cicak itu! Apa kamu juga ingin hidupmu berakhir seperti itu?!?"

Kali ini kesunyian terjadi di antara mereka sebelum akhirnya wanita paruh baya menghampiri mereka berdua dari dalam rumah.

"Ada apa ini. Seperti nya ada masalah besar, sampai-sampai pembicaraan kalian terdengar hingga ke ruang makan" katanya

"Ibu, aku sedang bermain disana" kata Mei sembari menunjukkan ke arah dekat pohon tempat nya bermain tadi
"Lalu kakak memarahiku" ucap nya melanjutkan sambil memasang wajah seperti akan menangis.

"Rick.......?" ucap wanita paruh baya itu sembari mengusap kepala Mei

Merasa tersalahkan, Kendrick atau yang dikenal dengan sapaan Rick ini mencoba membela diri dan berkata yang sebenarnya kepada ibunda nya. Namun apa daya, wanita paruh baya itu telah mempercayai adiknya.

"Baiklah.... Sekarang kita makan siang, ibu sudah memasak makanan kesukaan kalian" ucap nya seraya tersenyum pada kedua anaknya.

Setelah makan siang selesai, Rick berdiam diri di kamarnya. Ia kecewa pada semua perlakuan ibunya yang memperlakukan dirinya dan Mei dengan berbeda, sangat berbeda.
Dalam masalah apapun selalu saja adiknya lah yang terus dibela dan dia yang akhirnya selalu menjadi pelaku dari semua masalah yang terjadi.
Itu sangat menyebalkan bagi Rick, namun ia tidak bisa membalas kekesalan nya atau menjahili adiknya itu.... Karena adiknya selalu saja memperhatikan nya dengan sorot mata yang mengerikan di saat ibunda mereka sedang tidak bersama dengan mereka, seperti yang sedang Mei lakukan sekarang di luar rumah, tepat berdiri berhadapan lurus dengan jendela kamar Rick. Walaupun jarak nya berdiri dengan kamar Rick tidak terlalu dekat, tapi Rick bisa merasakan ada yang memperhatikan nya sejak tadi, dan tatapan itu adalah tatapan yang hanya dimiliki oleh Mei.

Dari luar rumah, Mei terus saja memandang ke arah kamar kakak nya dengan tatapan yang seakan sedang mengancam kakak satu-satu nya itu yang menurut nya menyebalkan.

"Hey Rick, ternyata kau pura-pura tidak melihatku yah?" katanya sambil terus menatap tajam ke arah kamar kakak nya, ia meyadari bahwa kakak nya itu sedang berpura-pura tidak melihatnya.

Sementara itu, Rick sangat risih dan mulai ketakutan jika harus berdiri terus di dekat jendela dan berpura-pura tak tahu dengan seseorang yang sedang memperhatikan nya 'aku tidak tahan lagi.. Aku harus pergi dari sini' gumam nya dalam hati.

Setelah menutup semua gorden kamarnya, ia terduduk lemas di atas kasur dan berharap bahwa adiknya itu sudah berhenti memperhatikan nya terus.

Kemudian saat Rick sudah merasa tenang....

'kriieeett'

tiba-tiba suara pintu terbuka yang berasal dari pintu kamarnya, membuat jantung nya meloncat dan semua bulu yang ada di tubuh nya terasa berdiri tegak, mata nya pun terbelalak ketika ia melihat...!!!!!!

#Komentar nya tolong di tulis yaah buat pembaca;-)
Soalnya aku masih butuh masukan :)

MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang