PART 3

7 0 0
                                    

Rury sedang asik mendengarkan musik sambil menutup matanya. Rury sangat menikmati alunan musik tersebut dengan tenang. Sampai-sampai seseorang merusak ketenangan Rury.

" Ry.... Ruryyyyyyyyyyy....", teriak Tasya seraya mencopot headset yang terpasang dikedua telinga Rury. Dengan kesal Rury mau tak mau harus menatap Tasya.

" Ada apa sih Sya? Heboh banget deh", Kata Rury.

" Cepetan deh, kamu harus pilih lintas minat sekarang. Nanti gak kebagian lho?", kata Tasya.

" Aku udah pilih kok", kata Rury.

" Ihhh kenapa gak bilang? Terus-terus kamu pilih apa?", tanya Tasya.

Orang kamu gak nanya sih. Tiba-tiba dateng langsung heboh. Batin Rury.

" Fisika, Kimia", balas Rury.

" whatttttt? Fisika? Kimia. kamu gak gilakan?", tanya Tasya lagi.

" Enggaklah. Aku waras kali", balas Rury.

" Kenapa pilih itu?" tanya Tasya lagi dan lagi.

" Aku sebenernya kepingin jurusan Mipa. Tapi apa daya nem aku tuh kurang. Jadilah aku pilih ips aja" kata Rury.

" Kenapa gak pilih sekolah 84 aja sih. Pasti kamu masuk deh?", kata Tasya.

Gilee aja. Ada Mifta disana. Nanti gue susah move on. Gak mau denger dia keduakalinya eh ketigalinya pacaran ding. Batin Rury.

" Gak apa-apa kok sya. Akukan pengen kuliah Akuntasi/Manajemen. Jadi gak papalh aku gak dapet Mipa. Lagi pula aku ambil Ips nanti masih nyambung juga kan sama jurusan kuliah", kata Rury. Tasya hanya termangut-mangut tanda mengerti.

Shoot....

Masuk...

Saat ini Rio dan Dafi sedang bermain bola basket. Iseng-iseng aja sih. Soalnya gak tau lagi sehabis istirahat mau melakukan apa. Jadi mereka memutuskan untuk main basket.

" Lu kenal deket sama sih Rury yo?", tanya Dafi sambil mendrible bola basketnya.

" Gak deket juga sih. Baru kenal pas gue panggil waktu itu gegara dia sibuk main hape", kata Rio sambil melihat Dafa yang mendribble bola basket.

" Lu suka dia?", tanyanya.

Shoot...

Gagal...

Dafi pun menyingkir dirinya ke pinggir lapangan untuk mengisi tenggorokannya yang kering dan diikuti oleh Rio juga. Rio memandangi Dafi dengan tatapan ah sulit diartikan. Mungkin seperti tatapan penuh kecurigaan. Dafi yang merasa risih ditatap seperti itu menatap Rio balik.

" Apa?", tanya Dafi.

" Lo belum jawab pertanyaan gue man", balas Rio.

" Yang mana? Gue lupa", kata Dafi cuek lalu mengambil handuk dan air minumnya. Setelah itu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Rio sendiri.

Jelas-jelas lu tertarik gitu sama Rury, fi. Aaa... akhirnya es kutub utara mulai mencair. Eh bakal kiamat dong? Engak enggak deng. Mending dingin aja. Gue ngomong apa dehh. Batin Rio.

KRINGGGGG.... bel pulang berbunyi. Anak-anak langsung teriak heboh. Akhirnya pelajaran guru kiler selesai juga. Bosen plus pusing juga harus dihadapakan sama pelajaran geografi. Tapi walau begitu geografi menurut anak ips itu.....

Langit, planet, dan lapisan-lapisan bumi aja dipelajari. Apalagi perasaan dan isi hati kamu. Wkwk

Garing ya garing? Huhu oke ini hanya untuk perantaraan aja biar pada gak bosen. Eh ini apa deh. Back to topic guyss..

my storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang