The Old Man

4 1 0
                                    

Rick dengan sekuat tenaga mendobrak pintu toilet sampai ia berhasil membuka nya.
Di dalam toilet, adiknya itu sedang mencengkram kerah baju seorang anak perempuan yang terlihat sudah berkeringat dingin.

"HEY HENTIKAN!!" teriak nya sambil memisahkan Mei dari anak itu.

"Kamu kenapa sih?! Jangan suka ikut campur urusan orang lain!" bentak Mei merasa tidak terima atas perlakuan kakaknya.

"Apa?! Seharusnya aku yang marah, bukan kamu! Apa salahnya sampai harus melakukan itu hah?!" bentak Rick membalas.

Saat kedua saudara itu saling membentak, anak perempuan yang diserang oleh Mei melarikan diri. Namun, kepergian nya itu dirasakan oleh Rick dan ia pun mengejar anak tersebut untuk meminta maaf

"Tunggu! Tunggu, tunggu...." teriak nya seraya terus mengejar

"Tunggu.. Relax, aku tidak akan berbuat jahat, aku hanya mau minta maaf atas perilaku adikku" ucap nya setelah berhasil menyusul anak itu.

Sejenak suasana menjadi hening disana "maaf...t-tapi.." sebelum anak perempuan itu melanjutkan ucapan nya, Rick langsung menyelanya

"Kumohon...baiklah aku akan mengantarmu pulang sebagai permintaan maafku?" ucap Rick menawarkan, lalu anak itu mengangguk setuju.

Setelah meminta maaf, Rick kembali ke toliet menghampiri Mei yang memang masih terdiam disana

"Mei..pulang lah duluan, aku harus mengantar temanmu itu ke rumah nya" katanya

"Kenapa? Apa aku harus pulang sendiri??" tanya Mei

"Tidak, kau boleh ikut mengantarnya" jawab Rick sambil melihat tangan adiknya mengepal, ia segera memegang tangan adiknya itu seraya berkata "tenang lah Mei, kau tidak boleh gampang emosi seperti itu" ucap nya mencoba menenangkan.

"Aku akan pulang sendiri" kata Mei dengan nada yang dingin, lalu ia langsung pergi meninggalkan kakaknya.

Flashback On.

Saat jam istirahat. Di lantai dua sekolah, tepatnya di salah satu anak tangga menuju gudang, Mei duduk sambil membaca sebuah buku dengan serius. Yap memang disana jarang sekali ada orang yang melintas, dan sebenarnya itu adalah tempat yang disukai Mei untuk membaca buku.

Sekitar beberapa menit kemudian, ada dua anak laki-laki yang terlihat sedang berdebat dengan seru nya. Mungkin mereka adik-kakak, karena kedengaran nya mereka berdua sedang memperebutkan uang saku dari orang tua mereka.

Tidak berapa lama, mereka berdua berkelahi saling pukul dan saling dorong sampai salah satu dari mereka luka lebam di wajah nya. Melihat kejadian di hadapan nya itu Mei sangat senang, ia suka sekali melihat adegan tersebut

Namun tidak begitu lama, ada seorang anak perempuan yang melihat kejadian itu dan segera saja ia melaporkan nya.

"Untung saja kamu tidak terlambat melaporkan, kalau tidak, bisa jadi salah satu dari mereka masuk ke rumah sakit. Terimakasih yah Mely" ucap guru yang mendapat laporan itu dari Mely, lalu mereka pergi dari tempat tersebut tanpa menyadari keberadaan Mei disana.

'Berani-berani nya dia mengganggu kesenangan orang lain. Akan kubalas nanti' gumam Mei dalam hati geram.

Flashback Off

"Begitulah cerita nya kak, dia langsung menyeretku ke toilet" kata Mely yang telah menceritakan awal kejadian yang menimpanya tadi.

"Benar dia tidak melukaimu kan?" tanya Rick, kemudian Mely hanya menganggukan kepala

Sementara itu di tempat lain, dengan memakai jas hujan berwarna merah muda Mei berjalan seorang diri di tengah derasnya hujan. Ia benar-benar seorang diri di jalan setapak itu, memang tidak heran jalanan sepi seperti itu, memang jalan tersebut hanya bertuju pada perumahan berjumlah kecil di atas bukit yang dikelilingi hutan.

