Scissors 4

108 10 2
                                    

"Sayang maaf ya aku telat datengnya. Kamu udah lama nunggunya?" tanya Dipta kepada Nadin

"Gak papa sayang, aku baru 5 menit disini." Nadin menjawab dengan lembut.

"Kita langsung beli tiket aja ya, sebentar lagi filmnya dimulai." ajak Dipta sembari menggandeng tangan Nadin menuju pintu masuk sebuah gedung bioskop.

"Iya sayang"

~~~

"Runa, lo yakin disini aman?" bisik Bebhita.

"Sstt! Berisik lo. Ntar kita ketahuan guru piket."

Hari Senin bagi kebanyakan orang menjadi hari yang menyebalkan, karena di hari Senin semua rutinitas kegiatan di mulai kembali. Macet, pekerjaan di kantor yang menumpuk, dan bos yang cerewet merupakan beberapa alasan orang gak suka hari Senin. Gue juga gak suka hari Senin, karena kalo hari Senin gue harus panas-panasan di lapangan sejam, dengerin amanat guru, ogah banget rasanya. Yap!! Upacara bendera, menurut gue sih kalo mau menunjukkan kita cinta tanah air gak harus dengan upacara, banyak cara lainnya. Misalnya, beli produk lokal,alasannya sih karna pasti lebih murah dan pas sama budget gue yang pas-pasan.

"Run gue gak kuat. Disini bau banget. Upacaranya udah selesai kali. Keluar aja yuk" rengek Bebhita.

"Ya namanya toilet cowok, ya gini. Kumuh. Terus lo ngapain ikut gue tadi? Mending tadi lo ikut upacara di lapangan sana dari pada ngerepotin gue." bentak gue.

Braaak...

Tiba-tiba pintu di depan gue terbuka.

"ARUNA!!! BEBHITA!! Kalian berdua ikut saya ke ruang BK"

Suara bu Peni kayak macan mau lahiran,sampe bikin telinga gue sakit. Gue dan Bebhita ketahuan.

Semua mata menatap tajam ke arah gue dan Bebhita. Kami berjalan di koridor sekolah mengikuti bu Peni menuju ruang BK. Kami layaknya pasangan mesum yang ketangkep basah di kamar kos-kosan dan bu Peni yang jadi pak RT- nya. Gue gak malu sih, soalnya banyak yang kayak gue. Sayangnya gue aja yang hari ini ketahuan. Gue dan Bebhita sampe di ruangan yang kata temen-temen gue horor.

"Kalian kenapa gak ikut upacara?"tanya bu Peni membuka sidang.

"Males bu" jawab gue sama Bebhita datar.

"Males kalian bilang!dimana ideologi dan rasa cinta tanah air kalian?upacara aja gak mau. Kalian gak inget para pejuang yang sudah mengorbankan nyawa mereka demi Indonesia."

"Iya bu tau, tapi kan cinta tanah air gak harus ikut upacara. Masih banyak cara bu." Jawab gue

"Alasan aja ya kalian. Lalu kenapa sembunyi di toilet cowok?berdua di satu toilet pula. Jangan-jangan kalian..."

"Yah bu, gimana sih? Ibu gak pernah punya sahabat kali ya, gak tau rasanya kesetiaan terhadap sahabat. Biar saya kasih tau ya,sahabat itu...Auww"

"Lo bisa diem gak, kata-kata lo barusan bakal bikin kita dimakan sama bu Peni." Bisik gue pelan setelah puas nginjak kaki Bebhita.

"Iya Run, maaf gue keceplosan"

"Lo tu ya pinter tapi kelewat dongo ya Bhi."

"Oh jadi kalian itu sahabat sejati yang rasa persahabatannya tinggi. Kalau begitu buktikan ke saya. Selama seminggu kalian harus datang lebih awal. Kalian bantu itu tukang kebun sekolah kita membersihkan seluruh toilet yang ada di sekolah ini. Seluruhnya."

Seluruhnya. Seluruhnya. Seluruhnya. Seluruhnyaaa....

Kata-kata itu terngiang-ngiang terus di kepala gue. Gue gak bisa ngebayangin, gue aja kalo sekolah datengnya telat, ini malah disuruh datang lebih awal, bersihin toilet pula. Lama-lama gue kawin beneran sama si Ucup.

~~~

"Neng Runa sama neng Bebhi ketahuan gak ikut upacara ya?" tanya bu Romlah

"Iya bu Romlah kok tau aja. Udah kayak wartawan infotaiment."

"Tadi anak-anak nge-gosip disini neng"

"Yauda bu, biarin aja. Nasi goreng spesial 2, es jeruk 1 sama es teh jumbo 1 ya bu." Gue gak peduli sama mereka yang ngomongin gue. Sekarang gue laper.

"Runa, maafin gue ya. Gara-gara gue cerewet kita jadi ketahuan,dapet hukuman juga" Bebhita memelas

"Gak papa kok Bhi, lagian gue juga yang salah. Lo yang gak pernah masuk BK jadi ikut-ikutan gue. Maafin gue juga yak"

"Hmm.. Runa, lo kok so sweet sih, makin cinta deh gue sama lo" Bebhita meluk gue

"Lo apaan sih! Alay. Ntar kita dikira lesbi beneran"

"Hehe, maaf Run. Lagian bu Peni itu biasa-bisanya curiga kayak gitu. Beneran gak pernah punya sahabat kali ya?" pikir Bebhita sambil meneguk es jeruknya.

"Bodo amat Bhi. Sekarang gue harus cari cara biar gue bisa bangun pagi. Alarm gak mempan, nyokap gue gak mungkin, Blowie apa lagi."

"Lo kalo malem tidur jam berapa sih?"

"Gue mah tidurnya pagi Bhi, insomnia gue parah abis."

"Lo dengerin lagu favorit lo aja Run. Gue kalo mau tidur gitu, jadi gue meremnya cepet, tidurnya tenang, bisa bangun pagi rasanya fresh. Soalnya kata ilmuan, musik itu mengandung...."

Gue meletakkan ujung jari telunjuk gue ke mulut Bebhita. Gue gak suka kalo dia ceramah lama-lama. Bikin gue pusing.

"Jadi, gue harus dengerin lagu kesukaan gue sebelom tidur?"

ScissorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang