Haruskah berakhir?

664 44 17
                                    

Malam mulai beranjak pagi. Yun Ho masih termangu di kursi santai pinggir kolam renang dengan perasaan campur aduk, antara terluka, kecewa, sedih dan juga marah. Perasaan tersebut muncul bukan tanpa alasan. Chang Min adalah penyebab sekaligus orang yang patut dimintai pertanggungjawaban.

Tak pernah Yun Ho menyangka akan mengalami keputusasaan hanya karena seorang Shim Chang Min. Kenyataan bila Chang Min sudah memiliki kekasih dan kekasihnya tersebut adalah seorang pria, benar-benar mengejutkan Yun Ho. Kebohongan Jae Joong pun menjadi tanda tanya besar. Chang Min seorang penyuka sesama jenis, sama sepertinya. Namun dulu, mengapa Jae Joong justru mengatakan sebaliknya?

"Kau belum tidur?" Ji Hye datang membawa selimut tebal berwarna hijau dan memberikannya pada Yun Ho. "Pasti kau sangat terkejut, 'kan?"

"Begitulah."

Yun Ho memakai selimut pemberian Ji Hye untuk menghalau udara malam. Matanya menatap tajam Ji Hye yang berdiri sambil berkacak pinggang di hadapannya. Ia membutuhkan seseorang untuk menemaninya di saat-saat terburuk seperti yang terjadi saat ini.

Sejak pulang dari rumah Chang Min beberapa jam yang lalu, mereka memilih diam dan menyimpan segala prasangka untuk diri mereka sendiri. Mereka masih sangat terkejut dengan pengakuan Chang Min. Menenangkan diri adalah pilihan terbaik dari yang terbaik.

Dalam hal ini, sebenarnya yang paling terpukul adalah Yun Ho. Namun tak dapat dipungkiri Ji Hye pun merasakan hal yang sama dikarenakan harapan untuk menjadikan Chang Min sebagai kakak iparnya, perlahan tapi pasti mulai pupus. Harapan itu mulai memudar seiring pikirnya membayangkan bagaimana bahagianya Chang Min merajut asa dengan kekasih prianya tersebut. Ji Hye sendiri tak ingin menyerah begitu saja sebelum berjuang. Sisa-sisa harapan tersebut masih ada dalam dirinya.

"Duduklah!"

Ji Hye menggeleng. "Aku lapar, mau makan. Setelah itu aku juga mau pergi tidur. Kebetulan nanti aku ada kuliah pagi dari dosen yang paling kubenci. Aku tak mau terlibat masalah kali ini," tolaknya secara halus.

Sedikit kecewa, Yun Ho akhirnya harus ikhlas meratapi nasibnya seorang diri. Pandangannya kembali menjelajah ke permukaan air kolam yang memantulkan cahaya dari Sang bulan. Ji Hye menghela napas panjang mendapati kemurungan Kakaknya tersebut.

"Oppa, sebaiknya kau tidur. Jangan terlalu dipikirkan."

"Aku sudah mencoba untuk tidur, tapi tak berhasil," sahutnya, mengalihkan perhatiannya pada Ji Hye. "Apa aku terlihat idiot?"

Berpikir sebentar, Ji Hye pun menggeleng lemah. "Tidak," jawabnya yakin.

"Bodoh?"

"Tidak."

"Menyedihkan?"

Ji Hye tersenyum geli. "Kau terlihat lebih manusiawi sekarang, Oppa."

"Lebih menusiawi?" Yun Ho tak mengerti.

"Ya, karena sekarang kau sudah bisa merasakan apa itu cinta dan sakit karenanya. Itu sangat melegakan untukku."

"Kau berkata seolah aku ini hanya seonggok daging yang tak mempunyai hati dan perasaan." Yun Ho terkekeh. "Aku akan jujur tentang sesuatu padamu. Saat tahu Chang Min sudah memiliki kekasih, aku merasa sangat marah. Rasanya aku ingin memiliki Chang Min untuk diriku sendiri. Terdengar aneh memang, tapi aku ingin sekali menghajar Chang Min seakan-akan Chang Min sudah mengkhianatiku sebagai kekasihnya."

"Jadi sekarang kau sudah sadar dengan perasaanmu?"

Yun Ho berpikir sejenak. "Kurasa begitu," jawabnya santai. "Hanya dengan memikirkan kalau aku tak mempunyai hak apa pun untuk mengatur hidup Chang Min, itu sudah membuatku gila."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONE AND ONLY ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang