Never Gonna Leave This Bed

6.5K 235 0
                                    

"jadi As-dos tadi ama kamu? Pantesan..." Debby mengangguk-anggukan kepalanya. Bersandar di kepala tempat tidur dengan selimut menutupi dada. Josh berbaring di bantal, Satu alisnya naik, "apa ada sesuatu yang menarik?"

"yah... aku Cuma bingung bagaimana ia bisa masuk, lalu dengan entengnya menyeret Jenna pergi setelah bersenang-senang dengan Cindy" decak Debby. "hei... kau percaya Mr. Weston melakukan itu?" Josh mengusap lengan Debby lembut. "aku tidak tau. Maksudku siapa tau bukan? Lelaki menderita SPDR jika menyangkut wanita berpenampilan seksi dan kita bisa memasukkan Cindy ke dalam kategori itu."

"wowowo... tunggu dulu SPDR?"

"iya... SPDR, Sindrom Pikir Dengan Resleting. Artinya kalau menyangkut seks pria berpikir dengan resleting bukan dengan kepalanya."

"tahan dulu pemikiranmu itu Young lady, aku sebagai lelaki tersinggung dengan perkataanmu barusan."

Debby menaikan satu alisnya, menatap penuh arti pada Josh.

"oke... baiklah, sedikit tersinggung- Tapi bukan itu poinnya... kau sepertinya mendiskriminasikan pria hanya dari teori tidak masuk akal seperti itu. Kami- pria- masih memiliki kesadaran untuk berpikir dengan kepala kami jika menyangkut wanita berpenampilan seksi."

"masa?"

"kau tidak percaya?"

"buktikan?"

Josh bangun untuk duduk, lalu menghadap Debby. "hmmff... kaum pria masih memiliki kesadaran untuk tidak langsung menyetubuhi setiap wanita berpenampilan seksi yang ditemui, kami – pria maksudnya akan mempertimbangkan sikap dan signal yang diberikan."

"jadi kau menyalahkan kaum wanita begitu?" Debby melipat kedua tangannya sambil terus menahan selimut di dada. "aku tidak menyalahkan. tapi wanita yang sering memberi signal untuk kami- pria berpikir SPDR. kami hanya membantu saja."

"atau pria yang selalu menerima signal apapun selalu mengaitkannya dengan SPDR."

"kami tidak akan bergerak jika tidak diberi peluang" jelas Josh mengerdikkan bahu."

"kau hanya ingin membela kaum mu dan aku mengerti, tapi kita membicarakan fakta. Jangan bilang kau tidak terangsang ketika melihat payudara Pamela Anderson."

"Honey... kau kira aku akan langsung tegak berdiri hanya dengan melihat dada penuh silicon?"

Debby tertawa kecil, "jadi kau tidak akan berdiri melihat payudara Anderson?"

"kalo dia tidak memberikan signal, aku hanya akan menganggapnya sebagai lukisan renaissance."

"sialan kau!" Debby melempar bantal ke wajah Josh. Josh tertawa kencang, mengangkat tangan tanda menyerah.

"apa yang sebenarnya yang terjadi?"

Debby mengernyitkan hidung, ia tau jika Josh bertanya tentang peristiwa di pesta itu. "Debby?" bisik Josh lagi. Debby mengulum bibir sebelum mulai bicara, "haruskah kita membicarakan hal yang tidak penting ini?"

"aku perlu tau. Aku memukul salah satu anggota Lexton. Setidaknya jika mereka akan menyidangku aku memiliki bukti kenapa melakukannya tapi kalo di pikir aku tidak menyesal melakukan itu."

Debby tersenyum mendengarnya. "yah... ini semua berawal dari tantangan. Kami- aku, Rachel, beberapa pria - kami semua sedang bersenang-senang, menghisap linting ganja, minum... bersenang-senang. Lalu Dia menantangku dan aku mengambil tantangan itu. Ternyata Harley tidak terima kalah dan ia menuntutku untuk memenuhi hasratnya. Dasar Babi!"

"permainan apa?"

"oh... itu..." Debby menggigit bibir bawahnya. Josh berdehem, "aku perlu tau semuanya Debb."

Menghembus nafas kesal, Debby menutup wajah dengan kedua tangannya. "kau pasti pernah mendengar permainan all or nothing?"

"tentu saja" balas Josh. "nah Harley menantangku untuk melakukan permainan itu."

"awalnya aku menolak. Tapi big Harley terus membujukku dan ku kira satu kali bermain akan membuatnya menjauh. Ia mengubah aturan permainan dan menjadikan mobil Ferrari nya sebagai taruhan. Tapi jika aku kalah aku harus melakukan seks oral dengannya. Lalu kau tau hasilnya."

"kau menang? Tapi ia menuduhmu curang."

"dia yang merubah aturan main lalu mengembalikan aturan main secara sepihak. Kau boleh bertanya pada Rachel jika tidak percaya."

"aku tidak mengerti kenapa ia melakukan itu padamu."

Debby menghembus nafas dengan lelah, "aku selalu menolaknya. Dan ketika pria berpikir dengan SPDR itulah yang terjadi."

Josh tersenyum mengejek, "aku benci mengakuinya."

Sambil tertawa geli, Debby memainkan tangannya di otot bisep Josh yang mengesankan. Keras dan padat.

"apa yang kau lakukan?" Josh menarik nafas tercekat. "aku Cuma berpikir."

"dan apa itu?"

"apa aku bisa membuatmu kena SPDR?"

Josh tertawa, suaranya renyah dan begitu tulus. "kau mau menguji ku? otakku lebih baik dari pada bedebah itu."

"baiklah..." Debby melarikan jari-jarinya ke putting Josh dan itu membuat sentakan dari tubuh Josh.

"kau merasakannya?" bisik Debby mendengkur, kembang api kemenangan mulai bersiap untuk meledak.

"aku merasa... geli" ucap Josh santai. Debby mengernyitkan hidungnya, mencoba taktik lain. "kau tau apa yang ingin ku lakukan padamu?"

Josh hanya menatap dengan tatapan biasa. Debby mendekat kearah Josh, berbisik hal nakal yang langsung mengeringkan darah dari otak, dan mengirimnya ke tubuh Josh yang tegang.

Josh berdehem, "kau tidak akan berani seliar itu."

Debby mengerling padanya, mundur untuk berdiri dan menurunkan selimut, mempertontonkan payudaranya. Hal ini semakin membuat Josh susah bernafas. Kekurangan oksigen akan mempengaruh kasus SPDR. Josh memiringkan kepala ke samping, memandangi tajam seakan menilai sebuah lukisan mahal.

"sial!!" umpat Josh langsung menarik Debby untuk kembali berbaring.


Sorry part kali ini pendek. lagi gak punya ide buat cerita Debby-Josh, kepikir bikin cerita buat Teman-teman Damian. jadi segini dulu yaa... keep comment dan vote yaa... XOXOXO

Already You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang