[STAGE 6] Little Red Ridding Hood--Soup was Made by Mom, is the Most Delicious!

216 31 7
                                    

[BABAK 6] Gadis Kecil Bertudung Merah--Sup buatan Ibu, Memang Paling Enak!

.
.
.

Gadis Kecil tengah mengambil sebuah mangkuk dan sendok dari lemari penyimpanan alat makan. Tangan kecilnya menggapai-gapai udara sebelum akhirnya mangkuk dan sendok dapat diraih--lalu mendekapkanya ke dada.

Mangkuk diletakannya di atas meja--meja yang sama tempat ia menaruh mangkuk tertutup berisi sup dari Ibu--lalu mulai membaginya.

Nenek mempersilakan Gadis Kecil untuk mendapatkan porsi lebih banyak, namun Gadis Kecil menolaknya--dikarenakan ia merasa tak enak hati akibat mengambil sup yang diberikan untuk Nenek, walau yang diberi tidak merasa keberatan sedikit pun.

Akhirnya Nenek dan Gadis Kecil memutuskan untuk membagi sup sama rata. Sebelum menyantap sup tersebut, Nenek dan Gadis Kecil berdo'a terlebih dahulu--mengharapkan Tuhan memberkati mereka.

Suapan pertama mendarat dengan sempurna di mulut Gadis Kecil, segera saja indra pengecap Gadis Kecil merasakan asin dan berbagai rasa lainnya. "Sup buatan Ibu, memang paling enak di dunia ya Nek!" Ucap Gadis Kecil bersemangat, Nenek hanya membalasnya dengan senyuman.

Serigala yang menguping pembicaraan Nenek dan Gadis Kecil bergumam, "Aku ingin mencicipi supnya, apa sebaiknya kuserang sekarang saja? Agar mereka tak keburu menghabiskan supnya." Setelah Serigala yakin akan keputusannya, dan bersiap menyerbu rumah Nenek, tiba-tiba saja Serigala melihat tingkah aneh dari Nenek dan Gadis Kecil---mulut mereka mengeluarkan busa berwarna putih.

Serigala terheran-heran melihatnya, sup di pangkuan Nenek terjatuh dan sebagian besar mengenai selimut yang dikenakan Nenek---akibat dirinya yang terlihat seperti tertidur... atau pingsan? Entahlah, Serigala tak ingin memikirkannya.

Serigala mengalihkan atensinya pada Gadis Kecil yang juga seperti tertidur---tubuhnya ambruk, terjatuh dari kursi. 
Serigala tidak mau ambil pusing dengan keadaan Nenek dan Gadis Kecil, malah Serigala merasa diuntungkan dengan keadaan Nenek dan Gadis Kecil sekarang. Serigala membuka pintu rumah Nenek, kaki berbulunya melangkah pelan namun mantap---menghampiri Gadis Kecil terlebih dahulu.

Serigala berjongkok, memusatkan seluruh atensinya pada Gadis Kecil, lalu menyadari kedua mata Gadis Kecil terbuka lebar---hampir seperti terbelalak kaget---Serigala pun menjadi sedikit penasaran, apa yang sebenarnya terjadi?

Namun akhirnya Serigala tidak mengacuhkannya, dan mengalihkan atensinya pada semangkuk sup yang tinggal setengah. Liur kembali menetes, Serigala memutuskan untuk memakan sup tersebut sebagai appetizer---diikuti Gadis Kecil dan Nenek sebagai main dish.

Sup sudah berada di tangan Serigala, bulu hitam kelam menyelubungi tangannya. Mulut Serigala menyeruput sup dari mangkuk, segera saja berbagai rasa memenuhi indra pengecap Serigala.

Sruuput

Sisa sup selesai diseruput Serigala, "Ah, supnya benar-benar enak--- seperti yang dikatakan Gadis Kecil. Dan lagi, sup itu seperti menambah napsu makanku." Seringai Serigala.

"Ohok." Tiba-tiba Serigala terbatuk. Tubuhnya pun mulai terlihat seperti bergetar. "A-Apa yang terjadi?"

Tubuh Serigala limbung, lalu akhirnya jatuh berdebum ke lantai. Mulutnya perlahan mengeluarkan busa berwarna putih---seperti yang ada pada mulut Nenek dan Gadis Kecil.

Sebelah tangan Serigala berusaha menopang tubuhnya yang semakin bergetar. "Si-Sial, apa yang terjadi pada---ku?" Napasnya mulai terengah, sedang batuknya semakin menjadi.

Selang beberapa detik, Serigala berhenti bergerak, mulutnya terisi penuh oleh busa putih.

Emm... Apa yang terjadi?

.
.
.

Jauh di luar hutan, kediaman Gadis Kecil tampak damai. Ibu keluar dari dalam rumah membawa keranjang berisi pakaian---hendak menjemurnya.

Ibu bersenandung pelan, senyuman tersungging di wajahnya. "Nah,apakah Nenek sudah memakan sup buatanku? Bagaimana ya reaksi Gadis Kecil melihat Nenek yang mati keracunan?"

Senyum Ibu berubah menjadi seringai. "Tapi mungkin saja, Gadis Kecil yang nakal itu ikut memakan supnya. Baguslah, aku tak perlu lagi repot-repot mencuci pakaiannya yang selalu kotor terkena lumpur, atau menyiapkan makan untuknya, dan hal lain yang sungguh merepotkan."

Ibu mulai tertawa, tawa jahat yang membuat seseorang merinding saat mendengarnya.

.
.
.

Aah~ Begitu rupanya. Siapa sangka Ibu lah otak di balik semua ini?

Walau kuyakin Ibu tidak pernah memperhitungkan sebelumnya, bahwa ada serigala yang ikut tewas akibat perbuatannya.

.
.
.

The End(?)

Little Red Ridding HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang