Dilema Part 20 : Terima Kasih (Ending)

1.6K 105 19
                                    

Ify menghampiri Rio yang berdiri menghadap pantai, pria itu tampak tampan kalau sedang begini. Ify memeluk Rio dari belakang. "makasih ya Yo, udah mau nurutin permintaan gue"

Rio tentu saja kaget dengan perlakuan Ify, namun pria itu enggan untuk melepaskannya "apapun yang lo minta, gue bakal lakuin selagi itu bisa"

Rio berbalik menghadap Ify dan memegang bahu gadis itu "lo aneh, ada apa?"

Ify tersenyum dan menggeleng, ia kembali menatap Rio "gue sayang sama lo Yo. Lebih dari teman"

Rio tersenyum "gue tau..."

"tapi gue gak mau kita lebih dari ini Yo, gue...nyaman kayak gini sama lo"

"ya, apapun kemauan lo, gue bakal turutin Fy" Rio menarik Ify kedalam pelukannya. Ify memeluk Rio sekuat yang ia bisa. Ia merasa sangat nyaman dengan keadaan seperti ini.

Rio mengecup puncak kepala Ify terus menerus. Ia tau kalau ada yang tak beres dengan gadis ini. "gue sayang sama lo Fy, bahkan cinta. Kalo ada sesuatu sama lo, kasih tau gue ya" terasa anggukkan dari Ify dibahunya.

Ify melepaskan pelukan itu dan tersenyum menatap Rio "kalo gue minta lo cium gue, apa lo mau?"

Rio menyerngit, ia mengusap pelan pipi gadis itu "apa itu buat lo bahagia?"

"tentu saja" Rio perlahan menarik tengkuk Ify mendekat kearahnya. Mereka berdua sama-sama telah memejamkan mata. Deru nafas keduanya saling tak beraturan. Dan penyatuan itu tak dapat dielakkan. Ada berbagai macam rasa didalamnya. Senang, sedih, terluka dan lainnya. Rio dapat merasakan itu. Bibirnya terasa basah oleh airmata Ify, tapi ia tetap melanjutkan ciumannya, sampai Ify sendiri yang melepaskannya.

"lo senang?" tanya Rio, tangannya mengusap airmata yang kembali jatuh dari mata Ify.

"iya, makasih Yo" jawab Ify serak. Ia kembali memeluk Rio sekuat yang ia bisa. Selama yang ia mampu untuk melepaskan semua rasa dalam benaknya.

***

Shilla hanya bisa diam dan menunduk, jujur ia tak tau kalau Iyel sudah sadar. Dan saat ini Iyel menatapnya lekat.

"kenapa Shil?" Iyel terkekeh membuat Shilla menatapnya "gue gak gigit kok, kenapa lo kayak takut banget sama gue?"

"ah gue Cuma takut ganggu lo Kak, gue balik aja ya?" Shilla berdiri dari duduknya namun tangannya ditahan oleh Iyel.

"siapa bilang lo ganggu? Enggak kok" Shilla kembali duduk. Seakan tersadar ia menatap Iyel membuat pria itu menyerngit "eh..kotak yang ada disitu, udah Kakak buka? Itu dari Kak Prissy, dia nitip ke gue waktu itu"

Iyel mengangguk dan tersenyum "makasih ya" ucapan Iyel membuat Shilla menyerngit "itu kan dari Kak Prissy, kenapa Kakak malah bilang makasih ke gue"

Iyel tertawa melihat ekspresi Shilla yang...menggemaskan "maksud gue makasih karena lo udah ngasih ke gue, gitu."

"tapi kan tetap aja itu dari Kak Prissy"

"iya gue tau, udah ah, gak penting banget. Cuma karena makasih pula" Shilla tertawa dan keduanya mulai berbaur, rasa canggung yang sempat melanda. Kini perlahan-lahan hilang.

***

"balik yuk Fy, ini udah makin malem, makin dingin" Rio menyampirkan jaketnya dipundak Ify.

"sebentar lagi"

"aish, lo dari tadi ngomong bentar lagi mulu, tapi gak juga. Ayok ah sekarang, atau gue tinggal ya"

Dilema [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang