Pintu kamar yang terbuka perlahan-lahan membuat pemiliknya gemetaran sangat hebat. Rick yang tegang dengan posisi duduk yang masih sama, terus menatap ke arah pintu dengan was-was, tanpa berniat untuk melepaskan pandangan dari sana.
Perlahan pintu itu terbuka, dan sedikit demi sedikit mulai memperlihatkan siapa yang membuka pintu kamar nya itu...... dan akhirnya...
"Ibu....!" seru Rick, langsung memeluk ibunya dengan erat
"Rick... Kenapa? Kau aneh sekali, seperti habis melihat sesuatu yang menyeramkan" tanya ibunya heran melihat anak nya ketakutan hingga gemetar seperti itu "ayo ceritakan padaku" tambahnya.
"Ibu.. Tadi aku sangat takut pa...." perkataan nya terhenti ketika ia melihat Mei yang sedang berdiri di ambang pintu kamar dengan tatapan mata yang mengerikan itu.
Rick langsung terpaku dan ia merasa kini tubuhnya sudah sangat sulit untuk digerakkan, kini dia mirip dengan sebuah manekin yang hanya terdiam dengan raut wajah yang tidak berubah sedikit pun, ia seperti itu memang karena ada kehadiran Mei disana, tapi lebih tepatnya bukan karena ia takut kemarahan Mei melainkan ia merasa ngeri melihat mata Mei yang ternyata berwarna merah dan sedikit menyala itu. Merasa anak sulung nya itu tidak menyelesaikan perkataan nya, Ayana pun menoleh ke belakang mengikuti arah mata Rick memandang.
Ketika Ayana menoleh ke belakang, sontak Mei pun mengubah mimik wajah nya yang semula menyeramkan, menjadi raut wajah yang sangat kebingungan. Berpura-pura tak tahu kejadian apa yang telah terjadi kepada kakak nya itu.
"Mei, rupanya kau. Kemarilah nak" katanya sambil merangkul anak perempuan nya itu
"Kenapa kau langsung berhenti Rick? Ayo teruskan, ibu akan mendengarkan" namun Rick menggelengkan kepala dan mulai menundukkan kepala nya juga, tak tahan melihat wajah adiknya itu yang sekarang tepat berada di hadapan nya
"Sayang...." bujuk ibunya lagi "Apa karena ada Mei? Ya ampun, dia hanya adikmu Rick, tidak usah malu" tambah ibunya lagi
Mungkin bukan saat nya bagi nya untuk memberitahukan semua yang terjadi, pada ibunya itu karena tidak mungkin untuk mengatakan semua di depan adiknya, jika ia bertekad untuk tetap memberitahukan nya...mungkin adiknya akan langsung melakukan hal yang sama dengan hal yang dia lakukan pada seekor cicak tadi.
Karena tidak ada pilihan lain lagi, Rick pun berlari meninggalkan ibu dan adiknya
Sementara itu, ternyata ibunya diam-diam punya rasa penasaran juga dengan tingkah anak sulung nya hari ini. "Nak, apa kau tahu kenapa kakakmu seperti itu??" tanya nya, dan Mei hanya menggelengkan kepala berpura-pura tidak tahu
"hmm...kurasa dia ketakutan akan sesuatu" gumam ibunya
Beberapa jam kemudian. Setelah selesai makan malam, Mei seperti biasa langsung masuk ke kamar sehabis makan malam. Bukan karena dia tidak ingin berkumpul bersama keluarga nya, tapi ia selalu disibukkan dengan soal-soal yang ia buat, yah...ia selalu meminjam buku dari perpustakaan dan membuat soal untuknya ataupun hanya sekedar membaca nya.
Tapi entah kenapa, Mei merasa bosan dengan kegiatan nya itu dan ia memilih untuk menonton televisi.
Kebetulan di ruang televisi hanya ada Rick yang masih menonton acara balapan motor GP. Mei pun menghampiri kakaknya dan duduk di sebelah nya.
Ia terus menatap kakak nya, dan sesekali melihat ke arah televisi. Namun tiba-tiba Mei memegang tangan kakak nya dan membuat Rick terkejut. Rick sedikit menjauh dari adiknya karena masih takut, dan tentunya ia tidak berani melihat ke arah matanya. Melihat tingkah kakak nya membuat Mei tersenyum lebar
"apa kau takut padaku?" tanya Mei sambil terus tersenyum
"Hihi..kak? Apa aku begitu menyeramkan nya di matamu?" tanya Mei lagi dan tanpa ada jawaban pula dari sang kakak
"Kak.... Aku cuma mau berdamai denganmu. Lagipula seharusnya seorang kakak tidak pantas untuk merasa takut pada adiknya, iya kan?" ucap nya, kali ini Rick berani melihat ke arah adiknya"Berdamai?" kata nya sambil mengacungkan jari kelingking nya. Sejenak Rick terdiam dan menatap kedua mata adiknya, di dalam mata Mei sekarang yang ia lihat seakan adiknya itu adalah seorang yang sangat ramah dan tidak ada hal mengerikan yang tersirat dari kedua matanya.
'Apa mungkin suasana hatinya sekarang sudah membaik? Apa mungkin dia sudah tidak membenciku?' itulah yang sekarang ada dalam pikiran nya, tentang sikap adiknya yang berubah tiba-tiba hanya dalam beberapa jam saja.Kemudian Rick tersadar dari pikiran nya dan akhirnya ia menautkan jari kelingking nya pada jari kelingking adiknya. Lalu keduanya tersenyum, hanya saling tersenyum satu sama lain.
Keesokan harinya ketika sekolah sudah selesai, seorang siswa sedang panik juga gelisah, ia terus saja mondar-mandir di koridor sekolah ketika lingkungan sekolah sudah sepi, kemudian ada dua siswa yang merupakan anak kembar, yang satu memakai topi sekolah dan yang satu lagi tidak memakai topi, mereka berdua berjalan menuju siswa yang sedang panik tadi "Hey Rick, sedang apa masih disini??" sapa seorang temannya yang memakai topi "aku bingung kemana adikku pergi" jawab nya sambil terus mondar-mandir "tenang saja Rick, bisa saja adikmu sudah pulang duluan" kata teman nya yang lain "iya benar juga, kalau gitu kita duluan ya!" ucap teman nya yang memakai topi seraya meninggalkan Rick.
Hampir saja ia putus asa mencari adiknya itu, akhirnya karena kesal, Rick pun memutuskan untuk pulang. Beruntung nya dia harus melewati toilet siswi jika akan menuju ke gerbang sekolah, karena tidak ada jalan lain lagi..dan saat bersamaan ia melewati toilet ada suara 'Bruk' dari dalam toilet.
Akhirnya Rick berhenti dan menguping, tapi tidak ada hasilnya jika hanya dengan menguping, ia pun mendobrak pintu toilet dengan sekuat tenaga dan betapa terkejut nya ia...
Bagian 3 selesai.... Maaf kalo ada kata-kata yang berbelit-belit dan tidak dimengerti. Soalnya update nya malem, jadi agak ngantuk :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask
Mystery / ThrillerMaisha Dixon adalah seorang gadis yang memiliki kepribadian yang berbeda dari orang lain, ia bukan seorang yang memiliki kepribadian ganda yang dapat kehilangan kesadaran nya sewaktu-waktu. namun ia adalah seorang gadis yang tidak memiliki rasa empa...