Tangisan Gadis Kecil yang Terobati

173 6 0
                                    


   "Aku tak punya hal yang benar-benar harus aku lakukan, hidupku hanya menjalani rutinitas harian yang rasanya tak ada habisnya, dulu memang, saat sekolah adalah yang paling menyenangkan, banyak hal yang terjadi bersama sahabatku, tapi sekarang dia tak ada disini, dia sedang terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit, yang entah kapan dia akan bangun."


   Seorang lelaki sedang merenungkan hidupnya, yang telah kehilangan salah satu hal yang berharga baginya.


Hiks.. hiks.. kakak.. kakak.. hiks..


"Eh? Ada anak kecil nangis? Tapi dimana? Uks?"


   Lelaki itu menghampiri arah suara tangisan itu, suara itu menghantarkannya ke ruang Uks sekolah, disana dia melihat seorang gadis kecil menangis dan meringkuk di antara kasur dan tembok.


"Dik, ada apa? Kenapa adik menangis? Adik sakit?"


hiks.. hiks..


Hanya tangisan yang gadis kecil itu keluarkan, tanpa menghiraukan pertanyaan lelaki itu.

"Um.. Dik."

Lelaki itu menyentuh gadis itu dan gadis itu mengangkat kepala dan menatap ke arah lelaki itu.


kakak?


"Iya?"

Mendengar jawaban lelaki itu, gadis kecil tersenyum dan perlahan menghilang.

"Eh? Hilang? Kemana dia?"

***

"Akhir akhir ini aku ga liat Sekai lagi, dia kamana ya?" Cahya bergumam.

Tanpa dia sadari, Cahya merasa tidak nyaman kalau Sekai tak ada di sekitarnya.


Jam istirahat.


   Cahya sedang mencari tempat yang nyaman untuk makan bekal makan siangnya, tanpa sengaja saat Cahya berada di halaman belakang sekolah..


"Eh? Murid itu jatuh sendiri?"


   Disana ada salah satu teman Cahya dan beberapa anak yang terlihat nakal, dan salah satu anak nakal itu sedang tersungkur ke tanah, di bahu teman Cahya itu ada seorang gadis kecil yang melayang disana, dan saat anak nakal tadi hendak memukul teman Cahya tadi, gadis kecil menggerakkan tangannya seolah menahan sesuatu, dan anak nakal tadi kembali tersungkur ke tanah.


"Hantu kecil itu melindungi Rifqi, tapi kenapa?" pikir cahya.

***

   Rifqi, seorang remaja bertubuh sedikit kecil dari remaja lainnya, dia anak yang pendiam, dan mungkin salah satu murid yang masuk kategori teladan, karena itulah dia sering di bully, tapi karena kebaikannya, seorang hantu kecil yang dulu selalu menangis, menjadi ceria, dan sekarang hantu kecil itu selalu mengikuti dan melindungi Rifqi, kejadian-kejadian tabu yang diperbuat hantu kecil itu tak membuat Rifqi takut, karena Rifqi tau, ada seseorang yang selalu membantunya.


"Um, kalian jangan ganggu aku ya, nanti kalian sakit lho." ucap Rifqi kepada anak-anak nakal yang sedang mengelilinginya.

"Hah?! Justru kamu yang akan sakit!" balas anak nakal tadi.

Dan saat anak nakal itu hendak memukul Rifqi, dia terpental dan jatuh ke tanah, lagi dan lagi.

"A-apa itu?! Ayo kabur!" anak-anak nakal lari ketakutan melihat hal tabu itu.

"Huft, sudah kubilang, kalian bakal sakit." gumam Rifqi.


Saat itu Cahya menghampiri Rifqi.


"Anu.. Rifqi, apa hubunganmu dengan hantu kecil itu?" Cahya yang datang langsung memberikan sebuah pertanyaan.

"Hantu kecil? Aaa.. Jadi hantu kecil itu yang selalu bantu aku, Cahya, kamu bisa liat hantu?"

"Eh?! Kok kamu tau?!" Tanya Cahya kaget.

"Kamu tadi ga sengaja ngaku kalau kamu bisa liat hantu." jawab Rifqi

"Eh? I-iya aku bisa liat hantu, tapi tolong rahasiain ini ya." pinta Cahya.

"Tenang aja, Cahya, bisa tolong bilang ke hantu kecil, aku sangat berterima kasih buat bantuannya, dan juga aku mau tanya kenapa hantu kecil itu membantuku."

"Um.. Dia bilang sama-sama, dan dia juga bilang, dia membantumu karena dia mau, karena kamu orang yang pernah memperhatikannya." balas Cahya.

"Hee.. Gitu yak, makasih lagi ya hantu kecil."

Disaat yang sama di lain tempat.

"Hoam.. Aku bosen lagi, huft.. Eh? Orang itu, dia nangis?" gerutu Sekai yang tak henti-hentinya bosan.


   Sekai yang sedang melayang entah kemana melihat seorang murid perempuan yang sedang menangis, disamping murid itu ada sebuah surat.. 'Eva maaf yak, papa mau nikah lagi, mulai sekarang Eva tinggal di rumah nenek ya, tapi papa bakal kirim uang kok.'


"Whoa, papa yang mengerikan, eh tunggu dulu, Eva?!!" itulah reaksi Sekai saat melihat surat itu.

Eva yang tadi menangis berdiri dan pergi meninggalkan tempat itu sambil bergumam..

"Setelah aku benar-benar menemukan tempat dimana aku punya seorang sahabat, kenapa ini terjadi, seperti aku lebih baik mati aja, um.. Bentar lagi ulangan Mid semester ya, hm.."

"Aaa.. Dia pasti sangat kecewa dengan ayahnya." Gumam Sekai.


   Setelah itu Eva kembali ke kelasnya dengan membuat senyuman yang mungkin adalah senyuman palsu.


"Hm.. Mid Semester ya.. Ok aku tunggu aja." gumam sekai lalu kembali yang melayang ke tempat lain.

To be Continue...

Disaat Aku Menjadi HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang