Author POV
"OK, ibu akan membagikan kelompok belajar" ucap guru IPS – Bu Rahma – sambil menuliskan nama siswa dipapan tulis, nama itu merupakan nama ketua kelompok. Disana tertulis nama Irma, Yasha, Umi dan Rafli.
"silahkan para ketua kelompok maju dan menuliskan nama anggota yang kalian inginkan" ucap Bu Rahma. Rafli maju dan mulai menuliskan anggota kelompok nya dengan seringaian jahil di wajahnya. Ia menuliskan Galang, Ilham, Zaky, Via, Afta, Lya, Monik.
Galang, Ilham dan Zaky tersenyum gembira, pasalnya mereka satu kelompok dengan doi mereka, berbeda dengan Via, Afta, Lya dan Monik, mereka mendengus karena mereka sangat tidak nyaman berada satu kelompok dengan mereka berempat.
Rafli kembali ke tempat duduknya, setelah ia sudah terduduk di kursinya, tiba-tiba segumpalan kertas mengenai kepalanya, karena penasaran ia mengambil dan membukanya
Nyebelin banget sih lo! – lya
Rafli yang membacanya hanya terkekeh, iapun membalas surat Lya
Gue emang nyebelin, tapi lo suka kan? – rafli
Rafli melemparkan gumpalan kertas itu ke arah Lya, orang yang dilemparinya hanya menatap tajam ke arah Rafli setelah ia membacanya.
Tanpa sadar ternyata mereka berdua sudah diperhatikan oleh Bu Rahma.
"kalau kalian ingin bercanda silahkan keluar" ucap Bu Rahma lembut tapi menusuk
Lya hanya menundukkan kepalanya karena merasa bersalah, sedangkan Rafli berucap, "oh.. kalo mau bercanda di luar ya bu? Ok kami akan keluar"
Ucapan Rafli sontak membuat Lya menoleh kearahnya, ia menatap tajam Rafli, yang ditatap hanya menyengir jahil.
"baiklah, silahkan kalian berdua keluar" ucap Bu Rahma dengan tegas
Dengan kepercayaan diri yang tinggi Rafli bangkit dari kursinya dan langsung mengajak Lya untuk keluar dengan tatapan 'ayo' ke arah Lya, yang ditatap seolah mengerti. Lya tidak bangkit dari kursinya, malahan ia membela dirinya, "bu, tapi bukan saya yang cari gara-gara duluan"
"oh ya bukan kamu? Bukankah kamu yang pertama kali melemparkan gumpalan kertas ke arah Rafli?" tanya Bu Rahma dengan nada yang mengejek
Lya yang merasakan aura tidak bagus dari Bu Rahma akhirnya bangkit dari kursinya dan segera menerima ajakan Rafli untuk keluar kelas.
Sekali nyebelin tetep aja nyebelin –batin Lya
Sesampainya di luar kelas, Lya langsung duduk di bangku panjang depan kelasnya, Rafli yang mengetahuinya langsung ikut mendudukan dirinya di samping Lya. Keduanya tidak berbicara sama sekali, canggung.
Pli, lo gak gila kan? Kenapa jantung gue gak bisa berdetak normal? – batin Rafli
Ayolah Lya, lo gak boleh blushing gara-gara si labil –batin Lya
Sedangkan di dalam kelas....
"eh Afta, lo yang nyatet tugas kelompoknya ya?" tanya Galang
Yang ditanya hanya memandang Galang dengan pandangan loh-kok-gue? Galang yang mengerti tatapan Afta berucap, "iyalah, kan yang tulisannya bagus lo"
"tulisan Monik juga bagus, kenapa mesti gue sih?" tanya Afta
"lah? Kok gue dibawa-bawa? Gak ah, gue gak mau nulis, nanti tangan gue yang bagus ini keriting gimana? Ilham aja tuh" ucap Monik membela diri
"loh kok gue? Lo semua tau kan? Tulisan gue itu gak ada bagus-bagusnya" ucap Ilham tidak terima
"yaudah sih, masa cuma soal siapa yang nulis, kalian malah berantem" ucap Zaky
"tau nih, yaudah kalo gak ada yang mau nulis, biar gue aja" ucap Via
Yang lain hanya mengangguk mendengar ucapan Via.
"kelompok empat? Mana kelompok empat?" tanya Bu Rahma, sontak Galang, Ilham, Zaky, Via, Monik dan Afta mengangkat tangan mereka
"ok kalian mengerjakan peta konsep yang keempat" ucap Bu Rahma, kelompok empat hanya mengangguk mengerti dan segera mengerjakan tugasnya.
Saat Via sedang menulis, Zaky tidak sengaja menyenggol tangannya dan itu membuat tulisan Via tercoret cukup panjang.
"woy bisa gak sih gak nyenggol?!" tanya Via dengan nada kesal
"gabisa, wlee" jawab Zaky sambil memeletkan lidahnya
Via yang kesal akhirnya menarik rambut Zaky sangat kencang karena kesakitan, Zaky pun meminta ampun pada Via, "iya Vi, gue minta maaf, gue gak sengaja"
Via yang emosinya mulai mereda melepaskan jambakannya dari rambut Zaky. Tanpa sadar ada sepasang mata yang menatap mereka berdua dengan datar. Orang itu Ilham.
Kayanya gue kalah deh – batin Ilham
Di sisi lain....
Afta sedang mendengarkan lagu dengan earphone dan ipod nya sambil menelungkupkan kepalanya ke tangan dan Galang yang sedang berfoto bersama Monik.
"eh Afta, lo pindah kemana kek, gue sama Monik mau foto dulu" ucap Galang
Afta tidak merespon. Karena penasaran Galang memeriksa Afta dengan menyentuh kepalanya, ralat bukan menyentuh tapi menepuk. Afta yang merasakan ada yang menepuk kepalanya pun mengangkat kepalanya dan menatap Galang dengan tatapan 'apa?
"lo pindah ke tempat lain sana, gue mau foto sama Monik" ucap Galang
Afta hanya mengernyitkan dahi, ia tidak mengerti bahasa bibir, ya Afta tidak bisa mendengar Galang karena ia belum melepaskan earphone nya. Seolah tau letak permasalahannya Galang melepaskan earphone yang dipakai, tapi.....
Ceklek! Ceklek!
Galang menengok ke asal suara. Itu Monik. Ia mengambil gambar Galang dan Afta saat Galang melepaskan earphone Afta. Yang mengambil foto hanya terkekeh dan segera berlari menjauhi Galang.
Galang yang tau apa yang dilakukan oleh Monik pun mengejarnya.
"monik hapus gak fotonya" ucap Galang
"gak mau, wleee" ucap Monik sambil memeletkan lidahnya, tanpa sadar ia tersandung sebuah kursi salah satu murid.
Brak!
Monik jatuh tersungkur ke depan.
"awww" ringisnya
Galang yang tau apa yang terjadi pada Monik langsung menghampiri Monik dengan tatapan khawatir.
"lo gak papa?" tanya Galang
"aduh, kaki gue yang cantik dan mulus kesandung dan itu gara gara lo!" teriak Monik pada Galang
"sukurin, makanya jadi orang itu jangan iseng" ucap Galang yang dihadiahi sebuah jitakan dari Monik
"lo harus tanggung jawab kalo kaki gue yang cantik dan mulus ini patah!" teriak Monik lagi
"yaelah Nik, gak bakalan patah juga kali" ucap Galang "sini gue gendong ke UKS" lanjutnya sambil berjongkok di depan Monik.
Monik menurut saja pada Galang dan tak lama mereka pergi dari kelas menuju UKS.
Kok hati gue sakit ya? – batin Afta
Seolah tau yang dirasakan Afta, Ilham menepuk pelan pundak Afta sambil berkata, "lo gak usah sedih kaya gitu, belum tentu si Galang suka sama Monik"
Afta hanya tersenyum tipis saat mendengar perkataan Ilham.
"elah cuma senyum tipis reaksi lo? lo gak bilang terima kasih gitu sama gue?" tanya Ilham
"iyadeh, makasih ya Ilham" ucap Afta terpaksa
"gitu dong" ucap Ilham sambil menepuk pelan kepala Afta
Afta hanya mendengus pelan
voment ya... salam VALM
.HAPPY SATURDAY.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach Us About Love
Teen Fiction'We Lose Our Love' "gue tomboy karena masa lalu" -Via Lavina Karsiva "gue suka musik karena alasan tertentu" -Afta Earlyta Fayruz "gue dingin karena suatu kenangan" -Lya Varisha Inara "gue pecicilan karena suatu misteri,,," -Monik Havika Alfiya Keti...