Sebenarnya di usia nya yang masih muda ini, jika hendak melintasi jalan setapak itu seharusnya ia ditemani paling sedikit oleh satu orang, tapi sekarang ia hanya sendirian..

'Krusuk krusuk'

tiba-tiba terdengar suara gemerusuk di antara ilalang yang menjulang tinggi serta lebat yang berada di pinggir jalan, yang berada di antara pepohonan. Baru kali ini Mei merasa ketakutan, setelah sekian lama ia merasa ketakutan saat usia nya masih sangat kecil.

Ia mempercepat langkah nya, lebih cepat dan cepat lagi sampai akhirnya ia berlari tanpa mempedulikan lagi hujan, yang terpenting sekarang dalam pikiran nya ia harus cepat sampai di rumah.

'Blugg'

Saking ketakutan ia sampai tersungkur ke tanah becek akibat hujan. Kali ini Mei berhasil melihat sekelebat bayangan hitam yang lewat di antara pepohonan yang rimbun.. Melihat bayangan itu, ia langsung bangkit kembali dan berlari sekencang-kencangnya (takut akan bayangan itu)

Akhirnya Mei tiba di tempat yang sepi, tidak ada tanda-tanda seseorang disana. Ia semakin khawatir saat menyadari bahwa dirinya sekarang berada di area pemakaman keluarga besar nya yang sering ia datangi bersama ibu dan kakak nya.
Mata nya yang cantik itu melotot seakan hendak keluar dari kelopak mata nya.. memperlihatkan warna mata nya yang merah.

Dari dalam hutan yang gelap, muncul seorang pria tua yang  gagah, tinggi, sekaligus menyeramkan. Pria tua itu memakai jubah hitam, topi coboy hitam dan baju yang agak longgar yang juga berwarna hitam. Mei tidak bisa bergerak sedikit pun, bahkan mengeluarkan sepatah kata pun tidak sanggup.

Pria tua itu terus mendekat sampai akhirnya mereka berdua saling berhadapan, pria tua itu pun menyunggingkan bibirnya, entah apa maksudnya.

"Kau sudah besar, seperti nya kau akan tumbuh menjadi gadis yang cantik" ucap nya seraya melihat ke arah Mei dari bawah sampai atas

"Apa kau tidak ingat padaku, Meisha Dixon?" tanya pria tua itu dengan tatapan yang mengintimidasi

"K-k-kakek?" jawab nya ragu-ragu

Sebenarnya Mei masih mengingat pria tua di hadapan nya itu dengan jelas, ia tahu sekali bahwa itu adalah kakek nya, kakek yang telah memberi luka yang sangat besar kepada nya, sampai sekarang pun luka nya tidak hilang

"Tepat sekali. Ternyata kau masih ingat padaku. Aku ingin sekali ada anggota keluarga yang tinggal bersama ku.. Aku sangat kesepian" katanya dengan wajah yang memelas, membuat semua orang yang melihat wajah nya itu pasti merasa kasihan, ditambah usia nya yang sudah tua

"Apa kau ingin tinggal bersamaku mulai sekarang??" tanya kakek nya "tenang saja, aku akan meminta izin pada ibumu" kata nya mencoba meyakinkan nya

Dalam benak nya, Mei merasa bahwa kakek nya itu orang yang tidak baik dan ia merasa harus menjauh dari pria tua itu.
Tanpa aba-aba lagi, Mei langsung berlari terbirit-birit tanpa menoleh ke belakang.

Sementara itu di kediaman keluarga Ayana Dixon, ia dan anak sulung nya terus mengkhawatirkan Mei yang belum juga tiba di rumah.

Rick terus mondar-mandir dan merasa bersalah karena lebih memilih untuk mengantar Mely pulang, sedangkan Mei adiknya sendiri ia biarkan pulang sendirian.

"Seharusnya aku tidak meninggalkan nya. Maafkan aku ibu" ucap Rick sembari bertekuk lutut di depan ibunya yang sedang duduk di sofa

"Ini bukan salahmu Rick, sudahlah. Ibu yakin Mei sebentar lagi tiba" jelas Ayana sambil mengurut kening nya

Kemudian terdengar suara pintu depan terbuka dan tertutup lagi. Mendengar itu, Rick dan ibunya langsung berdiri sambil menatap ke arah ruang tamu dengan harapan bahwa Mei sudah tiba

Dari arah ruang tamu, terlihat sedikit demi sedikit bayangan orang yang baru saja datang ke rumah nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang