Pagi telah datang, dan pagi inilah yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Sindhunata. Saat ini, Hanafi dan Maya sedang berada diruangan Dokter.
"jadi, siapa orang yang menyumbangkan satu ginjalnya kepada anak kami Dok?"
Dokter tersebut menghela nafas panjang "dia tak mau menyebutkan identitasnya Tuan"
"bagaimana kami akan membalas kebaikannya?"
"saya akan mengabari kalian nanti"
***
Shilla duduk gelisah disamping Cakka. Pria itu baru saja menjemputnya untuk kesekolah. Cakka menoleh kearah Shilla sesekali.
"kenapa lo? Bisulan?" tanya Cakka kemudian pria itu terkekeh melihat ekspresi Shilla yang menurutnya lucu.
"gak lucu tau, ngapain lo ketawa?" sebal Shilla, gadis itu mengerucutkan bibirnya. Dan tangannya yang bebas menyubit tangan kiri Cakka membuat pria itu mengaduh.
"lo brutal banget sih. Sakit tau gak" Cakka mengelus lengannya yang baru saja dicubit Shilla. Dan gantian, kini Shilla yang terkekeh.
"makanya, emang enak" Shilla menjulurkan lidahnya. Cakka yang melihatnya hanya bisa mendengus.
"lo kenapa sih?" tanya Cakka akhirnya karena ia tau, ada sesuatu yang tak beres dari gadis itu.
"lah, emangnya gue kenapa?" tanya Shilla balik, seolah pertanyaan itu, adalah pertanyaan yang paling aneh sedunia.
"udahlah Shil, gue kenal lo tuh gak sehari dua hari, tapi hampir seumur hidup lo. Jadi gue tau kalo lo lagi bohong sama gue. Jujur aja kenapa sih"
"gue...takut Cak" dan mengalirlah cerita Shilla tentang Iyel. Ia merasa ada yang akan terjadi setelah ini.
Shilla menghembuskan nafas panjang setelah ia bercerita pada Cakka. Dan pria itu hanya diam sekarang.
"tuh kan, lo malah diam"
Cakka meminggirkan mobilnya. Ia duduk menghadap Shilla dan menatap tajam gadis itu "lo bego?! Udah tau hari ini dia mau operasi, lo malah sekolah?! Jangan mikirin status Shil! Anggap aja lo liat dia karena dia Kakak Ify. Udah kan? Selesai"
Shilla menunduk, ia tak pernah melihat Cakka semarah ini. Pria itu adalah pria yang selalu membelanya. Tapi saat ini...ah entahlah.
"gue takut Cak, gue takut kalo gue datang, dia gak nganggap gue...di..dia..."
"peduli setan dengan itu Shil! Sekarang terserah lo, ini pilihan lo. Kalo seandainya dia gak selamat...lo adalah manusia yang paling menyesal"
Shilla menatap kaget kearah Cakka. "lo kok ngomong gitu! Anterin gue kerumah sakit sekarang Cak!" dan Cakka akhirnya berhasil membujuk gadis itu. Walau dengan cara yang agak..ekstrem.
***
Dino sudah berdiri tampan didepan rumahnya. Membuat Lala kaget setengah mati. Setelah malam tadi dihabiskan Lala untuk mencurahkan isi hatinya pada pria itu, dan lihatlah sekarang. Pria ini sudah ngelunjak rupanya.
"ngapain lo disini?!" suara cempreng plus ketus milik Lala ini membuat Dino mendengus. Ia kira, gadis ini sudah berubah.
"jemput lo lah, lo pikir gue kesini mau jemput nenek lo?" balas Dino ketus juga. Lala mendelik mendengarnya.
"gue kan gak minta jemput lo!" Lala melipat tangannya didepan dada "lagian gue gak sekolah hari ini"
Dino mendengus lagi "gue gak bego ya! Lo aja pake seragam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema [✔️]
FanfictionMasa lalu yang membuat pria tampan ini ingin memperbaiki semuanya. Namun ternyata ia salah, gadis yang selama ini berada disampingnya, bukanlah gadis dari masa lalunya. Apakah yang akan pria ini lakukan?? Berpura-pura tetap mencintai gadis yang sela...