The Truth (2)

2.5K 133 1
                                    

Mereka berdua telah selesai berkeramas, mandi, bercukur dan sekarang sedang mengeringkan rambut. Debby mengenakan jubah mandi dan asyik bereksperimen dengan rambut Jenna.

"kau tidak tau apa-apa tentang seks?" cetus Debby. Jenna menggeleng, "aku baru melakukan make out atau french kiss hanya dengan Damian. tidak ada yang lebih."

Debby mendengus, "aku tidak percaya? Pasti kau pernah memiliki pacar selain Mr. Weston kan?"

Jenna kembali menggeleng, "Damian pacar pertamaku."

"serius Jenna?" Debby terperangah, menatap tidak percaya. Jenna menunduk, "aku tidak cantik dan populer, tidak ada lelaki yang mau denganku. Dan kalau pun mereka mendekatiku hanya untuk memacari sahabatku."

Debby menggeleng tidak percaya. Apa yang terjadi pada mata pria? Jenna cantik, lembut... Jenna hanya perlu sedikit polesan sana-sini dan cermin ajaib pun akan mengatakan ia wanita paling cantik di muka bumi.

"kalau kau?" tanya Jenna malu-malu. Debby mengernyit geli. Ceritanya sangat menarik, sehingga jika di buatkan cerita mungkin mendapatkan piala Oscar. Dirinya memang tidak pernah menutupi kisah percintaannya dan dengan senang hati berbagi. Toh... sepak terjang asmaranya pernah menggemparkan kerajaan. Dapat diakses dengan mudah di laman google.

"oh... kisahku seperti roller coaster, naik turun. ciuman pertamaku dengan kakak kelas sewaktu SMP aku lupa namanya, kalo gak salah Peter atau Patrick. Ia yang mengajariku make out, french kiss, vampire kiss, nip kiss, tongue kiss, dan sebagainya," Debby menyeringai membuat Jenna merona mendengarnya.

"terus?" tanya Jenna tertarik. Debby menyeringai, "oke... aku banyak sekali mencium orang tidak hanya laki-laki tapi perempuan juga." Yap... Julliane Loew, thanks to Summer Camp.

Jenna terkejut mendengarnya, langsung menutup mulut. Jijik mungkin.

"tenang... Cuma sebagai eksperimen," Debby mengibaskan tangannya ke udara. "btw, aku melepas keperawananku kepada kakak kelasku juga ketika kelas 3 SMP, sewaktu itu pesta prom, aku ingat dengan Jack Kavanagh di ruang janitor dan itu sangat menjijikan. Aku tidak ingin menceritakannya." Debby mengernyitkan hidung, membuat Jenna juga ikut mengernyit.

"apa kau tidak pernah punya pacar, Debby?" tanya Jenna. sebuah sentakan menghujam jantungnya. Seperti ada yang menancapkan thermometer daging ke ulu hati. Pertanyaan itu begitu sensitive baginya. Dan jika Jenna bukan sahabatnya mungkin ia bisa menyeret sahabatnya itu keluar dari kamar saat ini juga.

"oh... Jenna, aku tidak mengenal pacaran. Aku hanya melakukan seks bukan romance."

Jenna mengangguk, "jadi kau melakukan seks dengan Kellan dan Josh?"

"dengan Kellan, Ian, Gerry, dan Josh," Debby menyeringai nakal. "ya Tuhan, Debby!!!" pekik Jenna. Debby mengangkat bahu, geli melihat reaksi Jenna.

"apa kau tidak pernah jatuh cinta?" tanya Jenna pelan. Debby terdiam seketika jatuh cinta hanyalah khayalan klise yang bisa mengaburkan segalanya. Ia benci namanya cinta. Dan ia bersumpah jika ia tidak akan pernah jatuh cinta lagi.

....

"aku mencintaimu Debby, My Princess." Mencium kening Debby.

"aku juga mencintaimu, Jim." Debby mendongak, menatap mata biru itu.

Jimmy tersenyum, menelusurkan jarinya di payudara Debby.

"sekarang tidurlah, kau pasti lelah. Tugas Putri akan memanggilmu besok."

"aku benci panggilan itu," Debby menyandarkan kepalanya di dada Jimmy. Menikmati suara degupan jantung.

"setelah semua ini selesai, pemilihan, tetek bengek sialan ini dan sebagainya... janji kau akan menghilang bersamaku, ok? Aku tidak ingin semua ini. Aku hanya ingin pergi. Hanya kau dan aku" pinta Debby.

Already You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang