Kesalahpahaman konyol.

424 38 3
                                    

Hari yang cukup sibuk untuk Chang Min. Setelah menghitung setoran yang diberikan para pengantar susu dan juga staf lapangan, kini saat baginya untuk melaporkan laporan pemasukan pada sang atasan. Permasalahannya, saat ia berniat ke ruangan Bos, Jae Joong menghalangi jalannya sambil menebar ekspresi mencurigakan.

Menuruti otak pintarnya yang daya pikirnya tidak pernah salah, Jae Joong pasti memiliki maksud tersembunyi menemuinya. Terlebih pada jam kerja seperti sekarang ini.

"Chang Min-ah, kau masih ingat dengan Jung Yun Ho?"

Bagaimana tidak ingat jika Jae Joong selalu menyebut nama itu setiap kali ada kesempatan. "Ada apa dengannya," tanya Chang Min ambigu. Antara berbaik hati menanggapi keantusiasan Jae Joong dan juga malas.

"Aku memutuskan untuk mendekatinya."

Chang Min tersenyum sinis. "Berita yang cukup baik untuk hari ini. Ada lagi?" tanyanya menunjukkan laporan keuangan pada Jae Joong. "Aku sedang buru-buru."

"Kau ini memang tidak peka," ungkap Jae Joong dengan jujur. "Pinjami aku uang! Aku perlu uang untuk berpura-pura menjadi pelanggannya, 'kan?"

"Jika aku punya akan kuberikan, Hyung."

"Maksudku, aku ingin meminjam uang perusahaan. Kalau sudah gajian akan kukembalikan." Jae Joong memasang wajah memelas yang selalu berhasil meruntuhkan pertahanan lawan. "Ayolah, Min-ah! Kau tidak tahu bagaimana tersiksanya orang yang jatuh cinta, sih! Sangat menggelisahkan."

Chang Min sedikit tersinggung dengan ultimatum yang dikelurkan Jae Joong. Banyak orang menyebutnya playboy karena sering berganti-ganti pasangan setiap bulan. Sudah barang pasti ia sering merasakan apa yang dinamakan jatuh cinta. Namun sejauh yang bisa ia ingat, ketika jatuh cinta ia tidak berlebihan seperti Jae Joong. Itulah yang membedakan dirinya dan sahabatnya itu.

"Aku akan bicarakan pada Bos setelah ini." Chang Min memilih mengalah dan berniat pergi, tapi tangan Jae Joong lebih dulu menghentikannya. "Ada apa lagi?" tanyanya sedikit risih bahunya diremas kuat oleh Jae Joong.

"Atas namamu, ya!" pinta Jae Joong mulai tidak tahu diri.

"Lagi?"

"Hehe. Pinjamanku pada perusahaan sudah terlalu banyak bulan ini."

Penyesalan mulai merasuk ke benak Chang Min karena memiliki sahabat macam Jae Joong yang lebih banyak merugikan ketimbang menguntungkan. Lain kali mungkin ia harus membawa Jae Joong ke pasar hewan dan menukarnya dengan kucing yang lucu.

"Akan kuusahakan," jawab Chang Min pasrah.

.

.

"Hyung, bukankah dia pelanggan pertama kita?"

Berbekal informasi dari Ryeo Wook, Yun Ho mencuri lihat ke arah pintu. Tampak Jae Joong melangkah mendekatinya dengan wajah berseri yang tidak mampu diartikan. Bahkan Yun Ho yakin Jae Joong memakai pewarna pipi sebelum mendatangi tokonya. Pria pesolek, pikirnya geli.

"Aku ke belakang dulu, Hyung," izin Ryeo Wook, memilih undur diri untuk kembali ke area kerjanya. Menyisakan Yun Ho dan Jae Joong yang saling melempar senyum dengan gelagat malu-malu.

"Kita bertemu lagi," ucap Jae Joong basa-basi. "Bagaimana tokomu? Ramai pengunjung?"

"Lumayan." Yun Ho mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang yang dimungkinkan datang bersama Jae Joong. "Kau sendirian?"

"Ya."

"Chang Min tidak ikut?"

Pertanyaan Yun Ho membuat wajah Jae Joong berubah tidak semangat. Perasaannya sebelum ini benar. Yun Ho pasti memiliki kesan baik saat bertemu Chang Min tempo hari. Menurutnya sendiri, ia lebih menarik dari Chang Min. Dilihat dari segi mana pun, ia lebih manis dan lebih ramah ketimbang Chang Min. Mungkin di lain kesempatan ia tidak akan lagi membawa Chang Min meski terpaksa sekali pun.

ONE AND ONLY ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang