Hari-hari berjalan dengan cepat dan semakin hari Ify semakin menjauhi Rio, ia harus menjaga perasaan Lala.
Shilla dan Cakka makin tak mengerti dengan keduanya. Walaupun Shilla sudah menebak hal ini akan terjadi. Tapi dia tetap diam karena tak mau memperkeruh suasana.
***
Ify kembali menjadi dingin, ia merasa harus melakukannya untuk menyembunyikan rasa sakitnya.
"Fy, lo sama Rio kenapa sih sebenarnya?" tanya Shilla pelan dan sangat hati-hati.
Ify menatap Shilla dengan pandangan yang entahlah "gue boleh curhat sama lo?"
"dengan senang hati Fy"
"nanti aja, waktu pulang sekolah. Di cafe depan ya Shil"
Shilla mengangguk dan menepuk pundak Ify, mencoba untuk menenangkan gadis itu. Shilla tau Ify pasti sedang menghadapi banyak masalah.
***
Disinilah mereka sekarang. Ify menyesap minumannya dengan santai, sedangkan Shilla masih bingung sendiri.
"jadi Iyel itu Kakak tiri gue" ucapan Ify membuat Shilla melotot "gue benci sama dia, karena dia dan Mamanya nyokap gue meninggal" Ify menghela nafas panjang "ia ngebuat gue sama Kakak gue tersingkirkan, dia selalu jadi kebanggaan Papa dan gue benci itu"
Shilla menggenggam tangan Ify mencoba menyalurkan kekuatannya "gue gak tau harus bilang apa sama lo Fy, tapi lo cewek kuat"
"dan soal Rio...entah dari kapan, gue suka sama dia tapi....pacar Rio sekarang itu, sepupu gue"
Shilla terkejut mendengarnya "lo suka Rio? Lala sepupu lo?" mata Shilla berkaca-kaca "Fy, kalo gue jadi lo, mungkin gue bakal..ah gue gak tau Fy, harus ngomong apa"
"dengan lo dengarin gue ngomong aja gue udah senang Shil, tapi gue mohon, lo jangan bilang ini sama siapapun"
"pasti Fy"
***
Rumah ini dalam keadaan hening, Ify yang baru pulang pun mendengar isak tangis seorang perempuan yang tak lain adalah ibu tirinya. Sebagian hati Ify ingin sekali mendekatinya, namun sebagian lain merasa tak mau, karena itu bukan urusannya.
Sepertinya, ego Ify lebih besar, ia pun memasuki kamarnya dan membanting keras pintu itu. Ia tak tau apalagi yang terjadi dirumahnya ini.
Malam ini suasana terasa sangat hening dan makan malam berlangsung sangat kaku. Iyel terlebih dahulu menyelesaikan acara makannya dan langsung masuk kekamarnya.
Ify mengelap mulutnya dengan tissue, ia sudah selesai makan, baru saja ingin beranjak, suara Papa nya menahan.
"Papa mau bicara denganmu Ify" setelah mengatakan itu Ify dan Papa nya menuju ruang keluarga.
"ada apa?" tanya Ify tanpa basa-basi.
"Iyel sakit" dua kata itu terasa berat sekali bagi Hanafi, sedangkan Ify masih bingung harus berekspresi apa.
"terus?"
"apa kamu tidak punya perasaan? Cobalah untuk berbaik hati padanya Fy"
"cih! Sepertinya Papa sangat sayang padanya" Ify meninggalkan Hanafi yang tegang diakhir kalimat anaknya itu. Ify kecewa padanya, itulah yang ia tangkap.
***
"jadi kenapa?" tanya Cakka yang malam ini menginap dirumah Rio.
"kenapa apanya?" tanya Rio balik pura-pura tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema [✔️]
FanfictionMasa lalu yang membuat pria tampan ini ingin memperbaiki semuanya. Namun ternyata ia salah, gadis yang selama ini berada disampingnya, bukanlah gadis dari masa lalunya. Apakah yang akan pria ini lakukan?? Berpura-pura tetap mencintai gadis yang sela...