Ketakutan akan hubungan yang rumit.

334 28 0
                                    

Jae Joong mengernyitkan dahi;bingung. Keadaan toko milik Yun Ho sangat sepi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Tidak ada Yun Ho, Ryeo Wook, atau satu pun pelanggan yang nampak. Jam lima sore tentu bukan waktu yang tepat untuk menutup toko.

Berbekal rasa penasarannya, Jae Joong berniat memeriksa ruangan lain yang ada di dalam toko. Secara kebetulan Yun Ho muncul dari ruangan dalam sambil membawa secangkir minuman yang masih memamerkan uap panasnya. Yun Ho tampak tidak terkejut dengan kemunculan Jae Joong yang sangat tiba-tiba di tokonya. Sudah menjadi hal yang lumrah.

"Kau baru pulang?" tanya Yun Ho basa basi.

"Iya." Jae Joong kembali mengedarkan pandangannya. "Kau sudah menutup toko?"

"Iya. Kebetulan nanti malam aku ada janji makan malam dengan keluarga besarku. Terpaksa aku menutup toko lebih awal. Lagi pula banyak kue yang sudah habis terjual."

Jae Joong mengangguk paham. "Padahal aku datang ingin membantu," selorohnya seolah kecewa.

"Kalau begitu, kau bisa membantuku menutup toko karena Ryeo Wook dan Ji Hye sudah pulang duluan."

"Ji Hye?" Jae Joong merasa asing dengan nama tersebut. Seingatnya, orang yang bekerja di toko Yun Ho hanya Ryeo Wook. "Siapa Ji Hye?" lanjutnya bertanya.

"Adikku. Dia sering membantu di sini. Kebetulan akhir-akhir ini dia sibuk mengurus skripsi, jadi kau belum sempat berkenalan dengannya. Lain kali mungkin aku akan memperkenalkan kalian secara formal." Yun Ho mengangkat cangkir minuman yang dipegangnya. "Mau minum?"

"Tidak, terima kasih."

"Padahal teh buatanku rasanya lumayan," ujarnya memuji diri sendiri, lalu tertawa malu. "Ayo kita duduk!"

Yun Ho dan Jae Joong pun berjalan beriringan untuk sampai ke meja pelanggan yang ada di dekat pintu masuk. Setelahnya mereka mendudukkan diri berhadap-hadapan. Jae Joong meletakkan tas selempangnya di bangku kosong yang ada di samping tempat duduknya sebelum mengutarakan niatnya datang sore itu.

"Yun Ho-Ssi, boleh aku bertanya sesuatu?"

Perasaan tidak enak lantas menghinggapi benak Yun Ho. Mungkin pertanyaan yang akan disampaikan Jae Joong ada sangkut pautnya dengan insiden yang terjadi antara dirinya dan Chang Min. Walau mustahil Jae Joong akan mempertanyakannya, entah mengapa Yun Ho justru mempunyai keyakinan yang cukup besar akan hal tersebut.

"Kenapa kau tidak menjawab? Apa aku tidak boleh bertanya?"

Yun Ho terdiam sejenak sebelum menjawab, "Asal kau tidak mempertanyakan umurku yang sudah tidak muda ini lagi, dengan senang hati aku akan menjawabnya."

Lelucon Yun Ho cukup berhasil memancing seulas senyum di bibir Jae Joong. "Meski begitu, kau terlihat masih sangat tampan, Yun Ho-Ssi."

"Terima kasih. Kau juga tampan."

"Ah! Kenapa kita saling menggombal seperti ini?" ujar Jae Joong seraya menangkup kedua pipinya yang mulai memanas karena salah tingkah mendengar pujian Yun Ho. "Lupakan! Kembali ke permasalahan awal! Aku ingin bertanya sesuatu."

"Tanyakan saja!"

"Kuharap kau tidak marah."

"Kuharap tidak."

"Aku serius."

Yun Ho tertawa pelan. "Baiklah, aku juga mulai serius. Memang kau ingin tanya apa?"

"Apa kau sudah punya kekasih?"

"Ke-kekasih?" Yun Ho tergagap.

"Ya, kekasih."

Yun Ho berpikir sejenak. Sebenarnya tidak sulit menjawab pertanyaan tersebut. Sejak ia mampu makan menggunakan kedua tangannya sendiri, tidak pernah sekali pun ia terjebak dalam hubungan yang cukup serius bersama seseorang. Mungkin benar ia pernah mencinta. Namun sikap pengecut yang mendarahdaging dalam dirinya membawanya sebagai pihak pemberi yang tidak mengharap imbalan akan perasaannya. Baginya, mencintai seseorang merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan. Sebagai umat yang taat, ia tidak ingin terlalu rakus dengan meminta perasaannya terbalaskan.

ONE AND ONLY ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang