Twenty Ninth : His Story

202 20 0
                                    

    

  "AAAAAAA!!!" Teriak Arin sambil menyilangkan tangannya.

    Tapi tiba - tiba seseorang datang dan berlari sekencang kencangnya menuju arah Arin. Tanpa pikir panjang, orang itu langsung mendorong Arin agar terhindar dari mobil. Sehingga ia yang menjadi korbannya. Tabrakan tak bisa dihindari. Orang itu terpental beberapa meter dari mobil dan kepalanya terbentur aspal jalan juga bebatuan, membuat darah mengalir dengan derasnya. Dan parahnya, si penabrak langsung pergi meninggalkan si korban.

     Arin yang hanya besat besat sedikit langsung berlari untuk menghampiri si korban. Dan betapa terkejutnya ia melihat siapa si korban.

   "RAKHA!!" teriak Arin. Ia langsung membawa Rakha ke dalam pangkuannya. Tangisnya turun bersamaan dengan derasnya air hujan.

"Rak, lo harus bertahan! Lo kuat Rak!" ucap Arin sesenggukan.

    Sedangkan Nando yang baru saja sampai di hadapan Arin dan Rakha hanya bisa termangu. Membeku melihat keadaan Rakha.

    "Kak Nando, please kak. Tolongin Rakha. Kita harus bawa dia ke rumah sakit sekarang juga. Dia harus segera ditangani" mohon Arin.

     Nando pun langsung berjongkok dan mengambil alih untuk menggendong Rakha.

   "Kita bawa ke mobil aku" ucap Nando. Dengan sekuat tenaga ia menggendong Rakha untuk dibawa ke mobilnya. Arin mengekor di belakangnya.

    Sesampainya di mobil Nando, Arin langsung membuka pintu belakang mobil.  Dan Nando menidurkan Rakha di kursi belakang. Arin pun ikut duduk di kursi belakang.

"Kepalanya biar aku pangku aja kak" ucap Arin.

     Sedikit perasaan tak rela menyelimuti Nando. Tapi ia ingat, ini bukan saat yang tepat untuk iri ataupun cemburu. Akhirnya ia mengangguk lalu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.

     Setelah itu, dengan secepat mungkin Nando melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit terdekat.

♪♪♪

    Sesampainya di rumah sakit, Nando menggendong Rakha untuk di bawah ke dalam rumah sakit. Dengan darah Rakha yang masih melucur di kepalanya. Sedangkan Arin, ia sedang berteriak untuk memanggili suster.

  "Suster tolong suster" teriak Arin panik. Beberapa suster mulai berdatangan dengan membawa brankar.

     Nando pun menidurkan Rakha di atas brankar tersebut. Dan para suster dengan sekuat tenaga mendorong brankar dengan Rakha di atasnya menuju ke ruang UGD. Arin dan Nando mengikutinya dengan khawatir, terlebih Arin. Ia terus menangis melihat keadaan Rakha yang terus mengeluarkan banyak darah.

      Suster pun masuk ke ruang UGD dengan membawa Rakha. Arin ingin ikut masuk, tapi salah satu suster menahannya. Dan membuat Arin hanya bisa terduduk lemas di depan pintu UGD.

     Nando bingung harus menghubungi siapa. Tak mungkin jika harus menghubungi orang tua Rakha, ia tak memiliki kontak dengan mereka.

  Kinar.

      Itu yang terlintas di fikiran Nando. Mungkin Kinar bisa membantunya untuk menghubungi orang tua Rakha. Sesegera mungkin ia mencari kontak Kinar di phonebooknya.

     Ia ketik beberapa kata pada konten pesan. 'Nar, Rakha kecelakaan. Lo tolong ke rs muara kasih sekarang'. Begitulah bunyi pesan yang Nando kirimkan.

Arinta's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang