Kerajaan Fancala tampak mempersiapkan penyambutan besar besaran atas kedatangan sang putra mahkota yang telah kembali ke istana. Musik klasik khas kerajaan sudah bergema di seluruh penjuru istana, menuntut kita untuk ikut merasakan keantusiasan para penghuni istana untuk bertemu sang Pangeran. Di Singgasana utama, dengan gagah Raja Venosa sudah duduk di dampingi para selir dan petinggi petinggi kerajaan. Atlar ber karpet merah dengan angkuh membentang dari pangkal hingga hulu lantai istana. Para dayang juga sudah berjajar rapi mengikuti alur karpet, siap memberi hormat.
Semua dayang dayang istana seketika menahan nafasnya saat menyadari derap langkah kaki kuda yang mulai terdengar memasuki halaman istana. Satu perasatu pasukan pengawal sang pangeran memasuki pintu utama. Mulai dari pengawal biasa, hingga panglima kerajaan kepercayaan pangeran.
Dan yang ditunggu tunggu pun muncul. Pekikan histeris para dayang wanita tak dapat di tahan lagi, ketika sang Pangeran telah muncul dengan jubah kebanggaannya. Kharismanya yang berwibawa menguar dengan kuat, mengakibatkan semua mata memandangnya dengan takjub. Bahkan Raja Venosa berdecak bangga. Ia beranjak dari singgasananya dan segera menghampiri putra semata wayangnya untuk mengalungkan untaian bunga gumitir yang memang sudah di sediakan. Bersamaan dengan itu, semua orang yang berada di istana berseru dengan antusias.
"Hidup Pangeran Aliford! Hidup Pangeran Aliford!"
---
Pintu dapur istana yang berderit membuat Prilly menoleh. Di ambang pintu, terlihatlah Anney, sahabat sebayanya yang sedang menampakkan mimik khawatir.
"Ada apa Ann?" Tanya Prilly sambil melanjutkan kegiatannya menumis bumbu masakan.
"Pangeran sudah datang dan akan menikmati makan siang beberapa menit lagi. Apa kau sudah siap?"
Prilly membelalakan matanya."Apa? Pangeran sudah datang? Ah Kurasa aku akan sedikit terlambat" Ucap Prilly cemas.Anney menghela nafas melihat kepanikan sahabatnya. "Apa juru masak yang lain tidak membantumu lagi?"
Prilly menggeleng lemah. "Tidak Ann, mereka sibuk mempersiapkan hal lain"
"Sibuk merias diri maksudmu?" Tanya Anney saktrik
"Tidak.. Tidak begitu maksudku Ann. Lagipula aku sudah terbiasa mengerjakan semuanya sendiri" Balas Prilly lalu tersenyum pedih.
"Sampai kapan kau akan berdiam diri seperti ini Prilly? Kita harus melaporkan ketidak adilan ini pada baginda Raja. Aku tidak rela sahabatku dipaksa melakukan semua pekerjaan dapur seorangdiri. Mereka harus mendapatkan bagian juga. Dan kita juga harus melaporkan bahwa juru masak lainnya sering menindasmu. Pokoknya aku tidak terima! " Seru Anney sambil berkacak pinggang.
Prilly tersenyum kecil menanggapinya, lalu menuangkan masakannya pada piring perak besar milik kerajaan. "Daripada kau mengoceh tidak jelas seperti ini, lebih baik kita segera mengantarkan jamuan makan siang ke meja makan. Ayo" ajak Prilly.
Anney memutar bola matanya. "Sejak dulu kau memang keras kepala Prilly".
---
"Hei kau! Cepat panggilkan dayang bagian dapur untuk mengantarkan jamuan makan. Lihatlah pangeran sudah menunggu lama" Pekik Drisa, si kepala dayang dengan gusar kepada salah satu anak buahnya.
"Baik Ny.Drisa saya akan segera memanggilnya. Mohon pamit "
Drisa mengangkat dagunya mengisyaratkan agar anak buahnya itu cepat cepat pergi menjalankan titahnya. Namun tak lama kemudian, matanya menangkap satu orang juru masak dan satu orang berpakaian dayang sedang terburu buru mengantarkan makanan. Drisa menyernyit tak suka, melihat si juru masak. Entah karena apa.
"Anney!" Pekik Drisa membuat perempuan berpakaian dayang itu menoleh.
"Ada apa Ny.Drisa?" Tanya Anney sambil menghampiri Drisa
"Aku punya tugas untukmu"
"Baiklah Nyonya. Tapi saya akan mengantar jamuan makan ini dulu bersama Prilly" Ucap Anney sambil menunjukan meja dorongnya yang penuh dengan masakan.
Drisa menggeleng dengan cepat. "Tidak. Kau harus kerjakan ini sekarang. Berikan tugas itu semua pada Prilly. Dia pasti tidak akan kebaratan. Benarkan?" Tanya Drisa kepada Prilly
Prilly pun terpaksa mengangguk. "Tak apa Anney. Aku bisa melakukannya sendiri"
"Tapi--"
"Ayo ikut aku" Potong Drisa lalu menarik tangan Anney. Meninggalkan Prilly yang sedang menampakkan mimik khawatir.
---
Prilly melangkahkan kakinya gugup ke ruang jamuan makan. Bagi Prilly, keterlambatannya seperti ini memang sering ia lakukan mengingat semua pekerjaan yang ia kerjakan sendiri. Tapi kali ini, ia benar benar merasa bersalah karena membuat Raja dan sang Pangeran yang baru datang kemari menunggu. Ck ia tidak ingin merusak penyambutan Pangeran dengan keterlambatannya ini. Apalagi dari kabar yang Prilly dengar, sang Pangeran sungguh menjaga ketertiban juga kedisiplinan. Ia hanya bisa melafalkan doa dalam hati berkali kali, agar Pangeran tidak murka dan jangan sampai menebas kepalanya. Ya, Pangeran itu juga sangat kejam dan tak segan segan menbunuh musuhnya dengan sadis.
Setelah dibukakkan pintu oleh beberapa prajurit , dengan hati hati Prilly masuk lalu segera membungkuk hormat.
"Hormat Baginda Raja, hamba kemari mengantar jamuan makan siang" ucap Prilly sambil menundukkan kepalanya dalam dalam.
Matanya mengerjap bingung ketika tak mendapat sahutan dari Raja Venosa seperti biasanya. Apakah Raja begitu jengkel padanya? Atau mungkin Keluarga kerajaan tidak jadi melakukan jamuan makan sekarang?
Dengan penasaran, Prilly mendongkak. Beriringan dengan itu, matanya menangkap sesosok orang asing yang duduk sendirian di ujung meja, sedang menatap -dengan raut yang tak bisa diartikan- ke arahnya. Pipi Prilly bersemu merah. Ternyata tidak ada Baginda Raja disini. Dan apa itu Pangeran Aliford? Ah astaga! Prilly buru buru kembali menundukan kepalanya hormat."Maaf atas kelancangan hamba Pangeran. Hamba kemari mengantarkan jamuan makan sing"
"Ehm " dehaman dari Pangeran membuat Prilly mendongkak. Apa itu artinya pangeran telah memperbolehkannya?. Prilly meng-iyakan batinnya lalu mulai menyajikan masakannya di meja makan.
"Siapa yang menyuruhmu menyajikannya disini?" Suara dingin dan menusuk itu membuat Prilly tercekat.
"E..e apa Yang Mulia ingin menyajikannya di meja taman? Gazebo depan? Di kolam air mancur?, Atau mungkin di atap istana?" Ah apa? Prilly merutuki kalimat terkhirnya yang asal keluar dari bibirnya.
"Aku tidak akan memakan masakan dari tangan pelayan yang malas dan tidak disiplin sepertimu. Kau tahu? Kau membuang buang waktuku selama 25 menit menunggu dan 3 menit berbicara kepadamu. Jadi kembalikan semuanya ke dapur istana"
Ucapan yang terkesan datar itu membuat Prilly menganga. Pangeran ini perhitungan sekali. "Baiklah yang mulia" ucap Prilly pasrah lalu mengambil masakannya lagi. Ketika ia hendak berbalik, lagi lagi suara sang Pangeran terdengar.
"Tunggu"
Prilly segera membalikkan badanya. "Ada apa yang mulia?"
"Aku ingin nanti malam kau datang ke peraduanku"
"Hah?! Untuk Apa? " Prilly tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Ke peraduan sang pangeran? Astaga. Itu sama sekali tidak pernah terlintas di benaknya.
"Tapi yang mulia--"
"Aku tunggu nanti malam" Sela sang Pangeran lalu segera bangkit dari duduknya, melangkah ke luar.
Prilly merasakan lututnya yang melemas. Ya tuhan, ia benar benar dibuat bingung. Untuk apa Pangeran menyuruhnya datang ke peradunnya yang bersifat pribadi itu? Setahu Prilly hanya keluarga, permaisuri , selir dan orang kepercayaan Pangeran saja yang boleh masuk kesana.
---
Ini cerita pertama saya. Jadi mohin dimaklumi kalau bahasanya agak ngalur ngidul. Haha. Castingnya nanti ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Aliford
FanficKekuasaannya menjadi seorang Pangeran membuat Aliford mampu meraih apa yang ia inginkan, Termasuk menikahi Prilly. Namun kira kira apa yang menjadi alasan Aliford untuk meminang seorang juru masak seperti Prilly? Sedangkan ia sama sekali tak menci...