MPA6 - Sebuah Penolakan?

5.7K 507 15
                                    

Aroma Ayam bakar madu langsung menguar saat baru keluar dari pemanggangan. Dengan muka berseri seri, Prilly mengoleskan mentega ke permukaan daging lalu menghiasnya kentang yang ia sudah flip sejajar, tomat dan daun seledri. Sederhana, namun tak ada yang akan bisa menolak kelezatan daging ayam dengan bumbu kari madu yang siap meleleh di setiap gigitannya

 Sederhana, namun tak ada yang akan bisa menolak kelezatan daging ayam dengan bumbu kari madu yang siap meleleh di setiap gigitannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prilly berdecak puas melihat hasil karyanya. Ayam bakar madu, Tenggiri panggang dengan siraman saos jamur reotaki, kepiting kuah santan lengkap dengan parutan kelapa, dan Hidangan penutup berupa muffin lengkap dengan crumblle di atasnya.

Lalu ia mulai menyusun makanan lainnya ke troli dorong untuk segera dihidangkan. Dengan bersenandung kecil, Prilly melangkahkan kaki mungilnya menuju ruang makan. Entah kenapa, siang ini Prilly sangat bersemangat. Mungkin karena ia tidak akan terlambat seperti biasanya.

"Hormat Yang Mulia, Saya datang kemari untuk mengantarkan hidangan makan siang" Ucap Prilly sambil menunduk. Setelah mendapat ijin dari Raja Venosa, ia mulai menyajikan hidangan hidangan itu.

Namun tak dapat ia hindari, sebersit rasa kecewa menghinggapi dadanya ketika tak menemukan pria bermata hitam emerald yang biasanya menatap dengan tajam itu. Kemana Pangeran? Apa ia boleh menanyakan keberadaan pangeran pada Raja Venosa?

Prilly buru buru mengenyahkan pikirannya. Betapa lancangnya ia jika bertanya terang terangan pada Raja. Prilly yakin akan ada malapetaka yang datang nantinya. Yaitu perasaan malu.

Setelah selesai, Prilly berpamit undur diri lalu kembali ke dapur istana.

***

"----tidak bisa."

"Kami mohon ampuni kami, Pangeran. Kami akan melakukan tugas kami dengan baik nantinya"

"Apa aku bisa mempercayai kalian? Setelah kalian melalaikan tugas berbulan bulan?"

"Maafkan kami Pangeran. Kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

"Baiklah akan aku maafkan, tapi aku punya satu syarat"

"Katakanlah pangeran. Kami akan melaksanakannya, apapun itu."

"Minta maaf pada Prilly"

"Dengan senang hati pangeran. Kami akan meminta maaf padanya"

"Satu lagi"

"Apa itu yang mulia pangeran?"

"Segera hubungi sanak saudara kalian untuk mempersiapkan upacara kematian. Siang ini aku ingin mengasah belatiku"

Semua juru masak langsung pucat pasi.

Prilly yang diam diam menguping percakapan itu langsung terbelalak kaget. Buru buru ia berlari masuk ke dapur.

"Yang mulia saya mohon jangan hukum mereka" ujar Prilly dengan nafas terburu buru.

My Prince AlifordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang