Manusia dan Hantu

204 7 0
                                    


    Beberapa malam kemudian, Sekai datang lagi ke perpistakaan.

"Permisi.. Aku datang lagi lho."

"Iya silahkan."


Mereka pun kembali diam terbawa ke dalam dunia kertas dan tulisan yang disebut buku.


"Anu.. Aku belum tau namamu, boleh tau?" ucap gadis hantu yang memulai percakapan.

"Boleh kok, namaku Sekai, kalo kamu?"

"Namaku Sarah, um.. Sekai, aku boleh minta tolong ga?"

"Tentu, boleh banget."

"Sebenarnya, ada seorang yang menarik perhatianku, dia selalu baca buku disini, tapi kalau dia aku panggil, dia ga pernah menjawab, sesekali aku ingin bicara dengannya."

"yaiyalah, dia manusua biasa, gak bisa lihat dan dengar hantu seperti Cahya." pikir Sekai.

"Jadi ada Saran gak Sekai?" sambung Sarah.

"Hm.. Mungkin kamu bisa menerbangkan buku dan pulpen, dan bicara dengannya melalui itu, kalau dia sudah terbiasa, kalian tinggal saling balas nulis di buku itu."

"Woah! Bener juga yak, makasih banyak Sekai!" ucap Sarah dengan senangnya.

"Sama-sama, semoga beruntung."


Ke-esokan harinya.


"Permisi aku masu-- aaa!!" buku-buku melayang ke arah Sekai.

"Huft, beruntung sekarang aku hantu, jadi bukunya nembus, kamu kenapa sih, tiba-tiba nerbangin buku ke arahku."

"Saranmu gagal!! Dia malah lari ketakutan tau!!" teriak Sarah dengan kesal.

"Aaa... Dia kan manusia, wajar aja yak, hm.. Tunggu aja nanti, mungkin dia akan mengerti kalau kamu terus melakukannya, jangan mudah nyerah gitu dong, berjuang!"

"Woah! Aku jadi semangat lagi! Yosh!"

***

   Siang hari di kelas.

"Cahya, ayo ke perpustakaan." ajak Sekai.

"Eh? Buat apa?"

"Ngelihat hal yang menarik."

"Hal yang menarik?"


   Cahya pergi ke pespustakaan, dia melihat pemandangan yang jarang sekali dia lihat, seorang lelaki yang sedang tersenyum memandang buku, dan seorang gadis yang melayang di sampingnya sedang menggerakkan pulpen yang menulis buku itu. Mereka berdua terlihat sangat akrab, suasana yang menenangkan, dan entah kenapa saat melihatnya, Cahya merasa ada sesuatu yang membahagiakan terjadi disana.


"Gadis itu hantu? Dan laki-laki itu manusia?, Mereka memggunakan media buku untuk saling bicara, ah.. Entah kenapa terlihat sangat romantis, apa aku juga bisa seperti mereka yak?"

"Hee.. Maksudmu, kamu mau pacaran sama hantu gitu?" tiba-tiba Sekai muncul.

"Eh?! Bukan itu! Maksudku hubungan romantis mereka itu lho! Huft.."

"Bercanda kok, bercanda."

"Hmp! Aku ngambek nih!"

"Hee!? Janganlah.. Hyat!!"


   Sekai terbang menuju Cahya, tentu saja Cahya refleks menghindar, dan akhirnya Cahya tanpa sengaja mengenai pintu perpustakaan.


Bruuugh!!


"Aduh sakit.. Eh? Aku kan hantu, kok bisa sakit? Eh? Rambutku panjang? Kacamata?.. Eh!! Aku ada di tubuh Cahya!"

"Itu yang namanya kerasukan." kata Sarah.

"Hah!? Kerasukan? Terus Cara keluarnya?"

"Ya tinggal tutup mata kamu dan melayang keluar dari tubuhnya."

"Aaa.. bisa!"

"Tapi kalau kamu keluar orang yang tadi kamu rasukin bakal pingsan lho."

"Eh!?"


Cahya tergeletak di dekat pintu perpustakaan.


"Sebentar, aku minta bantuan temanku." kata Sarah, lalu Sarah menulis di buku bahwa gadis yang pingsan di dekat pintu adalah temannya juga, dan akhirnya laki-laki tadi membawa Cahya ke Uks.


   Cahya terbangun oleh suara tangisan seorang anak kecil di suatu tempat, yang dilihatnya adalah seorang laki-laki duduk di dekat pintu Uks.


"Uks? Tapi kenapa?"

"Kamu tadi ga sengaja dirasukin sama teman hantumu." ucap laki-laki itu.

"Dirasukin? Sama Sekai?"

"Sekai, dia teman hantumu?"

"Eh iya, kamu juga temenan sama hantu?"

"Iya, dia hantu perpustakaan, namanya Sarah, meskipun aku tak bisa melihatnya, kami tetap akrab."

"Hee.. Yang kulihat tadi bukan hanya akrab, tapi lebih ke romantis."

"Romantis!?"

"Hehe iya, namaku Cahya salam kenal, kamu?"

"Namaku Rusdani, panggil aja Dani, Salam kenal, aku balik ke kelas yak, kamu istirahat aja dulu,o iya kata Sarah, Sekai minta maaf, dia sekarang lagi ada di atap sekolah katanya, bye."

"Atap sekolah?"


   Setelah itu Cahya rebahan dan tanpa dia sadari, kantuk menghampirinya dan akhirnya dia tertidur.


   Hari yang cerah mulai tertutupi awan mendung, matahari tertutupi oleh awan-awan hitam, tetes-tetes air mulai jatuh dari awan, disertai dengan angin kencang dan kilatan petir dari kejauhan. Jam pulang sekolah tiba, beberapa murid kesal karena tak bisa pulang karena hujan ini, ada juga yang santai karena mereka membawa payung, dan juga ada beberapa yang rela hujan-hujanan.


"Hujan.. Aku ga bisa pulang nih, Sekai juga belum muncul lagi dari tadi."


   Hujan yang diharapkan berhenti malah bertambah lebat, beberapa murid mulai dijemput, perlahan-lahan murid menjadi sedikit dan akhirnya tinggal cahya sendiri.

Tak lama ayah Cahya datang menjemputnya.


"Maaf ya Cahya, Papa telat jemputnya."

"Gapapa kok pa."

Sesampainya di rumah

"Mama, aku pulang."

"Ah iya, selamat datang cahya."


   Cahya bersalaman dengan orang tuanya, menunjukkan dia dan orang tuanya adalah keluarga yang harmonis.

"Kakak!.."

Adik kecil datang dan melompat ke arahnya dengan riangnya, dan Cahya menyambutnya dengan riang juga.

"Kira-kira Sekai lagi apa sekarang yak.." gumam Cahya pada dirinya sendiri.

To be Continue...

Disaat Aku Menjadi HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang