PART 2

95 16 5
                                    

Kring,,, kring,,,

Bel masuk sudah berbunyi, para siswa dan siswi yang masih berkeliaran langsung berjalan menuju kelas masing masing.

Dari jauh Ilham memperhatikan siswi dengan rambut yang di cepol keatas dan kelihatan sangat kerepotan karena membawa gitar, karena sifat playboy yang masih setia padanya jadi munculah ide untuk dia lakukan ke siswi itu.
"modus dikit boleh kali ya?"batin Ilham

Kemudian Via dan Ilham memasuki kelas, karena Ilham ingin memodusi sisiwi tadi yang ternyata dia adalah Via, alhasil di pintu mereka terjepit karena datang dari arah yang berlawanan dan melewati pintu dengan langkah yang sama tetapi, bukan karena pintunya yang sempit melainkan memang Ilhamlah yang terlalu mendekat ke Via.

"duhh,, apaan sih ni??!"pekik Via dan langsung memundurkan badannya dan menatap siapa yang terjepit bersamanya.
"eh lu ngapain sih hah?! jalanan masih luas noh!"tambahVia ketika mengetahui bukan kerena pintu yang sempit tetapi memang Ilham lah yang terlau mendekatinya.
"gue juga ga tau, tapi kayaknya semacam ada magnet gitu deh jadi langsung ke tarik."balas Ilham dengan wajah sok polosnya.
"magnet magnet emak lu cewe? ohh,, bilang aja lu mau modusin gue kan? ya kan?"tuduh Via sambil menunjuk muka Ilham dengan telunjuknya, kerena tidak suka dirinya di tunjuk tunjuk Ilham pura pura memajukan kepalanya untuk mengigit jari Via, sontak Via langsung menurunkan tangannya.
"masa iya sih muka polos kayak gue tukang modus?"ucap Ilham dengan muka yang sok imut bagi Via dan mampu membuat kaum hawa meleleh.
"ihh,, jiji gue liat muka lo minggir!"balas Via dengan emosi.
"boleh,, tapi nama lu dulu!"pinta Ilham.
"Via Lavina Karsiva. puas?"jawab Via dan langsung mendorong tubuh ilham pelan, Ilham yang di perlakukan seperti itu hanya bisa terkekeh dan menggelengkan kepala.
"dasar cewe jadi jadian!"teriak Ilham yang mampu terdengar seisi kelas, merasa panggilan itu tertuju padanya Via langsung berbalik dan menatap tajam Ilham.
"dasar tukang modus!"balas Via dan kembali berjalan menuju tasnya.

Sebelum duduk Via melihat Monik yang sedang bermain dengan handphonenya.
"Monik??"tanya Via memastikan.
merasa namanya terpanggil Monik pun mendongakkan kepalanya dan tersenyum melihat siapa yang menyapanya.
"eh,, emm siapa ya namanya,,, Via bukan?"balas Monik sambil menjentikkan jarinya.
"iya gue Via, seneng deh ternyata kita sekelas!"seru Via bahagia.
"iya gue juga seneng akhirnya gue punya temen juga disini!"balas Monik tak kalah senangnya.
"loh itu??"tanya Via sambil menunjuk siswi di sebelah Monik dengan dagunya, sedangkan Monik hanya mengendelikan bahunya tidak tau.

"hai"sapa Via kepada siswi di sebelah Monik yang sedari tadi hanya membaca buku, merasa ada yang menyapanya, dia pun menutup buku dan mengalihkan pandangannya ke asal suara.
"oh, hai"balasnya dengan nada yang datar.
"eh, lu Lya kan!"tanya Via setelah melihat siapa lawan bicaranya tadi.
"iya."balas Lya dan kembali membaca bukunya dan Via duduk di bangku yang sudah ada tasnya.

Kenapa tadi Monik tidak menyapa Lya? bukan karena sombong atau apa, tapi untuk soal ingat mengingat dia memang sedikit lemah, jadi tadi dia hanya melihat dan mengetahui wajahnya saja tidak mengetahui namanya jadi takut salah sebut lebih baik dia diam.

Ketika Via melihat ke sampingnya sudah ada siswi berambut pirang yang sedang menelusupkan wajahnya di lipatan tangannya yang ada di atas meja dan memakai earphone, karena takut guru datang dan memarahi jika ada yang tertidur dan memakai earphone jadi Via dengan hati hati membangunkan siswi di sampingnya.

"hei,, udah bel, lu tidur?"tanya Via sambil menggoyang goyangkan bahu siswi di sampingnya.
Merasa ada yang membangunkannya, siswi tadi bangun dan langsung melepaskan earphonenya.
"eh udah bel ya? thanks udah bangunin gw."ucap siswi itu sambil tersenyum tulus kepada Via.

"ya ampun, jadi kita sekelas Af?"tanya Via kegirangan mengetahui siswi yang ada di sampingnya adalah Afta, teman yang memiliki lagu kesukaan yang sama dengannya.
"eh, Via ya? iya nih gue juga ga tau kalo kita sekelas."jawab Afta masih dengan senyuman di wajahnya.

"Nik, lu masih inget Afta kan?"tanya Via sambil memutar badan ke belakang untuk berbicara dengan Monik.
"emm, Afta yang diem mulu itu bukan si?"tanya Monik sambil menyimpan handphonenya ke laci meja karena takut guru datang.

"iya, nih ternyata kita juga sekelas sama dia."ucap Via sambil menyuruh Afta berbalik.
"hai"sapa Afta sambil berdadah ke arah Monik, muka Afta tampak kesal bukan karena Monik, Monik membalas sapaannya, tetapi siswa dibelakang Monik malah ikut membalas sapaannya sambil berdadah.
"hai juga"balas siswa tadi sambil tersenyum manis.
"ihh,, siapa juga yang say hai ke lu?"tanya Afta kesal.
"ya gapapa donk."jawab Galang sambil mengedipkan sebelah matanya dan membuat Afta semakin naik darah melihatnya.
"terserah deh!"ucap Afta mengalah dan berbalik memperbaiki posisi duduknya.
"lu kenal sama tu cowo?"tanya Via karena melihat wajah kesal Afta.
"ngga."jelas Afta sambil menggelengkan kepala.
"eh tapi dia ganteng tau Af."seru Monik yang mulai ikut nimbrung dalam percakapan 2 orang di depannya.
"iya sih tapi apa coba ngedip ngedip? ga jelas!"balas Afta yang kembali tersulut emosi, tanpa mereka sadari Galang masih mendengar percakapan mereka.
"lucu juga tuh cewe."batin Galang sambil terus mendengarkan percakapan mereka.
"iya, gue liatnya aja gimana gitu."sambung Via.
"wah,, itu cewe gaya banget!"batin Galang sambil berusaha melihat wajah siswi yang berbicara barusan. "cantik sih tapi masih unyuan sebelahnya."batin Galang sambil terkekeh kecil.
"lu napa si tawa tawa?"tanya Rafli, ya dia memang duduk di samping Galang tapi dari tadi dia sedang memainkan game di handphonenya jadi dia tidak terlalu memperdulikan keadaan sekitar.
"gaa,, lucu aja liat cewe ngomel ngomel."balas Galang.
"halah, bilang aja lu suka kan sama itu cewe, emang yang mana sih orang ?"tanya Rafli yang langsung di hadiahi jitakkan di kepalanya.
"aduh,, lu mah mainnya jitakkan"ringis Rafli dan malah di tertawakan Galang.
"malah tawa lagi lu, sue!"balas Rafli sambil mengusap kepalanya.

Karena kegiatannya sudah terganggu, Lya menutup bukunya dan berbalik ke asal suara.
"brisik tau gak?"ketus Lya sambil menatap tajam Rafli dan Galang yang sudah diam karena kelelahan.
"tau nih ganggu aja!"tambah Monik dan di balas dengan senyuman manis oleh Rafli dan Galang.
"ck, malah senyum"decak Lya sambil terus menatap tajam keduannya.
"gapapa donk senyum kan ibadah."balas Rafli sambil menatap Lya, karena Lya ada di depannya
"ngapain ngeliatin gue?"tanya Lya dengan nada sinis.
"abisnya lu cantik."jujur Rafli sambil tersenyum tulus.
"duh, anggep aja bullshit ly!"batin Lya dan langsung menatap tajam Rafli.
"tuh kan salting."sambung Rafli sambil tersenyum geli.
"gue salting? lu tuh sinting."balas Lya kemudian berbalik dan berusaha sabar mendengar tawa dari kedua siawa di belakangnya.

"eh ly ko lu betah banget sih?"tanya Monik berusaha mengobrol dengan Lya.
"maksudnya?"tanya Lya tanpa melihat ke Monik.
"ya itu, betah banget baca buku bahkan lu ga ngomong dari tadi."jawab Monik yang membuat Lya mengalihkan fokusnya untuk Monik.
"trus tadi gue ngapain?"tanya Lya bingung.
"bukan maksud gue lu ga ngobrol gitu, lu ga biasa ngobrol ya?"sambung Monik
"yaa gue lebih suka baca sih."jawab Lya dan kembali membaca bukunya sedangkan
Monik hanya menghela nafas pelan karena mulai merasa bosan, dia meletakan kepalanya menghadap ke arah pintu yang ada di sebelah kirinya, di saat yang bersamaan entah setan dari mana tapi pagi ini sepertinya Zaky sangat mengantuk, alhasil dia meletakan kepalanya kearah kanannya dan saat itu mata mereka bertemu.
1 detik....
2 detik....
3 detik....

Akhirnya Monik membalikkan kepalanya menjadi menghadap Lya karena sudah tidak sanggup lagi setelah melihat Zaky yang tersenyum ke arahnya dia merasakan pipinya mulai memanas.

"duh, ko gue jadi blushing gini sih? tapi kenapa senyumnya manis banget ya? wah diabet nih gue!"batin Monik tanpa bisa menyembunyikan senyumnya yang sedari tadi dia tahan ketika melihat Zaky.
"ko perasaan gue ga enak ya?"batin Zaky, kemudian bangun dan membenarkan posisi duduknya.


Voment makasih

Teach Us About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang