Ada Baiknya

166 5 0
                                    

Arya pov.

Sekarang aku berada di loby kampus, menuju mobilku yang berada diparkiran.

"Adnan dimana ya?" Gumamku sambil mencari smartfonku didalam tas kuliahku.

"Dimana?" Aku memikirkan kembali dimana hpku sambil menepuk
jidatku.

"Ya ampun!" Aku mengingatnya, tadi aku menyimpannya diatas meja didalam ruang kelas.

Aku keluar dari mobil menuju keruang kelas. Kupercepat langkahku dengan sedikit berlari karena, takut hpku diambil oleh orang lain. Didalamnya banyak hal-hal yang penting bagiku.

Bruk. . .
Seseorang menabraku. Untunglah aku tak kenapa-napa. Ingin rasanya aku marah padanya. Tanganku mengepal dan belum kulihat orang yang menabrakku. Namun dihadapanku ada buku yang berserakan dan sebuah kaca mata tepat didepan kakiku.

"kaca mataku dimana?" Kata wanita itu sambil meraba-raba lantai.

"ini." kataku memberikan kaca matanya yang berada tepat didepan kakiku.
"Mata udah empat juga masih nabrak orang."Gumamku ingin memarahinya. Ketika aku melihat wanita itu, sepertinya aku mengenalinya.

"kau tak apa kan?" Tanyaku padanya.
"Kalau kenapa-napa juga ngak masalah kok, toh dia juga yang menabraku kok." Kataku dalam hati. Aku mengumpulkan bukunya yang berserakan dan mengembalikannya.

"Kenapa aku harus melakukan ini. Hah menyebalkan!" Gumamku dalam hati.

"em. . . I iya aku tak apa." Katanya sambil membersihkan pakaiannya yang terkena debu. Akupun berlalu pergi masuk kedalam kelas.

Setelah mengambil hpku diatas meja, aku langsung keluar dari ruangan itu. Ketika aku berjalan sepertinya, aku menendang sesuatu.

"Hah. . . Milik siapa lagi ini?" Tanyaku kesal sambil memerhatikan dompet. Ternyata dompet ini milik wanita tadi.

"Aku akan kembalikan pada pemiliknya. Karena, kemungkinan dia bisa menuduhku." Gumamku lagi sambil berjalan mencari wanita tadi.

Setelah lama mencari, akupun merasa jenuh dan ingin beristirahat di taman kampus.

"Sepertinya aku kenal kedua wanita itu. Akupun menghampiri mereka berdua." Gumamku lalu menghampiri kedua wanita itu.

Dan benar saja dugaanku dia adalah wanita yang menabraku dan juga temannya.

"Permisi." Kataku pada dua wanita itu. "Ini cewek kok budek amat ya." Kataku lgi dalam hati karena kedua wanita itu tak menoleh kearahku.

"Mungkin ini milikmu. Tadi jatuh mungkin saat kita bertabrakan." Ucapku lagi sambil memberikan dompet itu pada wanita berkacamata dihadapanku

"lya, ini milikku. Terimakasih." Kata wania itu sambil tersenyum. Senyumnya sepertinya tak asing juga untukku seperti, telah mengenal cukup lama. Tapi dimana ya? Tanyaku dalam hati.

"Iya. Sama-sama." Kubalas senyumannya lalu pergi dari tempat itu. Sedangkan temannya itu masih saja senyam-senyum sendiri kayak orang kesambet.

Author Pov

Karena bosan dikampus, Aninda pun meraih hp yang berada di saku kiri bajuknya. Lalu mengetik nama untuk mencari kontak yang akan ia hubungi.

"Kak, Jemput Anin ya?" Pintanya pada kakaknya Farhan.

" Asalamuallaikum"

"Hehehe. . . Waalaikum salam." Jawab Aninda sambil terkekeh dan menggaruk kepalannya yang gak gatal.

"Berikan kakak salam dulu dek."

"Iya, iya maaf." Ucap Aninda meminta maaf.

"Emangnya kuliah hari ini sudah selesai?"

"Udah. Dosen kami tidak masuk."

"Ya sudah, kamu tunggu 20 menit kakak sampai. Oke.!" Kata kak Farhan semangat.

"Oke. Makasih kak." Ucapnya lalu memutuskan panggilan. Aninda menepuk jidatnya lagi, karena lupa memberi salam sebelum menutup telepon.

Aninda berfikir ada baiknya jika, ia menunggu Kak Farhan didalam perpustakaan sambil membaca buku.

❤❤❤

Rasa Yang Tak Pernah AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang