Gadis dengan lesung pipit itu memandang langit sore yang lumayan cerah dari balik jendela kacanya, matanya tak lelah memperhatikan kemana arah awan pergi berlalu. Kakinya bertumpu dengan kaki yang satunya lagi.
Kiran berbaring di kamarnya, membaca buku tentang mistery hingga suara keributan itu membuat perutnya mulas.
"Loe gak punya tanggung jawab Oran! Mana nafkah loe.. HAA!!" teriak Rona
"Denger ya, apa loe masih mau terima nafkah gue? Bukannya laki-laki yang namanya Oka itu memberi loe semuanya?" bentak Oran.Rona tak menyangka Oran yang dulu pendiam sekaligus romantis menjadi keras sekarang.
"Apaa!! Ini semua gue lakukan demi Kita"
"NGAK!! bukan Kita! Tapi elo, dengan nama ternama pula" ucap Oran dengan suara lebih tinggiKiran tak tahan dengan pertengkaran ini. Sudah seminggu lebih ia mendengarnya. Tak tahan ia keluar kamar sembari membanting pintu.
"BERISIK!! Kenapa kalian selalu aja bertengkar? Gak capek Haa"
Mata Kiran melotot pada ayah dan ibunya. Sudah tak ada lagi rasa hormat Kiran. Lelah dengan semua ini dia langsung pergi tanpa pamit.Rona kaget mendengar ucapan anak yang ia banggakan sedangkan Oran menunduk.
****
Untuk menghilangkan stress Kiran pergi ke kota. Dilihatnya toko-toko ada baju perempuan yang manis "Ah.. kaos jelek" guman Kiran, ada kaos dan..
"Apa itu" ucap Kiran memandangi sebuah buku diary yang ada di kaca toko. Kiran langsung suka dan membelinya.
Keren gak diary Kiran??
Jangan lupa vote and vommet yaa Kuyy..
Salam Tamblo
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET TERAKHIR KIRAN
RomanceTak ada hal yang harus di katakan gadis itu. Bibir yang seolah membeku membuat dia terdiam. Menatap kosong jendela rumah yang terkunci dengan besi layaknya sebuah penjara rumah. Apa dosanya. Kenapa harus seperti ini? Perjumpaannya dengan Reihan memb...