Selalu Di Kelas

226 7 2
                                    

Jam istirahat


"Cahya, hai.. Mau jadi temanku?" tanya seseorang pada Cahya.

"Eh?"

"Ayolah, plis.."

"B-baiklah."

"Yeey!"


   Orang itu Eva, murid baru sama sepertinya, Cahya mulai mengobrol dengannya, lama dan lama dan akhirnya mereka menjadi akrab. Tak terasa jam istirahat sudah berakhir, pelajaran paling banyak dibenci pun di mulai, Matematika, dan tampaknya Eva pintar dalam pelajaran ini, selang beberapa waktu ibu guru berucap.


"Oke sekarang ibu akan mengetes ingatan kalian mengenai pelajaran semester lalu."

"HEEE?!! " reaksi para murid yang menandakan mereka tidak mau, tapi mereka tidak bisa menolak.

Dan lalu guru itu berucap lagi.

"Aaa.. Murid baru ga usah yak."

"Hee?!! Gak adil bu! Mereka juga harus ikut."


   Karena desakan para murid akhirnya ibu guru mengiyakan-nya, mungkin mudah bagi Eva, tapi Cahya, dia belum belajar pelajaran ini, dan disaat itulah Sekai membantunya.


"Sstt, Cahya, aku akan bilang jawabannya kamu catat yak."

"Eh!? Tapikan itu curang namanya." ucap Cahya dengan sedikit berbisik.

"Tenang aja, nanti bakal aku ajarin lho, pelajaran yang kamu gak bisa."

"Hee? Tapi.."

"Sudahlah, ayo tulis."

"B-baiklah."


   Dan akhirnya Cahya menjadi satu-satunya murid dengan nilai sempurna saat itu, dan saat pulang sekolah.


"Cahya! Aku gak tau kalau kamu pinter Matematika!. Aku aja gak dapat nilai sempurna, padahal aku sudah yakin tadi kalau aku bakal dapat nilai sempurna, huft.." respon Eva dengan sedikit kesal.

"Eh?? Tadi cuman kebetulan kok."

"Gak ada yang namanya kebetulan di dunia ini, itulah yang selalu sahabatku bilang." Seorang lelaki masuk ke dalam pembicaraan mereka berdua.

"Rifqi.." Sekai sedikit bergumam.

"Sahabatmu? Hee.. Mungkinkah dia orang bijak atau semacamnya?" sahut Eva.

"Bijak? Um.. Mungkin, dia sering memberi saran sama orang yang lagi susah, walaupun dia orang yang penyendiri, dia orang yang baik."

"Hee.. Orang yang menarik, siapa namanya?"

"Sekai, Akiyama Sekai."

"Eh?" Cahya sedikit terkejut mendengarnya.

"Maksudmu murid yang kecelakaan lalu koma itu?" tanya Eva.

"Iya.. Hm, salah apa dia sampai mendapat ujian seberat itu."

"K-ku yakin dia akan sadar!" ucap Cahya tiba-tiba.

"Semoga, kalau gitu aku pulang dulu, o iya namaku Rifqi, salah kenal, byee."

"Cahya ayo pulang juga!" ajak Eva.

"E-eh, t-tapi.." Cahya sedikit melirik ke arah Sekai.

"Pulanglah, jadilah temannya, dia.orang baik, jangan jadi penyendiri sepertiku."

"Ada apa Cahya?"

"Eh? Gapapa kok, ayo pulang."


Mereka akhirnya meninggalkan kelas dan pulang, dan Sekai kembali sendirian di kelas, mungkin. Senja datang, dan suara nyanyian jangkrik kembali terdengar, saat ada seseorang tiba-tiba ada disana dan berucap.


"Hee.. Jadi kamu belum mati yak?"

"Eh?"

To be Continue...

Disaat Aku Menjadi HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang