Dia Ternyata Mau Mengerti Juga

81 5 0
                                    

Pram Pov:

Ternyata...

Dia mengikuti kami.

Cowok yang di sebut fadlan2 itu mengikuti mobilku dan memanggil-manggil reva "yayang reva tunggu!" Teriakannya membuat orang2 melihat dia.

"Aish! Apa-apaan sich ne anak!" Kata reva kembali memasang muka marahnya.

"Aku beri dia pelajaran aja ya dek?" ijinku pada reva.

"Gak usah mas, biarin aja." Kata reva sambil tak mempedulikan cowok itu?

"Yayank reva! Sini! Ikut yayang fadlan aja ya!"teriaknya lebih kencang.

"Huh! Ne anak!" Gerutu reva dengan Mukanya yang sudah memerah karena marah.

"Mas, bisa pinggirin mobilnya sebentar? Aku mo ngurus anak itu." pinta reva.

Aku hanya mengangguk tanda setuju.

Untung kita sudah di jalan yang agak sepi.

Reva Pov:

'Hufh! fadlan ini sangat2lah mengganggu! Apa kata orang klo dia teriak2 seperti itu! Bikin aku tambah benci aja!" Dongkol di hati.

Saat berada di jalan yang agak sepi aku meminta ke mas pram tuk menghentikan mobilnya.

Dan mas pram mengangguk tanda setuju.

"Mas, aku mo bicara sama fadlan. Tunggu sebentar ya." Kataku pada mas pram sebelum turun.

"Aku ikut turun dek, gak pa pa kan aku ikut? Takutnya dek reva nanti di apa apain sama si fadlan." Pinta mas pram yang langsung memberi alasannya.

Aku mengangguk.

Setelah itu aku langsung keluar tuk berbicara dengan fadlan.
Mas pram mengikutiku. Dan berdiri agak jauh sedikit.

Kulihat fadlan pun berhenti. Lalu menghampiriku dengan senyum yang merekah. Mungkin dia kira aku telah luluh dengan ulahnya itu. Padahal aku tambah tidak menyukainya.

"Yayank reva jadi ikut aku kan?" Katanya kepedean.

"Gak! Aku pengen ngomong sama kamu." Kataku saat dia sudah di depanku.

"Hemmm apa yank? Apapun yang kamu minta aku akan turutin kok." Katanya sambil tersenyum.

"Aku pengen ngomong tapi kamu gak boleh langsung maen potong omonganku sampai aku selesai ngomongin smuanya. Ngerti!" Kataku menegaskan.

"Oh ok." Jawabnya.

"Aku gak mau kamu ganggu aku lagi..." sambìl menarik nafas untuk nerusin kalimatku.

Dia mau menjawab "tapi.."

Langsung ku bentak "tadi aku dah bilang aku mo ngomong sampai selesai kamu gak boleh maen potong omonganku kan!?!"

Dia hanya mengangguk-anggukan kepala dan langsung mengatupkan bibirnya.

"Kamu tuh emang nyebelin banget... Kenapa smua pria yang bilangnya cinta ke aku slalu egois? Gak pernah nurutin apa permintaanku? Sudah dibilangin jangan potong omonganku masih aja maen potong. Kamu juga sudah di bilang aku gak suka dan gak cinta kamu, masih aja kagak peduli." Omelku panjang lebar.

"Hufh! Bikin tambah kesel aja! Kamu sama aja sperti mreka. Gak bakalan ngerti apa yang aku inginkan. Gak mau hidupku tenang. Gara2 mereka bertiga ngejar2 aku terus tuk mau jadi milik mereka aku lari ke sini. Eh di sini ketemu satu lagi. Kenapa kalian gak mau hidupku tenang sich!" Lanjutku lagi sambil menahan air mata.

Dia mau menjawab omonganku "bukan..."

Kubentak lagi "heh! Dah di bilang jangan ngomong dulu kalau aku belum selesai ngomong! Masih aja di ulangi! Kamu denger gak sich! Bisa diem dulu sampai aku selesai bicara?!?" Sambil menatapnya tajam.

"Hu'uh" jawabnya sambil manggut2.

"Kenapa hidupku slalu gak bisa tenang begini? Kenapa slalu ada aja pria ýang memaksakan kehendaknya? Kenapa kalian gak mau ngertiin aku? Hiks.." ocehku sambil menangis.

"Kenapa kalian maksa tuk menjadikanku milik kalian? Hiks... Bisakah kalian melepaskanku? Hiks.... hiks.... Membiarkanku tuk hidup bahagia tanpa kalian? Hiks... Apa bisa? Hiks... Kenapa kalian tambah menyusahkanku? Hikss... hiks.. Kenapa kalian bikin aku lebih membenci hidupku? Hiks.. hiks... Bisakah kalian tiďak menggangguku? Bisakah kalian pergi jauh dari kehidupanku? Hiks... hiks..." kataku sambil terisak dan menutup wajahku.

Kekesalanku karena mereka ku luapkan smuanya di depan fadlan.

Fadlan yang melihatku menangis terisak ingin memelukku tapi dia mengurungkan niatnya setelah mendengar kalimatku yang terakhir.

"Apa kamu mau tuk tidak menggangguku lagi? Tuk tidak memaksaku menjadi milikmu?" Ku menatap fadlan.

Lalu kulanjutkan lagi omonganku "Kalau kamu benar2 mencintaiku, kamu akan bahagia saat melihatku bahagia. Dan kamu nyoba menemukan orang yang ngertiin kamu dan mencintaimu apa adanya. Apa kamu bisa melakukan itu untukku fadlan?" Tanyaku masih sambil meneteskan air mata dan menatapnya.

"Aku akan melaķukan apapun yang kamu minta termasuk mencoba tuk mencari penggantimu di hatiku. Walau itu sepertinya agak sulit. Tapì akan kulakukan karena aku gak mau menyakitimu seperti ini." Jawabnya panjang lebar.

"Hemm" hanya itu yang kusuarakan.

"Maafkan aku karena perbuatanku ini malah melukai hatimu. Aku gak menyangka ternyata yang aku lakukan telah membikin kamu menangis seperti ini. Maafkan aku yang telah berbuat sama seperti lelaki2 yang mengejarmu di sana. Maafkan aku reva" katanya sambil menangkupkan kedua tangannya di depanku dan meneteskan air matanya.

"Sudahlah gak pa pa dlan. Aku memaafkanmu. Cobalah mencari wanita yang benar2 mencintaimu dengan tulus dan jangan senang mempermainkan hati para wanita." Ucapku sambil menyeka air mataku.

"Iya akan kucoba. Terima kasih kamu mau memaafkanku. Aku akan slalu berdoa tuk kebahagiaanmu. Aku berjanji tak kan memintamu tuk menjadi kekasihku lagi. Aku gak mau kamu bersedih lagi." Katanya sambil menatapku sedih.

"He'em.. ma kasih karena kamu mau mendoakanku. Aku juga akan berdoa agar kamu menemukan wanita yang mencintaimu dengan tulus." Kataku sambil menepuk pundaknya.

"Kalau begitu aku mau melanjutkan perjalananku. Slamat tinggal fadlan. Smoga saat kita bertemu lagi kamu sudah memiliki cintamu yang tulus." Kataku sambil melangkah meninggalkannya.

"Iya, hati2 di jalan. Slamat tinggal. Dan terima kasih kamu telah mendoakan demi kebaikan hidupku. Maafkan aku sekali lagi reva... slamat jalan." Dia menatapku dan tersenyum.

"he'eh" sambil membalas senyumannya.





TBC

Maaf ya klo banyak typonya...

Ma kasih dah baca ceritaku....

Jangan lupa coment dan votenya ya...

Brondong Super JailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang