Ribut sendiri

77 8 13
                                    

Pagi hari Kiran tampak malas untuk bangun. Tubuh seolah kaku. Ia terpejam lagi.

"Meong" Suara Luk membangunkannya.
Kucing itu alarm terbaik yang pernah Kiran punya.

"Meong... " suara Luki makin keras
"Ia, 5 menit lagi Luki... Masih ngantuk!" ucap Kiran malas.

"Bangun woyy... Lu cewek tapi malesan! Mo jadi apa lu kalo udah nikah, Ntar jangan ke balik lagi. Lu yang cari kerja, suami lu yang hamil... Hahahah" mungkin itu yang akan di katakan Luki kalo saja dia bisa ngomong.

Setelah 10 menit kemudian, Kiran bangun dengan mengucek-ucek matanya. Kiran menuruni tangga.

"Papa mana?" tanyanya celingukan
"Mmmeeeooonggg..." suara Luki ikut menuruni tangga
Kiran masih bingung, kenapa ayahnya tak ada di dapur. Dia cari ke kebun belakang, tidak ada, ke kolam, tidak ada. Bahkan ke empang pun tidak ada (emang ikan?)

Lalu saat ia masuk ke ruang tamu, Kiran menemukan sebuah surat.

Dear Kiran

Ran... maaf ya, ayah nggak ngasih tahu kamu kalo ayah pergi sebentar. Nggak lama kok, cuma dua minggu.

"Ayah macam apa ini! Pergi sebentar kok dua minggu!" celetuk nya

Oh ya, di dapur udah ada sayuran buat kamu masak. Ingat jangan ke asinan lagi lho yaa... Kalo ke asinan itu berarti kamu ngebet pengen nikah! Oh, nggak sabar ayah nimang cucu deh. (^v^)
Soo..., Ati-ati dirumah sendirian ya Ran..., Eeemmmuuaacchh.

Love you
Papa

"KAMPRET!, gue nggak bisa Masak, Paaaa! Mana bisa! Ah..., Papa ngeselin!" teriak Kiran

Kiran menyobek-nyobek kertas itu, lalu menginjak-injaknya.
Matanya tertuju pada Luki. Di kejarnya kucing itu.
Si Luki tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, Luki langsung lari tanpa berhenti.

"Lukiii..., jangan lari. Gue butuh pelukan!" teriak Kiran memelas

"Ogah..., gue bakal sesek kalo lo peluk Ran!" teriak Luki kalo bisa ngomong.

Karena saking lelahnya mengejar Luki, Kiran langsung berbaring di lantai. Untungnya ini hari minggu, jadi Kiran bisa males-malesan. Biasanya Kiran hanya mandi sekali, lalu tidur lagi.

"Kenapa papa ngeselin sih, Kirankan gak bisa masak! Mana ini dua minggu lagi, bisa-bisa gue mati kelaparan" ucapnya

Terlintas di benaknya, sosok Mama yang ia sayang, selalu saja menguyur air jika Kiran belum juga bangun. Pernah suatu kali Kiran harus tidur dikursi karena kasurnya bolong.

"Ma... Kiran rindu" ucapnya

***

Selamat malam pemirsa,

Pada malam ini, sekitar pukul 21.00 sebuah mobil daihatsu terperosok masuk jurang. Di perkirakan supir mengantuk.
Dua korban tewas bernama
Oran Surya Hutama dan Rona Kurnia Sari.

Demikian sekilas info

Kiran langsung berlari ke ruang tamu, memastikan kalau ia baru saja salah dengar. Memastikan dua orang itu bukan papa dan Mamanya. Namun ternyata harapan tinggallah harapan. Air mata Kiran menetes sudah, melihat dua orang yang di sayanginya telah pergi. Ia mendekati layar televisi, berharap sekali lagi dirinya hanya bermimpi.

Namun ternyata ini bukanlah mimpi, ia pindah ke chanel yang lain ternyata beritanya sama. Mengenai mobil daihatsu yang jatuh ke jurang dan lagi-lagi Kiran masih berharap itu bukan mobilnya.

"Tok... Tok... " suara ketukan lumayan keras dari depan
"Permisi." teriak orang yang di luar.
Kiran masih diam, mendekap lututnya, tak kuasa menahan tangis bibirnya berucap lirih "Mmm aaa mmaa, pa... Ppppaa paa... Ken... ken naa paa, pergi..."

"Tok... Tok..." suara ketukan makin keras

"Spada... Halo, permisi."

"BERISIK!" teriak Kiran

"Maaf." ucap orang yang diluar, Kiran tahu suara itu, itu suara milik Reihan. Buru - buru ia berlari, membuka pintu lalu memeluk Reihan erat, cowok berbulu mata letik itu memeluk balik.

Tangis Kiran mulai pecah lagi, ia ribut sendiri, tak tahu apa yang harus dilakukan. Bingung.

SUNSET TERAKHIR KIRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang