Only You (Chapter 3)

1.2K 175 7
                                    

"Eomma.." panggil Yoona dalam hati. Matanya tak luput dari foto ibunya. yang terus tersenyum kepadanya. Tapi senyuman itu semakin membuatnya merasa sakit. Airmata tak henti-hentinya mengalir di wajahnya, sungguh, ia tidak akan pernah bisa merelakan kepergian wanita itu. ibunya. ibu kandungnya. Duduk dilantai kayu itu, seorang diri. Tidak, suara langkah tiba-tiba terdengar, mendekati dirinya yang baru saja hendak menoleh guna mencari tahu. sosok itu membuatnya berdiri dengan cepat, hendak memeluk pria itu, tapi tidak ia sangka, pria itu menolaknya hingga ia terduduk kembali ke lantai kayu itu. dirinya terperangah menatap pria itu, yaitu ayahnya, ayah kandungnya. "appa.." dilihatnya wajah itu menatapnya hina.
"Kau! Jika kau tidak menyuruhnya untuk berjumpa denganmu, hal ini tidak akan terjadi, apa kau tahu itu?" bagai ribuan bom meledak di dalam tubuhnya. Hancur lebur. Kata-kata itu sangat menyakitinya.
"Appa.." suaranya terdengar parau. Seperti bisikkan.
"Kurasa aku tidak bisa melihatmu lagi." ayahnya hendak melangkah pergi, tentu segera dihalang olehnya.
"Appa! Jamkamanyo!" berlutut dihadapan ayahnya. Rasa sakit tak lagi dirasa, kini yang ia inginkan hanya sebuah permintaan maaf, yang tak seharusnya ia lakukan. Karena ia tidaklah bersalah. "mi, mian, mianhae. Jongmal mianhae.. jal mothaesseo! (aku telah bersalah)" isakan tangisnya mengisi ruagan itu. "tapi, kumohon, jangan tinggalkan aku." memeluk kaki ayahnya, penuh rasa takut akan niat ayahnya yang hendak meninggalkannya.
"Lepaskan aku." tangkas ayahnya datar.
"Appa, kumohon." pelukannya terhempas kuat. ia kembali tersungkur nyaris tertidur. Sedetik itu sosok itu sudah tidak terlihat lagi diruangan itu. hingga 7 tahun berlalu begitu saja. Hidup bersama neneknya, yang merupakan orangtua dari ibu kandungnya. Walau neneknya menjaganya dengan sangat baik, kesedihan itu tetap tidak menghilang dari benaknya. Ia tetap merindukan ibunya. dan juga ayahnya, yang sudah kembali kepada keluarganya. Tepatnya keluarganya yang diakui oleh negara. Ya, hubungan ibu dan ayahnya tidak didasari sebuah tali pernikahan. Ibunya hanyalah seorang wanita simpanan.



---



"Kau mau minum?" tegur Seungri yang baru saja duduk disampingnya. Yoona menoleh sejenak sembari menggeleng pelan, lalu kembali mengalihkan pandangannya keluar jendela KTX (Korea Train Express). Mereka tengah berada disebuah kereta yang melaju kencang menuju Busan. "sedari tadi kulihat kau terus melamun, raut wajahmu juga tidak terlihat baik, apa yang sedang kau pikirkan?" sambung Seungri yang tetap saja tidak dihiraukan Yoona. bahkan tidak lagi menoleh. "hem, baiklah. Kurasa kau benar-benar tidak menyukaiku." menepuk pahanya pelan menahan malu. Lalu ia mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang hendak ia perintahkan untuk bertukar tempat. "yak Oh Sehun! Kemarilah!" dilihatnya Sehun hanya meliriknya sedetik dan setelah itu berpura-pura tidak melihatnya, seakan mengetahui niat seniornya itu. "yak! aku memanggilmu!" Sehun berusaha keras untuk tidak menoleh kepadanya. Tapi tidak disangka, Seungri lah yang terlebih dahulu menghampirinya, lengkap dengan barang bawaannya. "kau, pindahlah kesana. Aku tidak tahan duduk dengannya." kata Seungri yang jelas terlihat gerah. Tentu tidak masalah bagi Sehun untuk duduk bersama Yoona. tapi pastilah gadis itu yang tidak akan merasa nyaman berdekatan dengannya disaat Krystal berada dekat dengan mereka.

"Sunbae, tak bisakah aku duduk disini saja?" pinta Sehun tanpa memelas.
"Aish, sana pergi, palli!" melotot geram kepada Sehun. Tak bisa menolak lagi, segera ia meraih ransel miliknya, dan membawa ransel itu bersamanya menuju kursi kosong yang berada disamping sahabatnya itu.
"Jangan salahkan aku." katanya cepat ketika Yoona menatapnya penuh pertanyaan. "ini semua salahmu yang tidak menghiraukannya. Jika tidak, aku tidak perlu bertukar tempat seperti ini. Aish, lagi pula kenapa harus aku?" sekarang Yoona beralih mencari keberadaan Krystal yang selalu ia takuti. "dia berada di gerbong lain, tenang saja."
"Syukurlah."
"Yak, kenapa kau harus memikirkan itu? memangnya kenapa jika ia melihatku bersamamu?" kesal Sehun.
"Kau senang melihatku disiksa mereka?" sela Yoona cepat.
"Ani." berpikir sejenak. "kau bisa saja membalas perbuatan mereka. Kenapa kau hanya diam dan merelakan semuanya?" kembali merasa kesal.
"Kurasa kau sudah tahu alasannya." kembali mengedarkan pandangannya keluar jendela.
"Dan kurasa aku sudah sering mengatakannya padamu. Itu bukan salahmu. Dan kau bukan orang yang harus menanggung semua itu." ujar Sehun penuh penekanan disetiap kata-kata yang ia katakan. Perlahan Yoona kembali menatapnya. merasakan emosi yang sedang tertahan dalam diri pria itu.
"Kau terlihat lelah. Kau tidak tidur semalaman?" kata Yoona yang menyadari rona wajah Sehun.
"Hyung menggangguku." membenarkan posisi duduknya hingga mendapatkan posisi yang nyaman.
"Kalau begitu, tidurlah." kata Yoona yang juga mencari posisi nyaman.
"Hemm." sedetik itu kepala Sehun sudah bersandar pada bahu Yoona. membuat tubuh gadis itu mendadak kaku. Dirasakannya jantungnya yang berdetak dengan hebat. Ditambah lengan mereka yang saling bersentuhan, seakan mengalirkan aliran hangat hingga menjalar keseluruh tubuhnya. Hal hasil, Yoona malah fokus menjaga posisi kepala pria itu. menyelimuti pria itu. yang tanpa ia ketahui, bahwa ternyata Sehun tidak benar-benar tertidur. Melainkan tengah menikmati perlakuan gadis itu, dan diam-diam menyimpan senyuman diwajahnya.


Only You (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang