Bab 5

50 10 6
                                    

Keesokan harinya, di sekolah, Melisha seperti biasa menunggu Pak Tiyo untuk mengumumkan hasil ulangan harian yang diselenggarakan sudah dua minggu yang lalu.

Dan saat Pak Tiyo masuk dan langsung mengumumkan nama-nama yang bebas ujian semester ganjil, Melisha terkejut ketika Pak Tiyo mengatakan ini.

"Melisha, kamu mendapat nilai tinggi untuk ulangan harian Fisika. Itu artinya, kamu bebas ujian semester Fisika." Melisha mendapat nomor urut 2 dari deretan nama-nama murid.

"Woah, benarkah Pak? Aku bebas ujian?"

"Iya, kamu bebas ujian semester. Ini hasil ulangan kamu." Pak Tiyo menyodorkan hasil kertas ulangan harian itu pada Melisha. Dan Melisha terkejut ketika melihat nilainya yang amat tinggi. Dari soal-soalnya yang susah, rupanya Melisha mampu mengerjakan soal rumit ini sehingga ia mendapat nilai 98.

Melisha mengelus tulisan nilai '98'-nya di kertas ulangannya dan bergumam sendiri. "Wah, jadi... aku dapat nilai 98? Kenapa bisa ya, padahal awalnya aku tidak mampu mengerjakannya?"

Melisha sekali lagi mengelus coretan pena bertuliskan '98' itu sambil senyum-senyum sendiri.

* * * 

Andri yang ada di apartemen dengan memakai kemeja kotak-kotak dan celana jins, sedang memandangi sebuah foto.

Foto itu adalah foto dirinya bersama dengan sang istri dan seorang buah hati yang sangat lucu.

"Ahh, kapan ya aku bisa pulang? Aku rindu pada kalian semua. Istriku tersayang dan anakku yang paling kusayang.," gumam Andri dengan hati yang galau, melihat foto keluarga kecilnya.

Tiba-tiba, langit sedikit gelap dan petir sedikit terdengar dari atas. Andri terkaget sendiri mendengar sambaran petir itu.

"Hmm, ngomong-ngomong urusan pribadi Melisha sudah selesai gak ya? Perasaan Melisha hari ini sekolah," gumam Andri.

* * * 

Melisha sedang menunggu seseorang di depan gerbang sekolah. Mungkin ia menunggu temannya.

Namun alih-alih menunggu temannya, ia malah kedatangan tamu tak diundang. Ya, Andri yang tiba-tiba datang dengan naik taksi, membuat Melisha terkejut.

"A--Andri, ngapain datang ke sini?"

"Aku ingin menjemput kamu. Aku hanya ingin minta tolong padamu."

"Minta tolong apa?"

"Tidak, cuman. Bantu aku masak. Soalnya aku ingin makan malam."

Melisha menggaruk-garuk kepalanya sambil berpikir. "Membantu memasak? Hmm, sejujurnya sih, aku memang handal memasak, tapi cuma masak yang instan-instan saja. Tapi kalau kamu ingin makanan yang non-instan, aku akan berusaha."

"Baiklah." Andri langsung tertawa saat itu.

Tiba-tiba, Melisha agak terjerit ketika ada sesuatu yang ketinggalan.

"Astaga, aku lupa. Ada buku pelajaran Fisika yang tertinggal di laciku. Tunggu sebentar, ya. Aku akan ke kelasku untuk mengambil buku Fisikaku," ucap Melisha terburu-buru pergi ke kelasnya kembali.

Sementara Andri hanya duduk, masuk ke dalam pekarangan sekolah menunggu Melisha yang mengambil sesuatu di kelasnya. Tepat saat Andri duduk di depan ruang aula, hujan pun akhirnya turun dengan gerimisnya karena langit dari tadi mulai gelap.

Saat Melisha menemukan buku paket Fisika dan kembali, ia melihat Andri sedang berdiri memandangi hujan yang turun dengan gerimisnya. Bahkan tangan Andri membasahi hujan yang turun itu. Andri memasang wajah sedih sambil kembali memandangi hujan. Melisha yang melihat itu juga kasihan.

"Hmm, kelihatannya Andri memang berasal dari masa depan. Ia pasti mencari cara untuk pulang kembali ke masanya sendiri," gumam Melisha yang melihat Andri memandangi hujan. 

* * * 

The Future Magic Bell #UCJKCOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang